Akhir-akhir ini semua orang bahkan saya sendiri sedang mengikuti berita tentang pembakaran mobil Via Vallen yang dilakukan oleh orang tidak dikenal yang sekarang jadi terkenal. Seperti yang sudah diberitakan media, kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 3 dini hari, Selasa lalu (30/6). Polisi secara sigap menangani kasus ini. Berbekal rekaman CCTV dari rumah Via, polisi langsung membekuk tersangka pembakar mobil Via Vallen yang ternyata bukan berasal dari wilayah Jawa Timur apalagi dari Sidoarjo. Menurut keterangan polisi, tersangka berasal dari Cikarang, Jawa Barat.
Yang menarik, tersangka menuju Sidoarjo, Jawa Timur dengan cara ngeteng alias nebeng truk. Jarak dari Cikarang menuju rumah Via Vallen di Kalitengah, Sidoarjo adalah sejauh 760 km. Demikian estimasi yang saya dapat dari Google Maps. Masih menurut Maps, perjalanan dapat ditempuh 8 jam 19 menit jika mengendarai mobil, 16 jam jika naik sepeda motor, serta 6 hari jika jalan kaki terus-menerus. Pertanyaannya adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan jika perjalanan tersebut dilakukan dengan nebeng truk?
Saya pernah melakukan perjalanan dengan nebeng truk atau biasa disebut dengan istilah ngrembol atau rembol, singkatan dari kere nggrombol. Berbekal pengalaman itu, saya akan mencoba menghitung estimasi waktu yang dibutuhkan tersangka pembakar mobil Via Vallen untuk sampai di Sidoarjo.
Mari asumsikan tersangka (P) mengawali perjalanan pada pagi hari pukul 06.00. Sebab, karena biasanya truk-truk dari timur berangkat pada pagi hari setelah bongkar muatan semalam. Saya asumsikan tersangka naik truk tronton alias truk yang memiliki bak di belakangnya, bukan truk letter L ataupun truk peti kemas. Sebab, truk leter L dan truk peti kemas yang menuju ke timur biasanya membawa muatan sehingga sopir tidak mau membawa orang lain selain kenek dan sopir cadangan.
Sebuah truk kosong biasanya berjalan 40-70 km/jam. Begitu keluar dari kawasan industri Cikarang, medan langsung berubah menjadi jalan tol, maka truk diperkirakan akan berjalan dengan kecepatan maksimal. Namun, sopir truk akan memilih rute kombinasi agar efisien secara biaya sehingga saya asumsikan lagi, truk pertama yang ditumpangi tersangka melaju pada 50 km/jam. Truk tersebut akan berjalan secara konstan selama kurang lebih enam jam sebelum berhenti pas tengah hari untuk makan siang.
Pada pemberhentian pertama, jarak yang sudah ditempuh sejauh 300 km. Artinya, truk tersebut sudah sampai di sekitar Pemalang, Jawa Tengah. Saat istirahat siang ini sopir dan kernet akan istirahat cukup lama. Hal tersebut akan memaksa si penebeng, yaitu P, harus berganti truk lain untuk melanjutkan perjalanan. P melanjutkan perjalanan setelah istirahat satu jam di tempat pemberhentian truk itu, artinya sudah jam 13.00. P akan mudah mendapatkan truk pengganti di sini.
P menumpangi truk dengan kecepatakn 30 km/jam karena jalur pantura sangat ramai dengan truk. Setelah berjalan selama 5 jam jam P akan sampai di Semarang, di Semarang P harus turun karena truk mengarah ke Ambarawa sedangkan P harus tetap di Pantura, ia turun dari truk kira-kira pukul 18:00. Di Semarang P akan menginap semalam, hal itu karena sopir truk tidak akan mengambil resiko dengan menaikkan penumpang pada malam hari, belum lagi sopir truk cenderung memilih perjalanan pada siang hari.
Setelah menginap di Semarang, P melanjutkan perjalanan pada pukul 07.00 karena bangun kesiangan setelah sehari sebelumnya sangat kelelahan. P mendapat truk yang mengarah ke timur melalui jalur utara melalui Demak-Kudus-Rembang dan seterusnya. Truk tersebut berjalan 40 km/jam sebelum akhirnya istirahat siang di sekitaran Lasem setelah menempuh jarak 150-200 km.
Karena sopir truk mengatakan akan ke Surabaya, P memutuskan menumpang sang sopir hingga Surabaya. Setelah istirahat dua jam, sopir dan P melanjutkan perjalanan menuju Surabaya dengan masih mempertahankan kecepatan 40 km/jam dan akan terus dilanjutkan tanpa berhenti-berhenti lagi. Setelah berjalan selama 4 jam 30 menit, truk pun sampai Surabaya. Itu artinya waktu telah menujukkan pukul 18:30. Keadaan tersebut kembali memaksa P untuk istirahat semalaman di Surabaya.
Pada pukul 07.00 seperti hari sebelumnya, P sudah mendapatkan truk untuk melanjutkan perjalanan menuju Sidoarjo yang bakal memakan waktu satu jam karena jalanan dalam kota terkenal macet. Setelah menempuh perjalanan dari Surabaya, akhirnya P sampai di Sidoarjo. Namun ia masih punya PR untuk menuju Kalitengah, lokasi rumah Via Vallen. P memutuskan naik ojek pangkalan dengan estimasi waktu 30 menit.
Setelah membahas lika-liku perjalanan tersangka pembakar mobil Via Vallen, mari kembali ke pembahasan awal, yaitu estimasi waktu yang dibutuhkan P untuk mencapai Sidoarjo dari Cikarang.
Jika dilihat dari gambaran di atas, yaitu:
Cikarang-Pemalang 6 jam ditambah istirahat menjadi 7 jam
Pemalang-Semarang 5 jam
menginap di Semarang 13 jam
Semarang-Lasem 4 jam ditambah istirahat 2 jam
Lasem-Surabaya 4 jam 30 menit
menginap di Surabaya 12 jam 30 menit
Surabaya-Sidoarjo 1 jam
Sidoarjo Kota-Kalitengah 30 menit
maka didapatkan hasil 49 jam 30 menit untuk mencapai Kalitengah dengan nebeng atau ngrembol.
Perjalanan yang sangat panjang tersebut tentu berlipat-lipat kali durasinya dibandingkan naik sepeda motor bahkan mobil. Namun, perjalanan tersebut masih lebih baik daripada jalan kaki yang bisa menempuh waktu selama 6 hari tanpa istirahat.
BACA JUGA Menghitung Jumlah Waktu yang Dihemat ketika Menggunakan Fitur Autotext dan tulisan Imron Amrulloh lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.