Skuat Arsenal tidak seimbang. Dan itu benar. Memainkan Pepe, Ozil, Laca, dan Auba bukan kerja mudah. Nah, di #FM20 ini, misinya adalah menemukan keseimbangan ketika memainkan keempatnya. Saya bikin 3 save dengan banyak formasi dan jawabannya adalah strikerless!
Strikerless 4-1-2-3-0
Auba = SS
Laca = AM
Ozil = Mezzala
Pepe = IF
Inspired by Guido Merry and Jonathan Aspey!
Untuk mengakomodasi Auba dan Laca, saya pakai in-game editor dan bikin keduanya bisa main di pos AM. Ini bukan tanpa alasan.
Saya bikin 3 save untuk misi ini. Save I sudah jalan 2,5 tahun. Di sana, asisten pelatih menyarankan Laca dilatih sebagai AM. Tujuannya supaya karier Laca jadi panjang. Auba pun disarankan dilatih sebagai LW. Dengan landasan analisis asisten pelatih di save I, saya gunakan untuk save III ini: strikerless!
Hasil sejauh ini. Friendly masih belum konsisten, terutama Auba dan Laca yang main peran baru. Tapi, AI di #FM20 ini menunjukkan kalau Auba-Laca punya kecocokan. Ada garis hijau kalau kalian mainkan keduanya di posisi asli dan berjejer.
Tesis itu saya coba di mode ini dan kecocokan itu terlihat. Masuk awal musim, keduanya makin konsisten. Dari 3 match, dapat 9 gol dan 2 kebobolan. Pada dasarnya, baik Auba, Laca, dan Pepe tajam kalau dapat ruang. Ruang itulah yang saya cari lewat strikerless.
Kuncinya justru ada di sini: ketika tim kehilangan bola. Karena bermain narrow, pemain jadi cepat re-group. Nggak turun terlalu rendah, tapi nggak naiknya nggak tinggi-tinggi amat. Cocok untuk counter memanfaatkan speed Laca, Auba, Pepe.
Karena bermain sebagai AM, Auba-Laca nggak berdiri di garis batas pertahanan lawan. Posisi AM memungkinkan keduanya agak turun ke bawah, lebih terlibat di build-up dan punya jarak untuk berlari lebih dulu ketimbang bek untuk mengejar umpan terobosan.
Situasi itu tercipta memanfaatkan logika kecepatan Einsten. Pernah ditulis Ahmad Khadafi di fandom.id. Berikut penjelasannya: Logika Kecepatan Einstein dan Naluri Pembunuh Inzaghi
Karena sudah lebih dulu sprint, Auba dan Laca sering dapat kesempatan one on one dengan kiper lawan. Apalagi Auba yang punya speed 17 kalau nggak salah.
CCC yang banyak terjadi dengan situasi one on one bikin Auba jadi salah 1 top skor sementara.
Rerata posisi pemain ketika mulai menguasai bola seperti ini. Bek-bek lawan terdorong oleh Auba, Laca, Pepe yang maju. Formasi lawan juga bikin Ozil dan Torreira banyak dapat ruang.
Ozil itu bagus kalau ada runner yang menyokong. Nah, strikerless ini menyediakan 3 runner sekaligus.
Baik Ozil maupun Torreira banyak lempar bola direct diagonal, ke arah lari Pepe atau Laca, ke ruang di antara kiper dan batas berdiri bek lawan. Seperti pegas, Pepe, Auba, dan Laca punya speed yang dominan untuk mengejar bola hasil pass into space itu.
Ini rerata posisi pemain ketika kehilangan bola. Selain bek, semua pemain berdiri di antara pemain lawan. Enggak pressing yang nempel banget. Posisi seperti bikin AI lawan bingung dan biasanya pass ke belakang.
Gambar di atas menunjukkan proses gol Auba.
Bola di kiri, dikejar Laca. Bek lawan kehilangan opsi ke depan karena ditutup dengan baik. Bek kiri Watford terlihat bingung dan mencoba back pass. Saat itulah Laca menekan dan mengintersep bola. Rebound jatuh ke kaki Auba yang kosong.
Hasilnya, Auba dan Laca masuk tim terbaik minggu itu. Bukan sebagai striker, tapi gelandang WQWQWQ
Ini peta umpan para pemain. Serangan memang condong di kiri karena diisi Kolasinac, Ozil, Pepe. Tiga pemain yang bisa main short pass cepat dan akurat. Di kanan, Torreira dekat dengan Laca. Xhaka sebagai “bandul”. Artinya, semua pemain tidak akan terisolasi!
Satu aspek yang membantu formasi strikerless ini adalah kerja sama Auba dan Laca yang memang bagus. Mereka sering berganti-ganti posisi secara alami. Jika satu pemain menekan ke bawah, satunya lari ke atas untuk isi ruang.
Gambarannya seperti ini. Bek kanan Watford telat melakukan track back ke Laca. One on one dan jadi gol.
Nah segitu dulu awal save III strikerless. Nanti diupdate kalau sempat. Adios.
BACA JUGA MIKEL ARTETA DAN DUA BATU SUMBAT DI ESOFAGUS ARSENAL atau tulisan Yamadipati Seno lainnya. Follow Twitter Yamadipati Seno.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.