Dari sekian banyak jenis pria yang digilai perempuan—ada satu jenis lelaki yang menurut saya menarik untuk disimak: pria yang berambut gondrong. Tren rambut gondrong pria ini selalu muncul setiap dekade. Dan herannya, penggemarnya juga banyak. Padahal katanya, mayoritas cewek benci banget sama cowok yang kelihatan tidak rapi. Lha wong handuk yang lupa dikembalikan ke tempatnya saja bisa memicu keributan yang menurut para lelaki, lebih menakutkan daripada rusuh capres-cawapres, kok.
Namun, beberapa teman saya yang menggemari cowok rambut gondrong bilang begini, “Eh, enak aja. Cowok bisa tetep rapi tahu walau gondrong“. Secara subjektif dan sebagai WNI yang baik—saya katakan tidak.
Ya mau bagaimana? Rambut gondrong pria saja dilarang kok dalam peraturan PNS, TNI, Kepolisian, dan lembaga-lembaga kenegaraan lainnya. Otomatis, kalau dilihat dari kacamata negara, cowok berambut gondrong itu tidak rapi. Sudah begitu, rambut gondrong ini memang membutuhkan ketelitian dan perawatan khusus. Iya, kalau rambutmu cepak, sekali keramas pakai sampo minimarket saja sudah cukup.
Sementara kalau rambutmu panjang dan terurai, otomatis kamu harus memastikan tidak ada sisa sampo di sela-sela rambut, mencucinya harus lebih sering karena keringat hobi belajar kelompok di sana, dan tentu saja, menyisirnya supaya tidak kusut dan lama-kelamaan jadi gimbal.
Tidak, saya bukannya mau bilang kalau pria gondrong itu jauh dari kata menarik. Maka dari itu, tulisan ini hendak menjabarkan tentang apa saja hal-hal menarik yang perempuan temukan dari pria gondrong: sebuah hal yang kadang bagi pria sendiri cukup membingungkan. Nah para pria, siap menerima kenyataan?
1.Terlihat Berjiwa Bebas
Perempuan itu pada dasarnya butuh kepastian. Namun, di sisi lain, perempuan juga suka sama pria yang kelihatan cuek dan apa adanya. Lho, maunya apa? Ya beginilah manusia—dikasih hati minta jantung, dikasih jantung minta Rumah Sakit Jantung beserta dokter-dokternya sekalian.
Pria yang berambut panjangnya yang seolah tidak mau terikat oleh aturan-aturan. Ini seperti merepresentasikan pikiran mereka yang bebas, mengembalikan manusia pada fitrahnya sebagai—kalau kata Jean-Paul Sartre—makhluk yang mengada untuk dirinya (l’étre pour-soi).
Iya, dengan menjadi gondrong, para pria sadar bahwa dirinya bisa lepas dari aturan dan anggapan kalau mereka ini kucel, mudah ketombean, dan tidak bisa diajak bekerja secara teratur. Bukankah ini sebaik-baiknya eksistensi?
2. Menantang
Mengapa Loki—si antihero dalam Marvel Cinematic Universe—tetap dicintai banyak orang meskipun dia sudah berulang-kali melakukan tindak kejahatan? Bahkan para penggemar pun sangat kecewa saat mengetahui kalau Loki tidak hidup lagi dalam Avengers: Endgame. Tentu rasa cinta ini juga didukung oleh rambut gondrong Loki—membuatnya terlihat semakin menantang.
Pria dengan rambut panjang terurai terlihat menantang. Seolah-olah, mereka berani untuk mendobrak tradisi dan mengajakmu untuk ikut dalam permainan mereka. Mungkin, rambut gondrong bisa jadi solusi bagi para capres untuk mereduksi cemoohan haters. Loki yang sudah bikin huru-hara di New York saja dimaafkan, kok!
3. Terlihat Lebih Kurus
Perempuan dan laki-laki itu beda. Seperti Venus dan Mars, katanya. Namun, salah satu dari kesamaan dua tipe makhluk ini adalah, tidak ada satupun dari mereka yang mau kelihatan gemuk.
Rambut gondrong dalam dunia fashion adalah solusi untuk mengurangi chubby pada wajah yang terbukti efektif dan diamini semua editor kecantikan, make-up artist, beauty vlogger, dan kalau perlu Anna Wintour. Ah, tak heran kalau cowok berambut gondrong terlihat tirus dan seolah punya sudut-sudut tajam di wajahnya..
4. Lebih Berseni
Manusia itu hidup dengan stereotip—termasuk stereotip kalau cowok gondrong pastilah punya bakat seni. Mungkin karena banyak seniman yang berambut panjang.
Alasannya beragam sebetulnya. Mungkin malas potong rambut, sebagai bentuk pemberontakan dari aturan-aturan, atau mungkin karena rambut gondrong bisa dijadikan pengganti kuas untuk melukis, penghubung senar gitar, perekat senja, pengaduk kopi, dan aktivitas lain yang satu sekte dengan itu.
Siapa yang tidak suka seni? Perempuan suka seniman. Perempuan suka dengan lelaki yang mampu membuat lagu, melukis wajah mereka di atas kanvas, bahkan mampu mengabarkan hal itu ke seluruh penjuru dunia. Romantis, bukan?
5. Tren
Mengutip pemikiran seorang filsuf Prancis, Pierre Bourdieu, selera manusia itu ya dipengaruhi sama masyarakat. Selera itu tidak netral.
Jadi, kalau film-film, akun Instagram, dan situs-situs berpengaruh memberikan contoh pria gondrong tampan tentu saja masyarakat akan membebek dan menganggapnya nyata. Sudah berapa banyak foto free-license dengan tema kedai kopi dan pria gondrong yang kalian temui di Internet? Sudah berapa kali Aliando versi gondrong, Omar Daniel, bahkan Chicco Jerikho menghiasi layar kaca kalian?
Maka para lelaki, ketahuilah bahwa alasan banyak perempuan tentang mengapa pria gondrong itu menarik sahih dan nyata adanya. Cuma ya itu—realistis saja, tidak semua pria gondrong akan menjelma setampan Jason Momoa dan cocok disandingkan dengan lagu Falling in Love in The Coffee Shop yang cukup hipster. Beberapa pria justru lebih cocok berambut cepak, dan kalau gondrong mereka malah lebih mirip jenglot.
Yang jelas sih, kami, para perempuan, suka dengan pria yang pura-pura cuek padahal peduli, dan tentu saja, pura-pura miskin padahal mapan—apapun model rambutnya.