Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mengenal Audism, Istilah yang Beken karena Insiden Bu Risma Paksa Tuli Bicara

Nimatul Faizah oleh Nimatul Faizah
3 Desember 2021
A A
Mengenal Audism, Istilah yang Beken karena Insiden Bu Risma Paksa Tuli Bicara terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Ada insiden terjadi pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Menteri Sosial tercinta kita, Bu Risma, memaksa seorang penyandang Tuli untuk berbicara. Penyandang Tuli tersebut dengan suara semaksimal mungkin berusaha bicara walau terdengar tidak jelas.

Tak berselang lama, seorang perwakilan dari Tuli bernama Stefan maju ke atas panggung, meminta waktu untuk mengoreksi sikap Bu Risma. Alih-alih didengar, Stefan yang belum selesai menjelaskan dipotong perkataannya, Bu Risma justru melakukan pembelaan dengan dalih memaksimalkan pemberian Tuhan. Insiden yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Kementerian Sosial RI ini kemudian menjadi viral di media sosial.

Sungguh ra mashok! Logika dari mana memaksa Tuli untuk berbicara adalah memaksimalkan pemberian Tuhan? Seolah Tuli dituntut untuk dapat berkomunikasi secara verbal. Padahal, Tuli telah memiliki budaya mereka sendiri, salah satunya adalah Bahasa Isyarat Indonesia yang mereka gunakan sehari-hari untuk berkomunikasi.

Jika ingin mengajak berkomunikasi secara verbal, Bu Risma hendaknya bertanya kepada penyandang Tuli untuk berkomunikasi lewat verbal, tulisan, atau bahasa isyarat. Bukan semena-mena memaksa atas dalih memaksimalkan ciptaan Tuhan. Bukankah tangan dan mata yang digunakan untuk berbahasa isyarat juga ciptaan Tuhan ya, Mylov?

Akibat insiden yang dilakukan Bu Risma tersebut, banyak sekali aktivis Tuli yang mengedukasi tentang audism. Hal ini membuat istilah audism menjadi beken. Ternyata di balik insiden tetap ada hikmah, ya. Tapi, apa itu pengertian audism? Yuk baca pelan-pelan artikel ini sampai habis, Mylov.

Apa itu audism?

Audism adalah kepercayaan bahwa orang dengan kemampuan mendengar lebih superior dibanding orang Tuli. Hal ini tentu termasuk diskriminasi kepada penyandang Tuli. Sebenarnya istilah audism sudah ada sejak tahun 1975, istilah tersebut dipakai Tom L. Humphries dalam disertasinya. Orang yang melakukan sikap audism disebut dengan audist.

Tentu sikap audism tersebut tidak menguntungkan bagi penyandang Tuli karena orang dengar dianggap lebih superior. Banyak diskriminasi yang akan terjadi jika audism ini masih tumbuh subur di negeri ini. Cita-cita menyetarakan hak penyandang disabilitas dan non disabilitas bisa jadi isapan jempol belaka jika hal seperti ini tak dicegah sejak awal.

Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari  yang memperkuat sikap audism ini. Bisa jadi beberapa hal ini kita lakukan tanpa sadar lho, Mylov.  Beberapa contoh keseharian yang membuat kita menjadi orang audist:

Baca Juga:

Dear Bu Risma Mensos, Anak yang Menitipkan Orang Tua ke Panti Jompo Nggak Melulu Durhaka

Banjir di Surabaya yang Tak Kunjung Selesai Bikin Warga Surabaya (Makin) Rindu dengan Bu Risma

#1 Memaksa Tuli berbicara

Sejak tahun 2017, saya mulai berkenalan dengan Tuli dan bermacam-macam cara mereka berkomunikasi. Ada memang Tuli yang dapat berbicara karena ia tidak Tuli dari lahir, tapi ia mengalami penurunan kemampuan mendengar. Jadi terkadang saya berkomunikasi dengan lisan ditambah isyarat. Namun, saya tidak pernah memaksa harus berkomunikasi dengan cara apa.

Tapi, ketika ada unsur pemaksaan di dalamnya, bahkan menganggap berkomunikasi lewat suara lebih mulia dari pada bahasa isyarat, hal tersebut sudah masuk dalam sikap audism.

#2 Menganggap Tuli bodoh

Jika kamu termasuk orang yang menganggap Tuli itu bodoh dan tidak mampu bekerja layaknya orang dengar, kamu termasuk orang audist. Jika merasa Tuli bodoh, seharusnya sebagai orang yang lebih pintar membantu mereka agar berkembang.

Padahal, banyak sekali Tuli yang pintar. Contohnya ada Adhi Kusumo Bharoto, seorang periset di Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) Universitas Indonesia (UI). Kemudian Laura Lesmana, Surya Sahetapy, Phieter Angdika, dan Tuli lainnya yang berhasil kuliah di luar negeri, serta banyak Tuli lainnya.

#3 Tidak memberikan akses

Masalah akses ini sebenarnya berhubungan dengan poin kedua. Tuli yang memiliki akses komunikasi, informasi, dan pendidikan tentu akan menjadi Tuli yang terpelajar. Keengganan masyarakat untuk memberikan akses karena merasa, “Halah, Tuli nanti kalau ada apa-apa ikut kita (orang dengar) saja.” menjadikan mereka tidak punya kemampuan untuk tahu akan suatu hal.

Bagaimana kita akan membantu Tuli terliterasi jika tidak dengan akses? Tidak bisa. Akses berupa Juru Bahasa Isyarat serta takarir sangat penting bagi Tuli.

Insiden ini mungkin terjadi karena ketidaktahuan Bu Risma akan budaya Tuli, namun, sangat disayangkan ketika orang wahid di Kementerian Sosial justru bersikap sembrono dalam memperlakukan penyandang disabilitas. Ketika banyak pejabat unjuk gigi belajar bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan penyandang Tuli, e lha kok Menteri Sosialnya malah memaksa Tuli untuk berbicara secara verbal?

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2021 oleh

Tags: audismbahasa isyaratbu rismatuli
Nimatul Faizah

Nimatul Faizah

Dipanggil Niva. Hobi log-in di akun instagram @dear.niva.

ArtikelTerkait

Dear Bu Risma Mensos, Anak yang Menitipkan Orang Tua ke Panti Jompo Nggak Melulu Durhaka Mojok.co

Dear Bu Risma Mensos, Anak yang Menitipkan Orang Tua ke Panti Jompo Nggak Melulu Durhaka

1 Juni 2024
pendidikan luar biasa bahasa isyarat mojok.co

Ternyata Belajar Bahasa Isyarat Tak Susah-susah Amat

15 Juni 2020
guru slb pendidikan khusus pendidikan luar biasa sarjana spesialisasi pengalaman disabilitas mojok.co

Lulusan Jurusan Pendidikan Luar Biasa Itu Nggak Selalu Bisa Bahasa Isyarat

25 Juni 2021
bu risma

5 Rekomendasi Alat Uruk Tanah untuk Bu Risma

9 Desember 2021
papua tempat pembuangan pns bu risma mojok

Bu Risma, Papua Bukan Tempat untuk Buang PNS Nggak Becus Kerja

15 Juli 2021
6 Alasan Asyiknya Bisa Bahasa Isyarat terminal mojok

6 Alasan Asyiknya Bisa Bahasa Isyarat

3 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.