Menganalisis Yel-yel ‘Terpesona’ yang Lagu dan Gerakannya Menular

Menganalisis Yel-yel “Terpesona” yang Lagu dan Gerakannya Menular terminal mojok.co cowok berseragam

Menganalisis Yel-yel “Terpesona” yang Lagu dan Gerakannya Menular terminal mojok.co cowok berseragam

Algoritma dunia media sosial Indonesia ini memang sulit ditebak. Karena kelakuan warganet kita yang cukup aneh, hal seabsurd apa pun bisa viral di media sosial. Seperti Twitter yang sempat diramaikan dengan video yel-yel “Terpesona” ala pasukan berseragam.

Kehadiran yel-yel “Terpesona” ala pasukan berseragam ini sebenarnya sudah terhitung lama. Dalam beberapa kesempatan juga sering dimunculkan untuk lelucon kisah cinta para warganet berseragam dengan mbak-mbak bidan. Yang membuat baru-baru ini meledak adalah ketika beberapa akun Twitter mengunggah versi penuh dari yel-yel ini. Bagi sebagian besar warganet, hal ini merupakan sebuah wawasan kesegaran baru karena selama ini kita semua menonton yel-yel cuplikan saja. Kecuali bagi adik-adik yang berminat masuk akademi militer, saya yakin mereka tiap hari putar video ini untuk motivasi.

Perlu diakui, mengunggah versi penuh dari yel-yel ini membuat warganet kita terpecah menjadi dua kubu. Bagi warganet yang merupakan penggemar pasukan berseragam tentu menganggap hal ini semakin baik, tetapi menjadi hal yang semakin buruk bagi warganet kita yang dari awal sudah menganggapnya sebagai sesuatu yang cringe. Sangat wajar apabila kubu yang terakhir saya sebut memiliki pendukung paling banyak karena nyanyian unik ditambah dengan koreografi “pecicilan” membuat video ini menjadi meme-able (Nggak bermaksud menghina, Mas Berseragam lho. Memang tipikal warganet kita kan gitu).

Sebagai warganet yang tidak terafiliasi oleh siapa pun, saya mencoba se-objektif mungkin dalam menilai viralnya video ini. Ketika menonton langsung video ini secara penuh, perasaan cringe dan nyebelin adalah hal pertama yang saya rasakan. Saya nggak tahu pasti kenapa, tapi saya rasa itu sifat alami manusia ketika melihat video ini. Sayangnya, cringe yang saya rasakan pertama kali itu bertahan hingga akhir.

Tetapi, saya menikmati videonya dari awal hingga akhir. Bahkan ketika videonya sudah selesai pun, saya jadi sering bersenandung dengan lagu tersebut ketika makan, mandi, dan lain sebagainya. Mungkin, ada unsur magis yang tertanam dalam yel-yel tersebut. Saya coba paparkan beberapa alasan yang mungkin membuat saya tetap menikmati yel-yel tersebut dari awal hingga akhir.

Sifat lagu aslinya yang easy listening

Sebagai informasi, yel-yel ini diadaptasi dari lagu “Terpesona” yang sampai saat ini masih simpang siur siapa pencipta dan penyanyi aslinya. Yang pasti, “Terpesona” adalah lagu yang sering dinyanyikan pada kesenian Masamper. Masamper merupakan kebudayaan leluhur pulau-pulau kecil yang berada di Sulawesi Utara. Kesenian Masamper ini menyajikan nyanyian yang dicampur dengan gerak tubuh sekelompok orang yang dipimpin oleh pangataseng (pemimpin Masamper).

Ketika saya iseng mendengar lagu “Terpesona” ala Masamper yang dinyanyikan oleh grup New Lazareth dan Putra Santiago, lagu ini memang tipenya easy listening dan membuat orang yang dengar jadi sing a long. Walau tidak bernyanyi, saya jamin orang yang mendengar lagu ini setidaknya memiliki hasrat untuk sekadar menggoyangkan bahu.

Usut punya usut, asal-muasal lagu ini dijadikan yel-yel oleh pasukan berseragam kita adalah karena lagu ini merupakan satu-satunya hiburan para TNI ketika berjaga di Kepulauan Sangihe dan Talaud (perbatasan RI-Filipina). Ya gimana nggak terngiang-ngiang coba.

Koreografi pecicilannya bikin risih tapi satisfying

Hal yang menjadi perhatian utama kita semua ketika melihat video yel-yel ini adalah koreografi yang dilakukan pasukan berseragam ini pecicilan ke sana kemari. Ada yang ngayunin tangan, ada yang naik-naik ke atas badan temannya, bahkan ada yang roll depan dengan akhiran push-up kanan-kiri, membuat orang awam berpikir ini sedang menirukan spiderman atau biawak (Maaf kalau ada istilah khususnya, saya beneran nggak tahu).

Sejujurnya, koreo tersebut bikin risih bagi yang menontonnya. Tapi, entah kenapa kerisihan tersebut malah bikin puas alias kalau anak sekarang bilangnya so satisfying. Kepuasan itu lebih banyak didapatkan dari koreo push-up yang membuat saya—atau mungkin anda juga—langsung mempraktikkan koreo tersebut setelah menonton videonya. Dan setelah mencobanya, rasanya enak juga.

Yel-yel “Terpesona” yang bersifat multifungsi

Saya sangat menyukai lagu yang memiliki nilai guna tinggi, yel-yel ini termasuk ke dalamnya. Saya menilai yel-yel ini merupakan yel-yel yang multifungsi. Nyanyian bersuara lantang ditambah dengan koreografi yang pecicilan membuat saya berpikir ini merupakan lagu yang cocok untuk latihan kardio. Jujur, saya jadi ingin menghitung berapa total kalori yang terbakar setelah menyanyikan lagu ini dengan full koreografi push-up.

Yel-yel ini berdurasi kurang lebih dua menit. Kalori yang terbuang ketika menyanyikan yel-yel ini secara berulang saya rasa nilainya sudah cukup setara dengan lari berkilo-kilo meter. Bahkan, dengan menonton video ini saja sudah cukup membakar kalori yang banyak (kalau nontonnya di ruang sauna).

Untuk menutup tulisan ini. Saya akan memberi beberapa rekomendasi lagu yang mungkin bagi pencinta yel-yel percintaan pasukan berseragam dapat menjadikannya sebagai playlist harian. Selain yel-yel “Terpesona” yang saat ini sedang viral, dilansir koranmiliter.com ada beberapa yel-yel bertemakan percintaan lain, seperti “Tanpa Kekasihku di Malam Minggu”, “Abang Latihan Pacarku Diambil Orang”, “Dindaku Sayang”, dan “Selamat Tinggal Kekasih Idaman”. Saya tidak menanggung apabila rahim anda semua menjadi terbakar, eh hangat. Selamat menonton!

Sumber gambar:YouTube Bhayangkara 23

BACA JUGA Dari Sekian Banyak Atlet Bucin, kok yang Dipermasalahin Cuma Atlet Sepak Bola ya? dan tulisan Raihan Yuflih Hasya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version