Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat, Prestasinya Banyak, Masak Milih karena Tren TikTok doang

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
5 November 2023
A A
Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat, Prestasinya Banyak, Masak Milih karena Tren TikTok doang

Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat, Prestasinya Banyak, Masak Milih karena Tren TikTok doang (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir-akhir ini, temlen media sosial saya menyuguhkan lanskap kampanye politik yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Tren Prabowo Subianto gemoy yang sempat beberapa kali nangkring di trending hashtag X dan TikTok, mengubah kesan politik yang dulunya kaku dan serius, menjadi lebih santuy dan terasa anak muda sekali. Saya kurang tahu pasti siapa yang menaikkan tren ini. Pak Prabowo sendiri di banyak kesempatan justru bertanya soal kata gemoy itu sendiri.

Yang jelas, saat awal-awal tren itu muncul, saya menyambutnya dengan pikiran yang lapang. Pikir saya, akhirnya dunia politik sedikit tidak membosankan, ada guyonan-guyonannya. Eh, lha kok makin lama, tren itu makin meresahkan. Ya gimana, kebanyakan komentar atas tren itu malah membuat tren itu sendiri bukan lagi sekadar guyonan, melainkan berubah jadi dasar dalam memilih pemimpin.

Kalau tak percaya, coba cek aja di kolom komentar postingan yang pakai hastag Prabowo gemoy. Nyaris seratus persen komentar di sana menarasikan bahwa memilih pemimpin itu berdasarkan gemoy. Parahnya lagi, setelah saya cek akun-akun yang berkomentar itu, kebanyakan adalah anak-anak muda, yang mana mereka merupakan mayoritas sebagai pemilih pemilu 2024.

Bukan, saya bukan hendak berniat jelek ke Pak Prabowo. Saya justru berniat baik pada Pak Prabowo dan para kawan-kawan muda di luar sana. Sebab, ada beberapa konsekuensi logis yang merugikan sekaligus menyesatkan kalau tren tersebut dijadikan sebagai dasar dalam memilih pemimpin.

Prestasi Pak Prabowo Subianto itu banyak

Jadi begini. Pak Prabowo itu, sebagaimana sudah sah menjadi capres 2024, beliau pastilah ingin membawa Indonesia lebih baik. Secara akal yang normal, membawa Indonesia lebih baik itu membutuhkan komposisi yang kompleks. Setidaknya, karakter kepemimpinan, program kerja dan strategi politik, serta cara berpikir dalam memandang sebuah masalah, baik berskala nasional maupun internasional adalah hal yang niscaya.

Tapi ya jangan hanya memilih beliau semata karena gemoy. Ya aneh aja kalau memandang beliau seperti itu. Pencapaian beliau itu banyak, dan mentereng. Bisalah gemoy itu hanya jadi pengantar melihat beliau sebagai orang yang lebih besar lagi.

Tapi, serius, prestasi beliau itu banyak lho. Anggota Tim Mawar, contohnya

Guyonan yang malah membawa pengaruh serius

Terus, kalau misalnya respons atau komentar kalian atas tren Prabowo gemoy itu adalah bentuk guyonan juga, maka percayalah, kelakuan kalian yang seperti itu tidak jauh beda sama kelakuan setan. Yaps betul, sama-sama menyesatkan.

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Jadi Affiliator TikTok Nyesek, Kelihatan Santai dan Cuan padahal Komisinya Gaib

Ini juga logika yang sederhana lagi. Media sosial yang kalian pakai buat berkomentar alih-alih guyon itu, isinya adalah muacam-macam orang. Mulai dari usia, cara berpikir, dan selera humor, semuanya beda dengan kalian. Pun, komentar kalian di sana itu akan melesat begitu saja tanpa ada filter yang memungkinkan pantas diterima oleh usia berapa, cara berpikir yang gimana, dan selera humor yang seperti apa.

Ya, aman-aman aja sebenarnya kalau yang membaca komentar kalian itu kebetulan usia, cara berpikir, dan selera humornya sama dengan kalian. Ha kalau ternyata yang membaca komentar kalian itu anak muda yang masih labil, selera humornya rendah pula, bukan tak mungkin mereka akan menganggap komentar kalian sebagai sebuah keseriusan.

Sebenarnya pendapat saya ini bisa dibilang ketakutan nggak berdasar sih. I mean, siapa gitu lho yang kepikiran milih Prabowo Subianto karena gemoy. Tapiii, ini Indonesia. Kita pernah mengalami masa orang percaya anak dikutuk jadi ikan pari. Apalagi isu ini, duh.

Memilih pemimpin itu tidak pernah remeh

Sekali lagi, saya sebenarnya fine-fine aja dengan guyonan tersebut. Tidak ada salahnya tingkah laku Pak Prabowo yang gemoy itu dibuat hiburan biar aktivitas melek politik tidak terlalu membosankan. Tapi yang namanya guyon, tentu saja ada batasnya, apalagi soal memilih pemimpin.

Persoalan memilih pemimpin tidak seremeh itu lho, kawan. Kalian memilih pemimpin itu sama halnya dengan memilih bagaimana perjalanan hidup kalian selama lima tahun ke depan. Bahkan sekadar kalian bermimpi ingin menjadi apa nantinya, itu juga sedikit banyak tidak lepas dari keputusan pemimpin kalian.

Cukup anggap tren Prabowo Subianto gemoy ini sebagai cara beliau untuk mengenalkan diri pada gen Z aja. Jangan dipakai sebagai satu-satunya alasan memilih, nggak bijak, Guys. Wong Pak Prabowo itu punya segudang prestasi, jangan karena gemoynya aja.

Sebagai contoh, lagi-lagi, tim Mawar. Misaleee.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Prabowo Pilih Gibran: Jadi Bumerang karena Jadi Musuh Bersama

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2023 oleh

Tags: gemoypemilu 2024Prabowo Subiantotiktoktren
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

Memahami Apa Itu PMO yang Ramai Diperbincangkan di TikTok dan Cara Mengatasinya Terminal Mojok

Memahami Apa Itu PMO yang Ramai Diperbincangkan di TikTok dan Cara Mengatasinya

1 Januari 2023
Kenali Dulu Filosofi Logo Partai Ummat, Sebelum Kadernya pada Keluar terminal mojok.co

Kenali Dulu Filosofi Logo Partai Ummat, Sebelum Kadernya pada Keluar

8 Oktober 2021
TikTok Pernah Dibunuh, Mati, dan Kini Bangkit dari Kuburnya

Analisis Serius 4 Video TikTok Viral yang Absurd

16 Agustus 2020
5 Alasan ATM Indonesia Memang Lebih Baik Ketimbang Amerika (Unsplash.com)

5 Alasan ATM Indonesia Memang Lebih Baik Ketimbang Amerika

6 Juni 2022
Kopi Hitam Tidak Ada Sangkut Pautnya Dengan Kejantanan Seseorang terminal mojok.co

Menjawab Apakah Harga Kopi Mahal Itu Sepadan

14 September 2020
musim permainan di sd anak 2000an tren remaja anak-anak di indonesia mojok.co

Pengalaman Saya Sekolah di SD yang Punya 6 Musim

16 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.