Perjalanan yang menyenangkan, pemandangan indah, persawahan, rumah-rumah penduduk, dan suara siulan kondektur masinis memberi kode kereta api untuk berangkat. Banyak kenangan yang terlintas saat membayangkan melakukan perjalanan menggunakan kereta api.
Saya suka mengamati perilaku para penumpang kereta api. Terkadang, ketimbang sibuk dengan gawai, saya lebih suka mengamati. Ada keasyikan tersendiri. Secara umum, ada 6 perilaku yang berhasil saya catat. Inilah dia:
Kalau ngomong nggak bisa pelan
Kamu pasti tahu kalau di saat-saat tertentu, gerbong kereta api bisa sunyi sekali. Kalau ada yang ngobrol bisa terdengar. Nah, hampir di setiap perjalanan, saya pasti menemukan orang yang seperti ini.
Mereka senang sekali ngobrol dengan penumpang di sebelahnya. Mudah akrab. Kebanyakan dari mereka adalah orang yang sudah mempunyai banyak pengalaman. Saking asyiknya bercerita, suara mereka mengganggu penumpang lainnya. Bayangkan saja, lagi mau tidur malah dengerin curhatan dia, kan, bete banget.
Nggak betah duduk
Penumpang ini sering mondar-mandir dari gerbong satu ke gerbong lainnya atau malah ada yang berdiri di bordes sampai berjam-jam. Saya kagum, kaki mereka begitu kuat. Dikasih kursi buat istirahat malah pengennya berdiri. Aneh betul.
Perokok aktif
Penumpang kereta api seperti ini mirip “mini sepur” yang asapnya terus mengepul. Setiap berhenti di stasiun, mereka selalu keluar untuk sekadar mengisap rokok, walaupun keretanya hanya berhenti lima menit. “Yaaa setidaknya merasakan dua atau tiga kali iisap rokoknya,” kata salah satu perokok yang pernah saya tanyakan. Emangnya enak ya cuma dua atau tiga kali isap begitu.
Kolektor film
Saya yakin, sebelum naik kereta api, mereka sudah menyiapkan stok film untuk menemani perjalanan. Saat di gerbong, mereka hanya sibuk mengurusi barang-barang elektroniknya. Kebanyakan dari mereka adalah “lawan” dari penumpang yang kalau ngomong nggak bisa pelan.
Sejak awal keberangkatan sampai akhir tujuan, telinga mereka selalu disumpel headset dan tidak mau diganggu. Saya suka sebelahan sama penumpang kereta api tipe ini.
Si beser
Selalu buang air kecil ke toilet karena tidak kuat menahan hawa dingin. Setiap sepuluh menit, penumpang ini selalu ke toilet dan bahkan pernah ada yang di toilet hampir satu jam. Hmmm ngapain aja, ya, di toilet selama itu? Oh, mungkin sambung ke gerbong makan.
Si dermawan
Penumpang ini sudah menyiapkan banyak makanan sebelum melakukan perjalanan. mMereka selalu menawarkan makanannya ke sebelahnya. Seperti contoh, ada nenek-nenek yang pernah menyodorkan saya macam-macam buah miliknya. “Gausah repot-repot Nek,” ucap saya, tetapi tetap terus menawari saya. Apa karena saya kurus ya jadi terlihat seperti kurang gizi.
Itu dia beberapa tipe penumpang yang sering saya jumpai ketika sedang dalam perjalanan menggunakan kereta api. Sebetulnya masih banyak tipe lainnya. Namun kereta api saya sudah mau berangkat. Sudah dulu ya.
BACA JUGA Sesakit-sakitnya Patah Hati Lebih Sakit Tidak Kebagian Sodoran Rokok.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.