Tak hanya industri fashion yang mengenal tren, di era media sosial seperti sekarang ini, segala sesuatu bisa memiliki trennya masing-masing. Industri kuliner pun nggak jauh berbeda. Saat ini banyak bermunculan gerai yang menawarkan jenis-jenis minuman trendi dengan varian rasa kekinian.
Buat anak zaman sekarang yang sering nongkrong di kafe, pasti sudah familier dengan minuman-minuman seperti matcha latte atau red velvet latte. Apalagi buat mereka yang nggak suka kopi, latte-latte manis berwarna cerah ini sering kali jadi pilihan. Bukan cuma matcha atau red velvet, tren rasa “kekinian” tuh tampaknya bertambah semakin banyak saja tiap tahunnya. Dari charcoal alias arang yang banyak ditemui di berbagai makanan dan minuman, sampai menu favorit di gerai bubble tea seperti taro.
Varian rasa ini begitu populer lho saat ini, mulai dari susu, minuman kemasan, bahkan minuman seduh sasetan yang 1000-an pun ada varian rasa kekiniannya. Jadi, nggak cuma minuman ala cafe atau yang semacam pakai boba-boba doang yang mengandung varian rasa kekinian. Tapi, apakah kalian tahu dari mana asal varian rasa tersebut? Kalau rasa mangga yaaa pasti semua sudah tahu dari buah mangga. Nah, kalau taro? Bubble gum? Berasal dari apa, yakkk? Saya akan mencoba merangkumnya di sini berdasarkan hasil kekepoan saya. Hehehe.
#1 Taro
Tak sedikit orang mengira taro berasal dari ubi ungu, padahal varian rasa berwarna ungu ini terbuat dari talas. Saya pun beranggapan demikian sampai keukeuh terhadap teman dengan pendapat saya. Hingga suatu ketika search di gugel, eh ternyata benar. Saya mengaku salah, deh. Wqwqwq.
Walau masih dalam satu keluarga umbi-umbian, sebenarnya ubi ungu dan talas adalah dua jenis tumbuhan yang berbeda. Talas atau taro ini memiliki banyak jenis, di antaranya talas pandan, talas ketan, talas banteng, dan masih banyak lagi. Talas pandan merupakan jenis talas yang biasa digunakan sebagai salah satu campuran makanan, khususnya untuk minuman. Talas pandan berwarna ungu dan memiliki aroma seperti daun pandan.
Bagi yang belum tahu, taro biasanya memiliki rasa manis dan sedikit rasa kacang. Selain rasanya yang unik, nutrisi yang terkandung pada taro juga lebih tinggi dibandingkan kentang dan ubi, lho. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, taro sudah menjadi salah satu varian rasa yang populer di dunia kuliner karena warna ungu dan rasa manisnya.
#2 Bubble gum
Bubble gum ini memiliki rasa seperti sensasi makan permen. Rasa yang sangat manis dan segar. Sama seperti rasa-rasa sebelumnya, rasa bubble gum atau permen karet dalam minuman atau es krim sepertinya memang sulit dijelaskan. Rasanya yang jelas manis dan sedikit artificial. Tapi, kenapa sampai disebut rasa permen karet ya, mengingat permen karet itu banyak merek dan varian rasanya.
Usut punya usut, ternyata rasa bubble gum yang ada di es krim-es krim itu juga nggak ada standar pakemnya. Kebanyakan rasanya cenderung fruity. Dilansir dari laman Spoonuniversity, salah satu bos perusahaan permen Knechtel mendeskripsikan resep rasa bubble gumnya sebagai campuran dari perisa buatan strawberry-pisang-punch.
#3 Matcha
Matcha adalah salah satu jenis minuman teh yang memiliki warna hijau pekat. Matcha dikenal sebagai minuman dengan aroma teh yang intens serta rasa yang manis.
Beberapa tahun silam, segala sesuatu yang terbuat dari matcha mendadak populer dan digemari. Eksistensinya meroket berkat rasanya yang unik. Dari situ mulai banyak restoran atau kafe yang menggunakan matcha sebagai bahan campuran pembuatan minuman. Di pasar swalayan pun, berbagai minuman serbuk seperti matcha latte sudah bersandingan dengan kopi sebagai pilihan minuman instan. Rasa yang terdapat pada makanan dan minuman varian matcha kerap kali terasa manis. Berkat hal-hal tersebut, matcha pun digilai banyak orang, terutama kalangan muda.
#4 Red velvet
Kita nggak akan sulit menemukan aneka dessert dengan varian rasa yang satu ini. Biasanya red velvet dijadikan sebagai kue, namun kini juga telah banyak bermunculan dessert lain. Mulai dari puding, cupcake, waffle, macaron, hingga fudge.
Tekstur dari red velvet memang benar-benar seperti cokelat dengan sensasi lembut serta rasa manis. Jadi, red velvet dipercaya sudah ada sejak tahun 1800-an. Sesuai namanya, rasa dengan warna khas merah mahoni ini diciptakan dari berbagai bahan. Bahan-bahan tersebut antara lain buttermilk, kakao, kopi, cuka, dan pewarna makanan merah, lhooo.
#5 Charcoal
Kita pasti sering melihat makanan kekinian yang disajikan dengan warna hitam. Sebut saja roti, burger, es krim, bahkan nasi, semua bisa dibuat menjadi hitam. Pernahkah kita bertanya-tanya, dari manakah asal warna hitam tersebut? Dulu sih warna hitam makanan biasanya menggunakan tinta cumi. Akan tetapi, baru-baru ini sedang tren menggunakan charcoal atau yang lebih dikenal dengan arang aktif ini merupakan karbon atau zat arang yang dihasilkan dari bahan-bahan alami. Tapi jangan samakan dengan arang yang digunakan untuk membuat bara api ya karena dalam pembuatan makanan, arang yang dipakai adalah arang bambu alias bamboo charcoal yang biasanya tersedia dalam bentuk pil atau bubuk.
Meskipun tampilan hitam pekat yang diberikan arang bambu ini unik dan sedikit mengerikan, namun zat ini aman untuk dikonsumsi. Pasalnya, arang jenis ini zat karbonnya sudah melalui tahap proses pemurnian, sehingga nggak mengandung zat kimia lain.
Penggunaan charcoal sebagai bahan pewarna makanan berasal dari Jepang. Gerai-gerai burger di Jepang menggunakan charcoal untuk membuat burger hitam. Tren tersebut kemudian merambah hingga ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tak hanya burger, kini sudah banyak makanan yang menggunakan bahan dasar charcoal. Kita bisa menikmati roti, pizza, yogurt, dan variasi makanan hitam lainnya.
Nah, dari variasi rasa di atas, kalian sudah pada cobain belum? Unik dan kreatif memang industri food and drink saat ini. So, apa rasa favorit kalian, Mylov? Hihihi~
BACA JUGA Rahasia di Balik Kata ‘Rasa’ dalam Makanan dan Minuman Kemasan dan tulisan Lilih Siti Nurhasanah lainnya.