Pada hari Selasa lalu, netizen Indonesia wabil khusus warga Jawa Barat digegerkan dengan berita mengenai hilangnya salah seorang warga asal Sumedang bernama Yana di kawasan Cadas Pangeran, Sumedang. Ia diberitakan hilang secara misterius setelah memberikan tumpangan pada seseorang yang misterius usai melaksanakan salat isya di masjid.
Sebelum menghilang, Yana sempat mengirimkan sebuah voice note pada istrinya. Voice note tersebut sudah beredar luas di media sosial. Saya yang pertama kali mendengar voice note tersebut di Twitter langsung merasa merinding karena suara Pak Yana yang seperti ketakutan sambil menangis, ditambah suara air atau sungai yang mengiringi. Setelah mendengar voice note tersebut, saya merasa takut sekaligus mendoakan agar Pak Yana segera ditemukan.
Setelah beredar kabar menghilangnya Pak Yana, banyak netizen yang menghubungkan kejadian tersebut dengan kejadian mistis. Ada yang bilang bahwa Pak Yana diculik oleh dedemit, disesatkan di alam gaib. Ada pula yang mengaitkan dengan sindikat perdagangan organ manusia. Sampai kuncen yang ada di Cadas Pangeran pun bilang bahwa Pak Yana diculik oleh oray konéng (ular kuning) dan kalau tidak ketemu sampai tiga hari, keluarga harus mengikhlaskannya.
Awalnya, saya cukup merasa sangsi jika Pak Yana diculik oleh dedemit atau dibawa ke alam gaib. Pasalnya, kok dia masih bisa mengirim voice note lewat WhatsApp ke istrinya? Bukannya alam gaib dengan alam manusia tentu jelas berbeda? Tapi, bodohnya saya malah percaya kalau Pak Yana menghilang ada kaitannya dengan hal mistis. Hal ini mengingat Cadas Pangeran merupakan kawasan yang kental dengan sejarah berbau mistis. Banyak pula kejadian di luar nalar yang menimpa para pengendara ketika melewati jalan Cadas Pangeran.
Dua hari setelah menghilang, akhirnya Pak Yana ditemukan di Cirebon. Buset, dah, jauh amat. Usut punya usut, ternyata Pak Yana sengaja pergi menggunakan Elf menuju Cirebon, bukan diculik oleh dedemit seperti yang ramai diperbincangkan. Kabar yang beredar rupanya Pak Yana mempunyai masalah pekerjaan dan keluarga. Pihak kepolisian Sumedang masih mendalami motif Pak Yana melakukan hal tersebut yang membuat gaduh masyarakat setempat.
Template orang yang hilang secara misterius: diculik oleh dedemit.
Dedemit be like, “Kok gue lagi sih yang disalahin? Padahal gue nggak ngapa-ngapain.”
Sebelum kejadian menghilangnya Pak Yana ini, ada pula kejadian serupa di Samarinda yang dialami oleh tukang bakso bernama Anto. Ia menghilang secara misterius dengan meninggalkan tiga mangkuk bakso yang sedang diracik dan sepasang sandal jepitnya. Lagi-lagi, saat itu dedemit lah yang kena imbasnya. Padahal, Pak Anto ini ditemukan sedang tiduran di bawah pohon setelah dilakukan pencarian oleh tim kepolisian. Pak Anto bilang bahwa dia bertemu dengan sosok orang tua saat sedang berjualan bakso tersebut.
Saya sama sekali tidak tahu bagaimana perasaan para kaum dedemit yang sering disalahkan atas perbuatan yang bisa jadi tidak mereka lakukan. Orang hilang misterius, doi yang disalahin. Uang hilang, doi yang disalahin. Kecelakaan lalu lintas, doi juga yang disalahin.
Padahal, kan belum tentu juga kalau dedemit ada di balik semua kejadian itu. Malah sekarang banyak manusia yang kelakuannya kaya setan. Kasihan mereka, sekarang jadi sepi job karena kerjaannya udah diborong semua sama manusia.
Sebagai manusia yang masih penuh dengan dosa, saya sebenarnya sangat prihatin, kenapa masih banyak orang-orang yang memfitnah kaum dedemit sebagai dalang di balik semua kejadian yang dianggap di luar nalar? Padahal, masih banyak kemungkinan penyebab terjadinya semua peristiwa itu. Andai saja kaum dedemit bisa melapor pencemaran nama baik kepada pihak berwajib, mungkin ruang pengadilan akan penuh dengan aduan mereka terhadap manusia. Yang sabar saja ya, Mit, hidup itu memang perih. Eh lupa, dedemit bukannya bukan makhluk hidup, ya? Eh. Gimana?
Sumber Gambar: Unsplash