Menerobos Lampu Merah Itu Berbahaya, apalagi Jika Merahnya Baru Beberapa Detik, Semoga para Pelakunya Kena Bisul Sebesar Vietnam

Menerobos Lampu Merah Itu Berbahaya, apalagi Jika Merahnya Baru Beberapa Detik, Semoga para Pelakunya Kena Bisul Sebesar Vietnam

Menerobos Lampu Merah Itu Berbahaya, apalagi Jika Merahnya Baru Beberapa Detik, Semoga para Pelakunya Kena Bisul Sebesar Vietnam (Pixabay.com)

Pernah nggak Anda nemuin pengendara yang menerobos lampu merah ketika si merahnya baru muncul?

Terus terang aja, bagi saya, penerobos lampu merah semacam itu lebih bengis daripada pelanggar lampu merah biasanya. Kalau penerobos lampu merah biasanya kan, mereka menerobos ketika si merahnya udah kepalang lama muncul. Dan cara menerobos seperti itu, potensi dan kadar merepotkan pengendara lain di arah yang berlawanan itu lebih kecil dibanding penerobos yang satu ini.

Si penerobos lampu merah yang satunya ini, mereka seolah-olah yakin dengan instingnya bahwa, si merah yang baru muncul itu nggak akan membuat kehidupannya terancam. Sialnya lagi, karena keyakinan akan instingnya betul-betul kuat, akhirnya mereka seolah-olah nggak peduli kalau yang dilakukannya amat sangat merepotkan pengendara lain di arah yang berlawanan.

Menerobos lampu merah bikin pengendara dari arah berlawanan jadi panik 

Kalau si penerobos biasanya kan, mereka tahu bahwa di arah yang berlawanan lagi sepi. Makanya mereka yakin buat lanjut terus. Lha penerobos yang satu ini tuh benar-benar nggak ada otak. Udah tahu di arah berlawanan ada pengendara yang lagi melaju, malah mereka dengan PD-nya menerobos tanpa menghiraukan kesulitan pengendara lain buat menempatkan posisi berkendaranya.

Bagi yang belum nemuin, percayalah, penerobos yang satu ini benar-benar nggateli. Selain merepotkan, mereka juga membuat panik. Bayangkan aja, saya yang di arah berlawanan ini udah percaya diri melaju karena lampu hijau udah menyala, eh malah penerobos nggateli ini muncul membuat panik campur bingung; ini lampunya yang rusak, atau emang lampu di arah berlawanan sana juga sama-sama hijau?

Tentu saja bukan lampunya yang rusak. Yang rusak adalah pikiran si penerobos itu. Kalau Anda nemuin penerobos yang satu ini, saya sarankan jangan segan-segan untuk misuhi mereka. Saya yakin nggak akan berdosa karena Anda udah mengingatkan orang yang pikirannya sedang rusak.

Menerobos lampu merah itu justru bikin kemacetan yang baru

Karena pengendara di arah berlawanan panik dan sulit menempatkan posisi berkendaranya, yang terjadi akhirnya macet. Inilah yang membuat saya menganggap penerobos satu ini lebih menjengkelkan daripada penerobos biasanya. Kalau penerobos biasanya kan nggak kira menuai kemacetan. Paling-paling macetnya ya gara-gara kecelakaan.

Macetnya sih memang macet seperti biasa. Tapi entah kenapa, kalau kemacetan itu terjadi gara-gara penerobos satu ini, rasanya lebih menjengkelkan daripada kemacetan biasanya.

Ya bayangkan aja, saya di arah berlawanan yang awalnya bisa melaju lebih cepat, akhirnya melambat hanya gara-gara satu orang yang pikirannya rusak. Dan itu nggak jarang membuat saya dan pengendara lain di arah yang berlawanan menunggu lampu merah lagi. Kalau durasi lampu merahnya sebentar nggak begitu masalah. Lha kalau sampai satu menit lebih? Kalau kebetulan saya sedang di lampu merah yang durasinya kayak lampu merah Pingit, gimana? Pingit, Bos, durasi lampu merahnya satu siklus kehidupan.

Alah, mbuh. Wong kok pikirane dideleh nek dengkul.

Risiko kecelakaan yang lebih besar

Jangan kira, menerobos lampu merah meski si merahnya baru muncul itu nggak berisiko kecelakaan. Justru risikonya lebih besar daripada menerobos lampu merah seperti biasanya.

Baru-baru ini, di salah satu perempatan kota Kediri dekat kampus saya kuliah, itu ada dua insiden kecelakaan gara-gara menerobos lampu merah. Kebetulan salah satunya yang menjadi korban adalah kawan saya. Dan kronologinya pun persis dengan apa yang sedang saya bahas, yaitu menerobos karena si lampu merahnya masih baru muncul.

Setelah saya pikir-pikir, walaupun remeh, sepertinya memang tukang menerobos lampu merah meski si merahnya baru muncul itu amat sangat berisiko. Sebab ketika misalnya kita mau menerobos seperti biasanya, kita pasti mikir dulu, kira-kira di arah yang berlawanan itu lagi ramai atau sepi. Lha kalau penerobos yang satu ini, mau ramai atau sepi, mereka menerobos begitu saja tanpa mikir.

Jadi bisa disimpulkan, risiko yang didapat para penerobos satu ini sebenarnya lebih ngeri daripada penerobos biasanya.

Menghipnotis pengendara lain buat nggak taat lalu lintas

Menerobos lampu merah memang semenyenangkan itu. Nggak usah nunggu lama-lama dan merepotkan orang lain tanpa tanggung jawab. Dan karena menyenangkan, nggak jarang kelakuan penerobos satu ini bisa menghipnotis pengendara lain buat nggak taat lalu lintas.

Jujur aja, banyak sekali pengendara nggak taat lalu lintas gara-gara penerobos tersebut. Dan salah satu dari pengendara itu adalah saya. Padahal, saya ini tipikal pengendara yang betul-betul taat lalu lintas, apalagi sejak ada kamera elektronik di setiap lampu merah. Entah kenapa, iman saya ini tiba-tiba goyah; kayak-kayak mereka ini membawa setan untuk membisiki saya agar mengikuti jalan yang tersesat.

Oleh karena itu, biar Anda sekalian nggak sampai ke jalan yang tersesat, khususnya yang berisiko besar tadi, saya sarankan sebaiknya nggak usah nerobos lampu merah meski si merahnya baru muncul. Sabar aja udah. Sebab, insting manusia itu sekalipun tajam, nggak akan pernah mengubah takdir Tuhan.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Lampu APILL di Surabaya yang Durasinya Ora Umum

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version