Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Membela secara Historis Orang-orang yang Matikan Fitur Centang Biru WhatsApp

Ahmad Natsir oleh Ahmad Natsir
30 Juli 2021
A A
Membela secara Historis Orang-orang yang Mematikan Fitur Centang Biru WhatsApp terminal mojok.co

Membela secara Historis Orang-orang yang Mematikan Fitur Centang Biru WhatsApp terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Minggu ini adalah minggu terakhir pengisian nilai di Siakad, aplikasi layanan akademis mahasiswa di kampus saya mengabdi. Namun, baru akan mengisi nilai, saya mendapatkan kendala. Menu jurusan saya belum juga muncul di sana. Akhirnya, saya mencoba menghubungi sekretaris jurusan untuk segera menambah menu jurusan di akun Siakad saya. Sialnya, fitur centang biru miliknya dimatikan, pesan WhatsApp saya hanya centang dua pucat, dan tidak dibalas dalam tiga hari. Dan sampai sekarang, pesan itu masih misteri: apakah sudah dibaca atau belum sama sekali?

Jengkel, itulah yang saya rasakan kala itu. Pemaknaan macam-macam yang mengarah ke hal negatif tidak bisa saya halangi untuk muncul di benak saya. Ditambah dengan waktu yang sudah deadline menambah kegelisahan saya. 

Saya tidak jengkel karena pesan saya hanya centang dua pucat. Saya hanya jengkel mengapa belum ada tanggapan hingga sekarang. Untunglah ada kontak lain yang bisa saya hubungi dan masalah saya selesai.

Di dunia yang lain, fitur centang biru dianggap meresahkan. Baru-baru ini, Mbak Ajeng Rizka dalam tulisannya yang berjudul “Mendebat Secara Profesional Kaum yang Mematikan Centang Biru WhatsApp” mengkritik keras orang-orang yang mematikan fitur centang biru ini. Blio menjelaskan, ini berbahaya untuk kepentingan bisnis dan beberapa kepentingan yang lain.

Jujur saja, saya termasuk orang-orang yang tidak mematikan fitur centang biru ini. Pasalnya menurut saya, centang biru hanyalah semata-mata fitur tambahan di era empat titik nol. Tidak kurang dan tidak lebih.

Begini, Mbak Ajeng Rizka, meskipun saya juga korban dari orang yang mematikan fitur centang biru itu karena banyak mahasiswa yang “tidak membaca” pesan WhatsApps saya. Namun, saya tetap membela mereka. Kali ini secara historis. Bukan profesional seperti yang Mbak Ajeng.

Kalau dirunut secara historis, kita baru bisa menikmati fitur centang biru di aplikasi BBM (BlackBerry Messenger) yang baru marak di era saya masih kuliah sekitar 2009. Sebelumnya, kita masih sangat menikmati fitur SMS yang masih berbayar tiap karakter satu rupiah hingga tiap pesan 350 rupiah. 

Dalam fitur SMS yang kita nikmati bersama waktu itu, yang dengan itu saya menemukan jodoh, kita tidak mendapatkan fitur centang biru. Maksimal, kita hanya akan mendapatkan pesan pop up yang memberitahukan bahwa pesan yang kita layangkan sudah diterima oleh yang bersangkutan. Entah dibaca atau belum, kita tidak bisa tahu. Yang jelas, kita sudah merasa lega kala muncul kata “message sent” hingga “message delivered”.

Baca Juga:

4 Siasat Bertahan di Grup WhatsApp Keluarga Besar 

SMS BRImo Meresahkan: Cuma Rp750 per SMS, tapi Diam-diam Bikin Nasabah Boncos

Saya masih ingat betul manakala saya menyatakan cinta kepada pujaan hati. Sungguh, betapa berdebarnya hati saya ketika pesan saya itu sudah berstatus “delivered”. Ya, saya sama sekali tidak pernah memikirkan apakah pesan itu sudah dibaca atau belum. Yang jelas pesan itu sudah benar-benar masuk di gawainya.

Dari situlah, alasan orang-orang yang mematikan fitur centang biru saya temukan. Mereka adalah umat manusia secara historis merupakan “anak ideologis” dari kenyamanan ber-SMS. Di mana mereka tidak pernah merasakan betapa melegakannya fitur centang biru itu.

Hasil tempaan dan cobaan fitur SMS dalam rentang waktu yang cukup lama semestinya akan menjadikan generasi 80-an menyadari hingga mampu mengatakan “Alhamdulillah” ketika pesan yang dikirim hanya memperoleh dua centang. Dan rasa syukur inilah yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi, agar generasi sekarang tidak ahistoris memahami fitur debatable ini. Dan, bukankah ini juga sebuah momen untuk menempa rasa pasrah kita kepada Yang Maha Esa sekaligus sabar dan rasa syukur?

Jadi, untuk apa kita terlalu menuntut seseorang mengaktifkan centang birunya? Toh, nyatanya kita masih bisa hidup dengan baik ketika pesan tersebut sudah berstatus “terkirim”, bukan?

BACA JUGA 5 Alasan Orang Hide Story WhatsApp dan tulisan Ahmad Natsir lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: centang biruPojok Tubir TerminalSMSWhatsapp
Ahmad Natsir

Ahmad Natsir

Bapak rumah tangga yang nyambi nulis esai.

ArtikelTerkait

Trik Sukses Berjualan di WhatsApp agar Story-mu Nggak Di-skip Orang

Trik Sukses Berjualan di WhatsApp agar Story-mu Nggak Di-skip Orang

28 Mei 2020
Grup WhatsApp Keluarga Besar Adalah Kawah Candradimuka Sebelum Berdebat di Sosial  Media

Urusan Fitur, Saya Lebih Memilih Telegram daripada WhatsApp

4 Agustus 2020
Sebut Orang yang Copy Paste Ucapan Duka Cita Nggak Tulus, Itu Sotoy Namanya! terminal mojok.co

Sebut Orang yang Copy Paste Ucapan Duka Cita Nggak Tulus, Itu Sotoy Namanya!

11 Juli 2021
grup whatsapp sekolah grup wa anggota nyebelin cara mute cara keluar stiker meme jualan online mojok

Menebak Motif Munculnya Grup WhatsApp SMP padahal Sebelumnya Nggak Pernah Ada

21 Juni 2020
DPR 'Pemburu Sunrise': Wakil Rakyat yang Nir-Empati dan Kita yang Pelupa terminal mojok.co

DPR ‘Pemburu Sunrise’: Wakil Rakyat yang Nir-Empati dan Kita yang Pelupa

29 Juni 2021
Grup WhatsApp Kos: Dianggap Sepele, tapi Perannya Gede

Grup WhatsApp Kos: Dianggap Sepele, tapi Perannya Gede

14 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.