Tidak bisa dimungkiri bahwa sepakbola bisa menjadi lahan basah untuk mencari uang. Sepakbola memang menjadi industri maju, uang berputar di dalamnya, dan melibatkan keuntungan bagi siapa pun yang berada di sekitarnya mulai dari pemain, wasit, pengelola klub hingga penjaja asongan di sekitaran stadion seperti Mandala Krida misalnya. Tak ayal, orangtua di jaman sekarang tak ragu jika menginvestasi masa depan anaknya menjadi pemain sepakbola. Banyak contoh suksesnya, jika berprestasi, bisa main iklan di brand sosis terkemuka juga lho.
Namun, menjelajah jauh ke tahun Tsubasa Ozora lahir dan di mana sepakbola belum seterkenal sekarang. Rasanya sangat sulit mendapatkan cuan dari sana. Idealnya sepakbola sebaiknya dijadikan sebuah hobi saja, tidak lebih. Natsuko Ozora lah penggebraknya, seorang ibu rumah tangga yang telah melahirkan Tsubasa Ozora, yang kelak bakal menjadi maestro sepakbola asal Jepang.
Membebaskan Tsubasa untuk memilih jalan hidupnya pada tahun-tahun di mana sepakbola tidak sementereng sekarang, adalah tipikal seorang ibu yang langka. Jaman sekarang, di mana menjadi PNS adalah tujuan akhir dalam kehidupan yang disebut sebagai “mapan”. Untunglah Tsubasa Ozora lahir dari rahim Natsuko dan tinggal di Jepang, jika lahir di Indonesia mungkin kini Tsubasa tiap senin jam 7 pagi sudah bergegas apel di Balai Desa Nankatsu.
Ayah Tsubasa juga tidak toxic. Ia membebaskan anaknya untuk memilih, tidak memaksakan untuk meneruskan tongkat kejayaannya sebagai kapten di kapal pesiar. Mungkin ayahnya sudah berkenalan dengan banyak orang, tak terkecuali para serdadu angkatan udara yang pada akhirnya untuk melepaskan penat, aparat akan bermain bola juga.
D manga yang terbaru, Tsubasa kini sudah memiliki istri cantik seperti Sanae dan membela tim kuat asal Spanyol bernama Barcelona. Memang tidak langsung nyetel dan dimainkan, bahkan Tsubasa sempat diuji terlebih dahulu di Barcelona B. Tapi tetap saja, transfernya dari Sao Paulo membuat banyak orang begitu penasaran tentang banyak hal. Mulai dari rilis klausul, kesepakan kontrak hingga gajinya di Barcelona.
Mari kita analisis mengenai kemungkinan besar penghasilan Tsubasa selama membela panji Barcelona.
Satu: Menebak Umur Tsubasa
Patokannya adalah bergabungnya pemain muda berbakat Jepang, Hiroki Abe, dari Kashima Antlers ke Barcelona pada 2019 silam. Abe yang kini sudah menginjak 21 tahun, dapat diperkirakan usianya hanya berbeda tipis dengan usia Tsubasa. Manga Tsubasa memang sudah berjalan lama, namun menjadi pengingat bahwa momen menggiring bola saja sambil ngobrol sama temennya, hal seperti ini saja bisa menghabiskan satu chapter di komik ini.
Jadi, dua tahun chapter demi chapter Manga Captain Tsubasa keluar, itu sama saja dengan dua menit di kehidupan nyata. Usia Tsubasa diperkirakan berumur 22 tahun. Argumen ini diperkuat lantaran Tsubasa kini membela tim olimpiade Jepang di Olimpiade Madrid. Sedangkan syarat utama dalam pembatasan umur di cabor sepakbola pria adalah maksimal 23 tahun. Mengapa Abe tidak masuk dalam jajaran pemain menjanjikan di Manga Tsubasa? Pria kelahiran Tokyo ini mungkin kalah pamor dari Misugi yang memiliki julukan Pangeran Tokyo. Atau ketidakcermatan Coach Kira dalam mengatur squadnya.
Dua: Berapa rilis klausul Tsubasa dari Sao Paulo?
Dalam cerita, pindahnya Tsubasa ke Spanyol atas bantuan Roberto Honggo dan Barcelona menjadi pilihannya. Tidak masuk akalnya lagi, dalam Manga disebutkan, Tsubasa dinyatakan lolos bergabung di Barcelona jika berhasil melewati trio bek mematikan milik Barcelona.
Hubungan Tsubasa dengan Sao Paulo pun terbilang baik. Apa lagi, Tsubasa adalah pengganti Radunga yang pergi ke Spanyol untuk membela Deportivo la Coruna. Perannya sangat vital, yakni sebagai pivot gamemaker yang berandil banyak di lapangan tengan Sao Paulo. Tsubasa pun menjadi pemegang kendali dalam kemenangan Sao Paulo atas gelar Kejuaraan Nasional Brasil melawan Flamengo.
Dari beberapa fakta yang ada, aneh jika kepergian Tsubasa dilepas begitu saja oleh Sao Paulo. Pun tidak ada bubuhan tandatangan kontrak untuk pemain sekelas Tsubasa? Lha wong Abe saja datang dengan mahar 1,1 juta euro dari “pasar pemain Asia”. Apa lagi Tsubasa yang datang dari Negeri Samba, tanah leluhur sepakbola. Neymar saja hadir dari Santos pada usia 21 tahun dengan mahar rilis klausul 60 juta euro. Dan pemain sekelas Gabigol, dalam Transfer Markt, memiliki market value sebesar 20 juta.
Mungkin Barcelona sedang mencoba menghindari financial fairplay karena di tahun-tahun tersebut, mereka tengah banyak membeli pemain seperti Philippe Coutinho dengan mahar yang tidak sedikit. Jika diperkirakan dari pasar harga saat ini, Barcelona mungkin menebus Tsubasa dari Sao Paulo di angka 5-10 juta euro.
Tiga: Berapa harga Tsubasa jika tim lain mau menembus servisnya?
Lagi-lagi Abe menjadi patokan. Nilai klausul rilisnya sebesar 40 juta euro padahal dirinya berkutat di Barcelona B. Dan angkat itu akan naik tajam ketika ia lolos ke tim utama Blaugrana, yakni di angka 100 juta euro. Berapa harga Tsubasa? Menengok Rivaul sudah mulai menua dan jasanya mulai terlihat, rasanya Barcelona bisa memagari Tsubasa dengan perkiraan rilis klausul sebesar 60-120 juta euro sangat pantas.
Apa lagi dijaman sepakbola yang dinahkodai sultan minyak seperti Manchester City atau PSG yang memiliki duit tanpa seri, angka itu adalah kecil demi seorang Tsubasa.
Empat: Berapa, sih, gaji Tsubasa di Barcelona?
Riqui Puig, yang baru saja masuk dalam jajaran utama Barcelona saja memiliki gaji sebesar tiga ribu euro tiap minggunya. Angka yang sangat besar untuk anak berumur dua puluh tahun. Dan Tsubasa, diperkirakan angkanya sama lah dengan Puig, yakni tiga ribu euro perminggunya. Belum lagi dengan berbagai tunjangan, bonus tiap menang, bonus tiap mencetak angka dan ketika memenangkan gelar juara.
Bahkan, dalam arc Kaigai Gekito Hen en La Liga, diceritakan bahwa Tsubasa berhasil memenangkan gelar La Liga melawan musuh bebuyutan Barcelona, yakni Real Madrid. Perminggu Tsubasa diperkirakan meraih penghasilan bersih sebesar tiga ribu, dan sebulan—dalam empat pertandingan—berarti mendapatkan 12 ribu euro. Jika ia memainkan satu musim di tim utama, Tsubasa bisa setara dengan Paman Gober lantaran memiliki euro sebanyak 144 ribu ditambah berbagai bonus yang lebih melimpah.
Di akhir musim, Tsubasa bisa pulang ke Jepang dengan biaya pesawat Barcelona ke Tokyo kelas bisnis sebesar 2200 euro. Dalam situs resminya, memang Barcelona kini tidak memiliki gandengan maskapai yang siap mensponsori mereka. Namun, dengan mengajak istri dan anaknya, total biaya menjadi 6600 euro saja. Turah banyak lah, ya, jika dibandingkan dengan gaji Tsubasa setahun bersama Barcelona.
Sisa uangnya, mungkin Tsubasa bisa foya-foya di Jepang dengan membeli cilor dan basreng di depan SD Nankatsu sembari bernostalgia dengan istrinya. Tahu kan siapa Sanae yang kini menjadi ibu negara bagi perasaan Tsubasa? Itu, lho, seorang gadis pemandu sorak yang selalu berteriak “maju, maju, Nankatsu! Ayo, ayo, Nankatsu!”.
Atau ada pilihan lain selain berfoya-foya (karena Tsubasa dikenal sebagai orang yang santun). Pun Tsubasa adalah orang yang taat beragama. Tsubasa juga sering mengunjungi Templo Expiatorio de la Sagrada Familia di Barcelona. Uang segitu sangat berlebih untuk membeli sepetak tanah dan membangun Gereja di Nankatsu karena sejauh ini, belum ada satu kolom komik pun yang menggambarkan pemandangan Gereja di Nankatsu. Bisa juga Tsubasa menyantuni anak yatim di daerah Nankatsu.
Untuk sang Ibunda, Natsuko Ozora, dipersilakan untuk umuk kepada ibu-ibu tetangga atas keberhasilan Tsubasa. Terlebih, ini merupakan jerih keprihatinan Natsuko dalam membebaskan Tsubasa memilih jalannya. Juga, pasti tsubasa sering digosipin dalam grub whatsapp ibu-ibu Dasawisma Nankatsu atas pilihan Tsubasa yang nekat ke Brazil alih-alih daftar angkatan atau menjadi PNS.
BACA JUGA Seberapa Pentingkah Anime dan Manga Dibuatkan Film Live Action? atau tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.