Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengenal Gereja Karismatik, Gereja yang Ibadahnya Meriah

Fandrei Sindar Leonard Ricky oleh Fandrei Sindar Leonard Ricky
5 Oktober 2020
A A
karismatik pentekosta kristen gereja konservatif mojok

karismatik pentekosta kristen gereja konservatif mojok

Share on FacebookShare on Twitter

“…Raba-raba raba-raba ba ba ba ba ba ba ba ba… tolak… Bla..bla..bla …”

Itu adalah sepintas gambaran suasana khidmat ketika mencapai klimaks, saya menyebutnya sebagai ritual penguatan iman dengan menggunakan bahasa roh (Mungkin dibutuhkan pendekatan Esoteris agar dapat memahami bahasa tersebut).

Jika pergi beribadah ke gereja Pentakosta atau Karismatik, kita akan mendapati suasana ibadah atraktif serta khotbah nan bombastis lagi bermegah-megah sebagai suguhan yang kontras dengan gereja-gereja berhaluan konservatif yang membosankan dan bikin mengantuk. Musik full band sebagai pengiring ibadah dengan sejumlah penyanyi berikut worship leader (pemimpin pujian) plus beberapa penari dengan tariannya yang mirip tarian Sufi (tarian tradisional Turki), menambah suasana kian semarak layaknya konser.

Kehadiran gereja Karismatik di tengah gereja arus utama agaknya memberikan warna lain yang menjadi daya tarik tersendiri bagi anak muda. Dengan konsep ibadah yang dibalut unsur menarik nan menghibur menjadi magnet bagi pangsa pasar anak muda Kristen perkotaan untuk menghijrahkan diri dari gereja yang berformat duduk-berdiri, duduk-berdiri.

Tak jarang dalam event tertentu, diundanglah sejumlah artis/penyanyi yang dianggap sebagai representasi anak muda (influencers), didaulat menjadi bintang tamu untuk mengisi acara ibadah. Kehadiran mereka ternyata mampu meningkatkan jumlah jemaat yang hadir secara eksponensial dari biasanya. Kombinasi tersebut menambah daya tawar tentunya dari segi meta marketing.

Walhasil bagi sebagian orang khususnya kaum Kristen urban melihat ini sebagai alternatif sehingga “menyeberang” ke gereja hingar-bingar tersebut merupakan solusi atas ketidakcocokan model ibadah yang dianggap usang dan tidak lagi relevan di era sekarang. Mereka membutuhkan suasana baru yang lebih hidup dan tidak monoton serta sesuai dengan selera anak muda.

Mungkin gereja sebelumnya dianggap tidak cukup mampu menjawab pergumulan hidup selama sepekan terakhir. Khotbah datar dengan gaya mendikte “Ibu budi pergi ke pasar” terkadang berpotensi membuat tertidur alih-alih fokus mendengar khotbah. Pada gereja-gereja Lutheran-Calvinis semua serba tertata dan formal. Hampir dapat dipastikan bagi mereka yang sudah terbiasa beribadah di sini pasti hafal semua protokoler ibadah mulai dari awal sampai menyalam pendeta di ujung pintu keluar. Kontras dengan gereja-gereja Karismatik, gaya ibadahnya sangat kontemporer, jemaat bisa bernyanyi sambil sesekali mengangkat tangan seperti menunjukan kehadiran di dalam kelas untuk dicatat pada daftar hadir (presensi), lalu bergoyang dengan begitu energik.

Dalam beberapa kali kesempatan saya pernah mengikuti prosesi ibadah di beberapa gereja macam Tiberias, GBI, dan GKII. Sebagai tambahan dari penggalan gambaran tata cara ibadah di atas, tahap berikutnya adalah suasana yang perlahan mulai berubah dari atraktif menuju ke mengheningkan cipta serentak seiring dengan lantunan lagu yang beralunan lebih pelan menambah suasana kian sakral. Dibarengi panjatan doa-doa yang menohok, para jemaat semakin larut dalam kepasrahan. Sang orator lalu menyapukan tangan ke seisi ruangan seraya berbicara dengan ritme yang semakin cepat dan lantang. Sejumlah orang mulai bertingkah aneh seolah-olah kepanasan, berteriak-teriak seperti sedang dirasuki arwah leluhur lalu berbahasa asing di luar pengertian umum. Lalu di ujung kanan jauh ada yang berjatuhan tatkala tangan sang orator memegang kepala para jemaat yang berdiri di depan. Begitu tampak jelas jika dilihat melalui layar besar yang ada di sebelah panggung.

Baca Juga:

Lulusan UIN Jakarta Serba Salah: Dianggap Liberal oleh Konservatif, tapi Dianggap Konservatif oleh Liberal

Jurusan Studi Agama-agama, Jurusan yang Sukses Bikin Saya Pusing

Lebih jauh saya mendapati diri saya penasaran kepada sang orator utama si pengampu peran paling krusial. Betapapun suasana pada ruangan besar itu menjadi lebih hidup tidak terlepas dari kecakapan pemimpin ibadah dalam membangun interaksi dengan jemaat.

Mungkin itulah yang menjadi pembeda bagi kebanyakan pendeta gereja Lutheran. Orator Karismatik meletakkan isu ketimpangan sosial, ekonomi, dan urusan jodoh sebagai problematika struktural dan disampaikan dengan hebat. Kehebatan orator bisa dilihat dari jumlah pengikut yang hadir di setiap orasinya.

Bagaimanapun juga untuk bisa seperti itu butuh ketangkasan dalam meramu diksi-diksi yang dilumuri dengan pelbagai kutipan teks-teks suci guna menjadi narasi yang terlegitimasi dengan kuat, dan paham kondisi di saat yang bersamaan. Dengan mengkombinasikan komponen-komponen itu menjadi sebuah racikan, kesuksesan dapat direngkuh cukup lewat kata-kata.

Langkah berikutnya adalah brand image. Ini lebih dari sekedar penting sebagai penunjang dalam mempersuasi khalayak. Sang penganjur sadar betul bahwa brand image punya andil untuk menopang klaim-klaim tertentu. Ia mesti terlihat sukses, kaya, sehat, berwibawa, berpengaruh, wangi, untuk menjustifikasi ajaran tersebut. Para pengikut tak akan mempertanyakan sejauh mana kebenaran yang disampaikan lantaran terlanjur terpukau dengan retorika yang dibangun. Yang terpenting adalah kemampuan berargumen sebagaimana telah diyakini oleh kaum Sofis di zaman Yunani kuno

Fenomena semacam itu menjadi potret lain akibat denominasi Kristen yang memiliki perbedaan dalam hal doktrin dan tafsir ikhwal penekanan iman yang membingungkan. Selebihnya adalah kebebasan memilih sesuai selera dan preferensi masing-masing individu ketimbang terjebak dalam mazhab gereja yang disebabkan oleh dikotomi ajaran dengan karakteristik dan ambiguitasnya

Uraian ini mungkin terdengar seperti upaya mendegradasi peran orator berhaluan Karismatik dan semua stakeholder-nya. Namun, sebetulnya tidaklah begitu, tidak semuanya demikian. Tapi, tidak juga memungkiri kemungkinan bahwa bisa saja ada niat untuk mengkapitalisasi seluruh kans dengan memanfaatkan ketidaktahuan juncto kepolosan umat yang miskin sikap skeptis. Apalagi jika ukuran gerejanya sudah berskala mega, tentu perputaran uang di sana sedemikian besar sehingga potensi persaingan akan menghasilkan konflik macam siapa yang lebih dominan. Fenomena gunung es yang selanjutnya bermuara pada pemisahan sinode seperti yang sudah banyak terjadi adalah contoh bukti kegagalan gereja. 

BACA JUGA 3 Fitur Tersembunyi Kalung Anti-Corona yang Terlalu Diremehkan Banyak Orang dan artikel Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2020 oleh

Tags: gerejakarismatikKonservatifkristen
Fandrei Sindar Leonard Ricky

Fandrei Sindar Leonard Ricky

Penikmat sejarah dan politik.

ArtikelTerkait

Gap Year Selalu Dipandang Negatif, padahal Manfaatnya Juga Banyak terminal mojok.co

Susahnya Jadi Mahasiswa Bahasa Inggris Konservatif

16 Mei 2019
Mana yang Betul Pantekosta atau Pentakosta terminal mojok

Memperdebatkan Pentakosta dan Pantekosta: Mana yang Betul?

17 Oktober 2021
Jurusan Studi Agama-agama, Jurusan yang Sukses Bikin Saya Pusing

Jurusan Studi Agama-agama, Jurusan yang Sukses Bikin Saya Pusing

1 Juli 2024
kristen kakure kirishitan jepang mojok

Kakure Kirishitan: Sejarah Penyebaran Kristen di Jepang

29 September 2020
Hal-hal yang Sering Dibicarakan para Pendeta Saat Kumpul Bareng Terminal Mojok

Hal-hal yang Sering Dibicarakan para Pendeta Saat Kumpul Bareng

23 Juli 2022
Memahami Konsep Trinitas Kenapa Tuhan Orang Kristen Beranak dan Ada 3 Terminal Mojok

Memahami Konsep Trinitas: Kenapa Tuhan Orang Kristen Beranak dan Ada 3?

14 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.