• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengidentifikasi Orang Berdasarkan Gaya Duduknya

M Faizi oleh M Faizi
8 Oktober 2019
A A
gaya duduk

gaya duduk

Share on FacebookShare on Twitter

Kita punya banyak kosakata yang berhubungan dengan duduk dan cara duduk. Di antara yang saya tahu adalah bersila, bersimpuh, bertimpuh, bertinggung, berjuntai, dll. Gaya-gaya duduk ini pun bergantung kepada orang dan situasinya. Adanya berbagai macam kosakata yang mengacu kepada duduk dan gaya-gayanya ini—sedikitnya—menunjukkan betapa santainya orang Indonesia.

  • Duduk bersila: duduk yang umum bagi lelaki, seperti ketika sedang makan lalapan di saung Kabayan yang tempat duduknya gaya lesehan.
  • Duduk bersimpuh: duduk saat menghadap sultan, kiai, atau calon mertua (duduk seperti tahiyat pertama saat shalat, biasanya untuk laki-laki sebagai variasi karena kram kalau bersila terlalu lama).
  • Duduk bertimpuh: duduknya perempuan kebanyakan (seperti tahiyat kedua; tubuh ditopang oleh tangan kiri).
  • Duduk bertinggung: duduk dengan lutut diangkat, seperti duduknya orang yang baru terjatuh dari sepeda motor dan napasnya masih naik-turun.
  • Duduk berjuntai: duduk dengan kaki menggelantung, seperti duduk di dahan besar pohon mangga sambil membawa cobek berisi cabai dan garam, rujakan di atas sana.
  • Duduk biasa: ya, duduk biasa, masa harus dijelaskan lagi?

Di Barat, ada istilah “Coffee to Go”, kedai kopi yang menjual kopi tapi tidak menyediakan bangku (kecuali hanya beberapa) karena pembelinya adalah orang-orang yang melintas, beli, lalu kopinya dibawa pergi. Di Jogja, di kafe-kafe kelas mahasiswa, orang membeli kopi lima ribuan secangkir tapi durasi duduknya masya Allah lamanya. Mengapa bisa begitu? Karena mereka pernah mendengar hadis kalau minum itu harus duduk, sementara di Barat yang begitu itu tidak terlalu laku. Yang ini cuma mungkin, lho, mungkin begitu.

Duduk punya aturan tersendiri di dalam budaya Nusantara, begitu juga di dalam Islam. Ruang tamu kiai di pesantren (juga di Madura) banyak yang tanpa sice, tanpa meja-kursi, sehingga tamu harus duduk di bawah, di atas tikar, atau karpet, atau ambal. Orang yang jarang bersila—seperti bule—akan berat menjalaninya. Mereka akan duduk bercangkung. Sebab itu, tuan rumah mesti mafhum: duduk bercangkung adalah pelajaran bersila bagi pemula.

Duduk menjadi tidak santai lagi, bahkan krusial, jika kursinya mengandung unsur kekuasaan. Duduk di kursi dewan, kursi rektorat, kursi presiden direktur, adalah sedikit contohnya. Duduk yang paling berbahaya adalah duduk di pangkuan orang lain atau orang asing. Adapun duduk yang ditakuti adalah duduk di kursi listrik.

Adakalanya, memilih tempat duduk pun dapat menyebabkan munculnya sifat sombong. Ah, masa? Iya, kok. Habib Umar bin Hafizh berpesan (di dalam “Taujih an-Nabih li Mardhah Barih” [diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul “Habib Umar bin Hafizh Menjawab”]) lewat sebuah ilustrasi, bahwa “jika sifat sombong menginginkan duduk di deretan paling depan suatu majelis, maka hendaklah kita mencari tempat di tengah”. Apabila kita memang berhak duduk di depan tapi rela memilih posisi di tengah atau belakang, maka yang demikian itu (menurut Sayyid Abdullah Alawi al-Haddad di dalam kitab “Hikam”-nya) merupakan tanda-tanda tawaduk.

Cuman, yang perlu dicatat, posisi duduk yang dimaksud adalah duduk di majelis (ilmu atau zikir), bukan di atas becak. Jika Anda melihat orang naik becak dan dia maksa duduk di tengah padahal tukang becaknya sudah mempersilakannya duduk di depan, maka itu tanda-tanda dia khilaf. Jika justru dia yang mengayuh (duduk di belakang) sementara si abang becaknya yang jadi penumpang, maka kemungkinan besar dia adalah seseorang yang sedang menjalani laku Mulamatiyyah. Inilah tambahan beberapa cara mengidentifikasi orang berdasarkan gaya duduknya.

Oh, ya, sementara itu, selain di majelis yang digambarkan di atas, belajar menahan diri dari sifat sombong itu juga bisa dimulai latihannya dari dalam bis dan/atau angkutan umum lainnya. Saran saya, jika Anda kebetulan naik bis umum atau kereta komuter dan Anda kebagian tempat duduk sehingga bebas main game di ponsel sementara ada seorang ibu yang menggendong balitanya berdiri di dekat Anda karena tidak kebagian kursi, sikap Anda ada dua:

  1. Anda tetap duduk karena Anda berhak mendapatkan fasilitas atas nama penumpang yang sah;
  2. Anda memilih berdiri saja dan mempersilakan si ibu untuk duduk atas nama kemanusiaan.

Maka, sungguh benarlah kata pepatah: “Duduk sama rendah, berdiri sama pengamen”. (*)

BACA JUGA Misuh dan Pergaulan Anak Muda atau tulisan M Faizi lainnya. Follow Facebook M Faizi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2019 oleh

Tags: adab dudukbudaya nusantaragaya duduk

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

M Faizi

M Faizi

Saya berhubungan dengan hard rock & heavy metal, puisi, bismania, kopi, Colt T120

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele Meskipun Jualan Pecel Lele terminal mojok.co

Ternak Lele adalah Kita yang Mulai Pragmatis

perppu

Pak Jokowi, Tidak Usah Ragu Menerbitkan Perppu

Wedding Organizer

Waspada Tipu Daya Wedding Organizer Abal-Abal!



Terpopuler Sepekan

Masa Jabatan Kepala Desa 9 Tahun? Nggak Kapok Punya Pimpinan Nggak Becus?
Pojok Tubir

Nggak Usah Berisik, Perpanjangan Masa Jabatan Kades Sudah Benar kok!

oleh Moh. Rofqil Bazikh
6 Februari 2023

Nggak usah kemrecek!

Baca selengkapnya
Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

6 Februari 2023
4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

4 Februari 2023
7 hotel murah tak jauh dari Tuju Jogja kemiskinan di Jogja

Omong Kosong Peran Universitas dalam Mengentaskan Kemiskinan di Jogja

7 Februari 2023
Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub (Unsplash)

Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub

1 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=p4e22R45FOg

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!