Membela Imbauan Jangan Pakai Sandal Jepit ketika Bawa Motor

Imbauan jangan pakai sandal jepit (Unsplash.com)

Imbauan jangan pakai sandal jepit (Unsplash.com)

Lagi dan lagi, polisi jadi buah bibir di jagat dunia maya. Bukan, kali ini bukan karena ulah oknum kepolisian yang melanggar hukum atau bertindak sewenang-wenang. Kali ini karena imbauan jangan pakai sandal jepit saat mengendarai sepeda motor. 

Seperti biasa, pernyataan tersebut menimbulkan kegaduhan. Terutama netizen sumbu pendek yang biasanya cuma baca judul berita doang di media sosial, tapi nggak baca keseluruhan isinya.

Tidak seperti biasanya, saya setuju sama imbauan tersebut. Pasalnya, benar apa yang diutarakan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi, imbauan jangan pakai sandal jepit saat berkendara sepeda motor itu untuk mengurangi fatalitas kecelakaan di jalan.

Kalau pakai sepatu, alih-alih sandal jepit, kaki pengendara sepeda motor akan memiliki proteksi lebih saat berkendara. Ya kalah peristiwa pahit terjadi, pengendara sepeda motor kecelakaan, risiko serius pada telapak kaki akan berkurang. Safety can be fun!

Inilah alasannya saya membela imbauan polisi….

Jadi, beberapa tahun yang lalu, saya bekerja di salah satu perusahaan konsultan lingkungan hidup. Saat itu, saya berkunjung ke salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia. 

Seluruh tamu yang berkunjung, termasuk saya, diwajibkan mengenakan safety boots meskipun saat itu saya hanya berada di kantor, tidak terjun ke lapangan. Biar apa? Biar aman, dong! Biar kaki saya aman dari serpihan batubara maupun limbah B3 yang sewaktu-waktu bisa nggak sengaja saya injak ketika berjalan. Kalau kena kaki langsung bisa cedera serius.

Beberapa tahun setelahnya, saya melanjutkan karier dengan bekerja di salah satu perusahaan manajemen konstruksi di Kota Bandung. Lagi-lagi, saya diwajibkan menggunakan safety boots meskipun jabatan saya saat itu hanya sebagai admin yang kerjaannya di kantor doang. Biar apa? Biar aman! Banyak serpihan paku maupun material bangunan lainnya yang kalau terinjak bisa mengakibatkan cedera serius.

Safety boots yang saya sebutkan di atas bukan buat gaya-gayaan doang. Beneran untuk keselamatan pekerja. Saking pentingnya keberadaan safety boots, kalau ada karyawan yang kedapatan oleh atasan atau HRD nggak pakai saat bekerja, bisa langsung dipecat! Jangankan itu, tamu yang ngeyel dan kedapatan nggak pakai safety boots saja bakalan diusir!

“Tapi kan saya bukan kerja pada sektor pertambangan atau pada sektor konstruksi kayak kamu?”

Iya, saya tahu, nggak semua orang kerja di sektor yang sama seperti saya. Saya juga pengendara sepeda motor. Dulu, kalau sekadar ke warung dekat rumah, saya juga pakai sandal jepit, kok. Tapi setelah bekerja di sektor pertambangan dan sektor konstruksi, saya selalu pakai sepatu ketika mengendarai sepeda motor meskipun jaraknya dekat. Biar apa? Has! Jawab sendiri!

Saya juga pernah bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung. Saya pernah menyaksikan telapak kaki pengendara sepeda motor yang mengalami cedera parah akibat kecelakaan. Padahal beliau cuma mau ke Alfamart dekat rumah, dan sialnya, malah kecelakaan. Telapak kakinya sobek karena cuma pakai sandal jepit. Kalau pakai sepatu, mungkin sobekannya tidak akan separah itu.

“Celaka mah bukan karena sandal jepit, tapi karena udah takdirnya kayak gitu.”

Iya, saya tahu, takdir Yang Maha Kuasa nggak bisa kita hindari. Tapi apa salahnya kita ikhtiar dengan mengenakan peralatan keamanan ketika mengendarai sepeda motor? Jangan sepatu atau jaket dulu deh, nggak usah jauh-jauh dulu. Disuruh pakai helm saja masih banyak yang susah. Alasannya? Jaraknya dekat aja, kok.

Nih ya, pas SMA, saya pernah mengalami kecelakaan sepeda motor padahal jaraknya dekat banget dari rumah, nggak sampai 150 meter. Akibatnya fatal banget, gigi saya sampai ompong. 

Waktu itu saya nggak pakai helm. Helmnya malah saya gantungin di stang sepeda motor yang saya kendarai. Coba waktu itu saya pakai helm full face yang melindungi dagu saat berkendara, saya jamin saya hanya mengalami lecet-lecet biasa dan nggak sampai harus kehilangan gigi. Yang pakai helm standar MotoGP kayak Mendiang Marco Simoncelli saja bisa meninggal dunia kalau lagi apes, apalagi kalau nggak pakai helm?

“Saya terpaksa pakai sandal jepit soalnya lagi musim hujan!”

Iya saya tahu, Indonesia ini negara tropis yang sering hujan. Tapi saya mah mending sepatu saya yang kotor dan kebasahan daripada telapak kaki saya mengalami cedera serius jika mengalami kecelakaan. Sepatu kotor dan basah mah tinggal dicuci dan dijemur aja. Tapi kalau telapak kaki yang mengalami cedera serius? Repot urusannya!

Lagian, ini kan sifatnya baru imbauan doang. Nggak akan kena tilang juga kalau kita kedapatan mengenakan sandal jepit saat mengendarai sepeda motor. Tapi kalau saya, tetap bakalan pakai helm dan sepatu ketika mengendarai sepeda motor meskipun jaraknya dekat. Biar aman!

Akhir kata, ada baiknya kita ingat betul imbauan pak polisi untuk jangan pakai sandal jepit. Mungkin banyak dari kamu yang nggak suka sama polisi. Namun, kadang ada imbauan dari mereka yang benar adanya. Suka atau nggak suka, jangan pakai sandal jepit ketika berkendara itu banyak manfaatnya.

Penulis: Raden Muhammad Wisnu

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 4 Ciri Pengendara Mobil yang Sebenarnya Masih Pemula.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version