Mengenal Add-ons, Strategi yang Bikin Negosiasi Pemain Jadi Lancar

Mengenal Add-ons, Strategi yang Bikin Negosiasi Pemain Jadi Lancar

Mengenal Add-ons, Strategi yang Bikin Negosiasi Pemain Jadi Lancar (Vitalii Vitleo via Shutterstock.com)

Beberapa waktu lalu Spartak Moscow nge-troll Bayern Munchen terkait add-ons. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh proposal penawaran Bayern untuk pembelian Sadio Mane dari Liverpool memiliki add-ons yang terlalu sulit dipenuhi sang pemain seperti Mane harus memenangkan Ballon d’Or sebagai pemain Bayern agar add-ons tersebut dapat cair. Saya sama sekali nggak meragukan kemampuan Mane, tapi Ballon d’Or? Ayolah. Benzema clear.

Lalu apa sih pengertian dari add-ons itu sendiri dalam perjanjian jual beli pemain sepak bola? Add-ons adalah suatu ketentuan yang akan dibayarkan klub jika pemain memenuhi kriteria tertentu. Seperti jadi starter dalam sekian jumlah pertandingan, memenangkan Liga Champions, atau semacamnya.

Namun, bedakan dengan trigger pembelian ya. Soalnya, ada juga ketentuan dalam kontrak yang mengharuskan pemain pinjaman dibeli jika mencapai sekian jumlah pertandingan. Soalnya, banyak yang menganggap ini termasuk add-ons dalam kontrak loan player.

Bagi saya add-ons ini adalah sebuah klausul kontrak yang masuk dalam kategori win-win solution.

#1 Cukup adil

Menurut saya dengan adanya kesepakatan add-ons bisa menjadi sebuah keadilan bagi klub yang menjual maupun membeli. Sebab, jika sang pemain memiliki performa yang mentereng, klub yang membeli akan girang dan klub yang menjual tetap senang karena mendapat tambahan uang. Asal klausul add-ons dalam kontrak pemain dapat dikalkulasi dan masuk akal seperti menit bermain, jumlah gol dan asis, atau dapat menjuarai suatu turnamen.

Kalau klausul add-ons yang ditawarkan oleh Bayern untuk pembelian Sadio Mane itu terlalu berat dan cenderung seperti akal-akalan manajemen Bayern sih. Atau add-ons yang terlalu mudah seperti klausul add-ons dalam pembelian Alex-Oxlade Chamberlain dari Southampton ke Arsenal, pasalnya Arsenal harus membayar sepuluh ribu poundsterling setiap Chamberlain main minimal dua puluh menit dalam satu pertandingan.

#2 Menekan biaya

Kita ambil contoh kesepakatan kontrak pembelian Darwin Nunez, antara Benfica dengan Liverpool. Jika tidak ada klausul add-ons, kemungkinan Liverpool baru akan mendapatkan pemain ini dengan harga 100 juta euro, nggak kurang sama sekali. Jumlah yang nggak sedikit untuk satu orang pemain muda. Dengan kesepakatan add-ons 20 juta euro dari total 100 juta, maka pada bursa transfer kali ini Liverpool cukup membayar 80 juta euro terlebih dahulu.

Sisanya dibayar apabila performa Nunez sesuai dengan klausul yang telah disepakati. Hal ini menjadi penting karena dapat menekan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam satu kali jendela transfer.

#3 Memudahkan negosiasi

Alotnya negosiasi Monaco dan Madrid kemarin menunjukkan ke kita bahwa terkadang, klausul seperti ini bisa bikin tim luluh juga. Apalagi jika klausulnya mudah untuk dipenuhi oleh pemain. Sebagai konteks, Monaco tak mau menurunkan harga Tchouameni. Mereka keukeuh tak mau menerima tawaran di bawah 80-100 juta euro. Sedangkan, Madrid hanya mau membayar maksimal 70 juta euro.

Akhirnya, Madrid menawarkan 80 plus 20 juta add-ons agar urusan segera kelar. Memang, harga pemain jadi lebih mahal. Tapi, rasanya untuk talenta muda yang diincar banyak klub, menaikkan harga tak jadi masalah besar. Nah, seperti poin sebelumnya, tambahannya bisa dibayar kapan saja, tapi negosiasi jadi berjalan lebih lancar. Coba kalau tanpa klausul tersebut, bisa jadi belum kelar negosiasinya.

#4 Mengurangi beban pemain

Menurut saya, salah satu hal yang memberatkan seorang pemain ketika beradaptasi di klub baru adalah label harga yang ketinggian. Contoh saja Grealish. Penampilannya belum bisa dibilang optimal, meski potensinya terlihat.

Atau ambil satu contoh yang sering dibicarakan orang sebagai bek termahal di dunia yaitu Maguire. Yang performanya semakin lama semakin melempem, seiring penurunan performa klubnya. Banyak pengamat sepak bola yang mengatakan bahwa harganya terlalu kemahalan.

Dengan klausul add-ons ini dapat sedikit mengurangi beban seorang pemain dari label pemain mahal. Sehingga bisa sedikit menurunkan ekspektasi fans maupun media setempat terhadap pemain.

Walau seringnya media nggak nulis tentang add-ons ini sih. Tapi, yang penting kita tahu gitu aja dah cukup.

Masih banyak klausul kontrak pemain sepak bola yang menarik dan bikin pengetahuan kita bertambah. Kalau ada rikues, bisa lho corat-coret di kolom komentar!

Penulis: Ahmad Arief Widodo

Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Memahami Isi Pikiran Ibu Kita, Megawati

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version