Video investigasi pembuatan saus tomat palsu yang memanfaatkan tomat busuk dengan proses pembuatannya diinjak-injak menggunakan kaki menjadi viral. Ketika menonton video ini, yang membuat saya tidak habis pikir adalah betapa mudahnya si Marimar (nama samaran) berkata, “Diinjak-injak biar ada vitamin K-nya, Mas. Vitamin Kaki, maksudnya.”
Vitamin K katanya? Setahu saya, vitamin K itu bersumber dari sayur-sayuran hijau, buah-buahan segar, juga kacang-kacangan bergizi. Nggak ada, tuh, yang bersumber dari kaki. Ada-ada saja si Marimar.
Lagi pula nih ya, saya aja belum pernah minum bekas air kaki ibu kandung sendiri, yang kata orang-orang di bawah telapak kakinya ada kunci surga, lah ini kok dengan bangganya si Penjual Saus Tomat Palsu memberi vitamin kaki? Kaki, meski sudah dicuci berpuluh kali hingga kinclong kayak kulitnya artis Korea, belum tentu mau diminum rendamannya, apalagi kalau kakinya nggak higienis.
Selain itu, nggak hanya memanfaatkan saus tomat busuk sebagai bahan utamanya, ada juga bahan tambahan berupa pepaya busuk, pewarna pakaian, dan boraks sebagai pengawet. Duh, kenapa nggak sekaliah taruh obat nyamuk? Memangnya mereka pikir kesehatan dan nyawa itu harganya cuma gocap???
Sejak saya menonton video itu, saya tak lagi berani mengonsumsi saus tomat yang tak ada di iklan televisi, khususnya ketika membeli bakso. Biasanya, jika ingin dibawa pulang, Mas Bakso sudah menyediakan saus tomat yang dibungkus dalam plastik. Tapi, saya hanya mengambil kecap dan sambal saja, tanpa saus.
Bukan ingin berprasangka buruk dengan pemilik warung yang mungkin kurang memperhatikan jenis saus yang digunakan karena tergiur harga murah, tapi saya lebih peduli dengan kesehatan. Maksudnya, meski saya masih suka makan mi di akhir bulan, paling nggak mi ini dibuatnya pakai mesin, bukan kaki. Jadi meski tak sehat, tapi ia nggak menjijikkan.
Eh, tolong jangan diikuti cara hidup sehat ala pembenaran saya, ya. Hehe.
Namun, untuk sebagian orang, makan makanan berkuah tanpa saus itu terasa kurang khidmat. Yah, kurang lebih seperti makan gado-gado tanpa kerupuk. Maka dari itu, saya mencoba merangkum beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membedakan saos tomat asli dan saus tomat palsu cap kaki (berbahaya):
1. Ada Nomor BPOM
Nomor BPOM pada produk makanan merupakan izin edar yang wajib dimiliki oleh setiap produk obat-obatan dan makanan yang beredar di Indonesia. Akan tetapi, jika dalam kemasan makanan tersebut belum memiliki nomor BPOM, paling tidak semestinya ia memiliki izin P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten atau SP (Sertifikasi Penyuluhan) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. P-IRT dan SP biasanya ditujukan untuk usaha industri rumahan.
2. Warna Tidak Mencolok
Saus tomat palsu biasanya memiliki warna mencolok untuk memberi warna menarik dan cerah. Warna cerah ini tak jarang menggunakan bahan berbahaya seperti pewarna tekstil yang dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, diare, demam, hipotensi (tekanan darah rendah), bahkan kanker kandung kemih.
3. Cepat Tercampur dengan Air Putih
Menurut Chef Mutofik Sultoni yang dilansir dari Okezone.com, saus tomat palsu ketika dituang dalam air bening tidak akan cepat berbaur atau bercampur. Sementara itu, saus asli, begitu dituang ke air putih, akan cepat berbaur karena kadar karbohidratnya sebagai pengental sangat sedikit.
4. Bermerek
Saus asli memiliki merek, bahkan bisa kita temukan iklannya di layar televisi. Nah, saus tomat palsu biasanya dijual di pasaran dengan kemasan tanpa merek dan tidak ada alamat ataupun identitas produsen sebagai penanggung jawab produk.
5. Harga Normal
Kisaran harga saus tomat dengan merek ABC dan berat 1 kg yakni sekitar Rp16.200. Sementara itu, saus tomat palsu dijual dengan harga yang jauh lebih murah, bahkan hingga tiga kali lipat lebih murah dengan takaran yang sama.
Nah, itu beberapa hal yang perlu kita perhatikan ketika ingin menggunakan saus tomat yang tersedia di warung-warung makan. Tapi jika malas untuk menerapkan tips dan trik di atas, kamu juga bisa membuat saus tomat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang sudah terjamin keamanannya sehingga bisa dibawa ke mana-mana. Hal ini bakal jauh lebih berguna ketika ingin makan di gerobak atau warung mas-mas dan abang-abang penjual makanan kuah-kuahan.
Yah, setidaknya, kamu sudah mencoba untuk hidup sehat meski makannya tetap mi lagi, mi lagi!
BACA Petualangan Pemula dalam Menikmati Sambal atau tulisan Suci Fitrah Syari lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.