Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mempertanyakan Logika Wacana Bongkar Bangku Ijen Malang

Mohammad Faiz Attoriq oleh Mohammad Faiz Attoriq
16 Februari 2023
A A
Mempertanyakan Logika Wacana Bongkar Bangku Jalan Besar Ijen Malang

Mempertanyakan Logika Wacana Bongkar Bangku Jalan Besar Ijen Malang (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bangku Jalan Besar Ijen, Kota Malang jadi viral belakangan ini. Bukan karena keunikan atau jadi destinasi wisata, tapi, bangku Jalan Besar Ijen malah jadi tempat mesum oleh pasangan muda-mudi yang nggak mampu mengerem syahwat.

Kasus asusila di bangku Jalan Besar Ijen sudah beberapa kali muncul, awalnya malam hari sehingga banyak yang minta lampu jalannya ditambah. Masyarakat menilai nekatnya pelaku asusila di malam hari ditengarai karena lampunya yang kurang banyak.

Jalan Besar Ijen ini relatif remang-remang. Sudah daya lampunya nggak terlalu besar, jaraknya terlalu jauh pula. Eh, begitu dikeluhkan Jalan Besar Ijen saat malam jadi ajang mesum, tahu-tahu siang harinya ada yang mesum juga. Padahal siang bolong, tapi nekat untuk berbuat asusila, pas ramai pula kondisi jalannya, kayak kucing kawin.

Nggak cuma adegan cabul, Jalan Besar Ijen juga dipakai anak muda labil penikmat knalpot brong gathering. Suaranya knalpot nggak sesuai standar yang sangat toksik ini bikin masyarakat yang tinggal di sana resah.

Buntutnya dua insiden itu, awalnya bangku Jalan Besar Ijen diblokade dengan kayu sehingga nggak ada yang duduk di sana. Melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, pihaknya bakal bongkar semua bangku di Jalan Besar Ijen. Pembongkarannya akan dipertimbangkan kepastiannya dalam 2 pekan lagi, katanya siap menerima konsekuensi kritik.

Blunder parah

Kebijakan untuk pembongkaran semua bangku di Jalan Besar Ijen Malang adalah blunder yang parah. Kenapa? Sebab, tindakan ini sebenarnya bukan solusi yang tepat untuk menghindari kasus asusila dan gangguan ketertiban masyarakat.

Nggak semua yang menggunakan bangku di jalan tersebut adalah orang yang kebelet bermesraan. Ada orang yang butuh istirahat sebentar di ruas Jalan Besar Ijen, misal habis bekerja dari tempat jauh atau mau healing sebentar. Bangku pedestrian ini juga dipakai keluarga kecil untuk momong anak atau berjalan-jalan menikmati jalanan besar itu.

Dan, ada yang cukup penting, yaitu sepanjang jalan mulai Jalan Besar Ijen sampai Jalan Ijen adalah objek wisata.

Baca Juga:

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Jalanan besar ini adalah kompleks perumahan era kolonial Belanda yang antik dan pemandangannya menarik. Kalo bangkunya saja dicabut gara-gara dipakai mesum dan anak komunitas knalpot brong, apa solutif? Sama saja kayak begini, Anda punya lumbung padi tapi malas pakai jebakan buat tangkap tikus. Lalu, langkah yang Anda ambil adalah membakar lumbung.

Tikusnya sih tewas, tapi padinya langsung jadi abu. Buat apaaa?

Pelaku mesum dan anak labil penikmat knalpot brong bakal lenyap, tapi wisatawan nggak mau datang juga. Habis jalan-jalan menyusuri Jalan Ijen, capek, terus istirahat, mau duduk di mana? Lesehan?

Karena nggak ada fasilitas tersebut, otomatis Ijen nggak bakal dikunjungi wisatawan. Lha selain CFD saja pedestrian Ijen nggak lebih dari jalur pejalan kaki yang sepi, apalagi nggak ada kursinya, yang ada malah jadi lapak Mixue *eh*.

Salah konsep

Bayangkan seperti ini: petani dan peternak dilarang pakai celurit dan arit karena dua barang tersebut dipakai untuk klitih. Aneh kan? Begitu pula bangku Taman Ijen. Meski ada yang menyalahgunakan, bukan berarti lantas dicabut.

Bangku Taman Ijen nggak berdosa, peruntukannya memang bukan buat ena-ena. Kalau cabut bangku itu solusi yang masuk akal, kayaknya di Amerika sana semua bangku taman dicabut hanya karena dijadikan arena main skateboard. Nyatanya ya nggak kan?

Kenapa nggak menggencarkan razia atau sosialisasi penggunaan fasilitas umum yang bijak? Kan orang Indonesia kreatif, kalo bangkunya dicabut, yang berulah punya trik sendiri, misal mesum di balik pohon besar.

Sendiko dawuh

Kalo ini mau Anda semua, silakan, Anda yang punya kebijakan, masyarakat cuma “sendiko dawuh”. Protes pun terlambat, wong sudah direncanakan. Teruskan saja bongkar bangku Jalan Besar Ijen. Nggak apa-apa kok, kan Anda semua yang punya solusi yang bijak.

Saya sendiri cuma bisa berdoa, semoga nggak menyesal jika ternyata pembongkaran bangku justru berdampak negatif bagi pariwisata Kota Malang.

Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 7 Tempat yang Sebaiknya Nggak Dikunjungi Saat ke Malang Raya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Februari 2023 oleh

Tags: bangku ijenMalangmesumpembongkaran
Mohammad Faiz Attoriq

Mohammad Faiz Attoriq

Si pria random yang tubirnya meletup-letup

ArtikelTerkait

4 Makanan Khas Malang yang Jarang Direkomendasikan Warga Lokal kepada Wisatawan

4 Makanan Khas Malang yang Jarang Direkomendasikan Warga Lokal kepada Wisatawan

1 Maret 2024
tempat wisata malang raya

5 Tempat Wisata Tersembunyi di Malang Raya

18 Desember 2021
5 Jalan di Malang yang Lebih Pantas Disebut Rintangan Benteng Takeshi terminal mojok.co

5 Jalan di Malang yang Lebih Pantas Disebut Rintangan Benteng Takeshi

27 Desember 2021
Nasib Pejalan Kaki di Malang Menyedihkan Gara-gara Trotoar "Dirampok" PKL dan Tukang Parkir: Pilihannya Hanya Loncat atau Nunggu Ditabrak

Nasib Pejalan Kaki di Malang Menyedihkan Gara-gara Trotoar “Dirampok” PKL dan Tukang Parkir: Pilihannya Hanya Loncat atau Nunggu Ditabrak

26 November 2024
Derita Mahasiswa Kabupaten Malang yang Kuliah di Kota Malang (Unsplash)

5 Hal yang Menjadi Sumber Derita Mahasiswa Kabupaten Malang yang Kuliah di Kota Malang PP

9 April 2025
Alasan Orang Surabaya seperti Saya Ogah Liburan ke Malang

Alasan Orang Surabaya seperti Saya Ogah Liburan ke Malang

25 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.