Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan

Membayangkan Risiko Benci Produk Luar di Industri Hiburan

Kevin Winanda Eka Putra oleh Kevin Winanda Eka Putra
13 Maret 2021
A A
benci produk luar backstreet boys Cynantia Pratita Perlu Membawakan Lagu Post-Hardcore Ini di Indonesian Idol terminal mojok tita idol tita indonesia idol vokalis band metal

Cynantia Pratita Perlu Membawakan Lagu Post-Hardcore Ini di Indonesian Idol terminal mojok tita idol tita indonesia idol vokalis band metal

Share on FacebookShare on Twitter

Young Lex berulah lagi. Sempat tak terdengar dalam beberapa waktu, terutama soal kontroversi-kontroversi, kini dia muncul ke panggung adu bacot antarnetizen. Semua pasti sudah tahu lah ya masalahnya apa. Sebagai seorang yang awalnya biasa saja melihat kelakuan Young Lex, bahkan di kontroversi-kontroversi terdahulunya sekalipun, kini mulai sedikit timbul rasa kecewa. Kok bisa-bisanya memplagiasi karya orang lain, hampir plek ser meneh, berhubungan dengan K-Pop pula. Lex, Lex.

Dalam kontroversinya kali ini, mata saya perlahan sedikit terbuka. Bukan soal masalah plagiasi atau cercaan yang diterima oleh Young Lex. Melainkan saya jadi membayangkan tantangan yang besar bagi kita dalam hal mengapresiasi produk dalam negeri dan benci produk luar negeri terutama jika itu terjadi di dalam konteks entertainment. Hah, kok bisa? Apa hubungannya dah? Jangan ngadi-ngadi dong.

Sabar, saya jelaskan dulu.

Begini, beberapa waktu Presiden kita lagi-lagi memberikan pidatonya yang bisa dibilang ramai lah, kalo tidak bisa dibilang kontroversial, hehehe. Dalam pidatonya yang aslinya membahas soal isu-isu perdagangan, beliau menyampaikan sebuah kalimat yang membuat netizen terpecah. Ada yang mendukung dan tidak sedikit juga yang mengernyitkan dahi setelah mendengar kalimat Presiden kita ini.

Beliau menyampaikan dalam satu potongan pidato kalau tidak salah ya, “Cintai produk dalam negeri, benci produk luar negeri”

Silahkan ribut soal kebenaran pernyataan atau imbauan atau perintah Presiden yang satu ini. Saya tidak mau menambah keruwetan dalam diskusi benar salahnya, tetapi lebih kepada merefleksikan pernyataan Presiden tersebut dengan kejadian yang akhir-akhir ini terjadi. Lebih-lebih jika menautkannya kepada industri hiburan sekarang ini.

Pertanyaan saya cuman satu, serius nih mau benci produk luar negeri dalam kondisi sekarang ini?

Dalam kasus Young Lex ini saja lah, ada berapa sih fans K-Pop yang mencerca karya “Raja Terakhir” ini. Ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu? Saya tak tahu jumlah pastinya tapi yang jelas jumlah dari fans K-Pop ini kalau dibandingkan dengan alumni 212, yang berjuta-juta itu, saya yakin setara kok. Kadar militansinya pun barangkali juga sekuat mereka. Dan pasti kita sama-sama tahu dong kalau sudah semasif itu, untuk mengubahnya, tak segampang membalik telapak tangan bukan.

Baca Juga:

Mengenal Baeksang Arts Awards, Ajang Penghargaan Terbesar Industri Perfilman Korea Selatan

Kita Butuh Acara Semacam ‘Republik Mimpi’ Lagi

Maksud saya begini, iya saya tahu maksud Presiden agar kita tak melulu mengonsumsi produk-produk dari luar negeri. Tapi, masalahnya adalah produk-produk luar negeri telanjur mendarah daging dalam kehidupan bangsa ini. Yah kalau sekarang ya budaya Korea ini. Kita sudah terpapar setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kurang lebih. Lagu-lagunya, dramanya, boyband-girlband-nya sampai makanan-makanannya sudah kita konsumsi bahkan sudah jadi kebiasaan sehari-hari kita. Tak ada satu hari yang dilewati tanpa pernah mendapat paparan dari kebudayaan Korea ini. Kasarannya begitu.

Bayangkan, lalu tiba-tiba Presiden dengan kuasanya memerintahkan fans K-Pop ini memindahkan haluan kecintaan mereka pada produk lokal. Kecintaan yang telah mereka tanam dan pupuk selama bertahun-tahun terpaksa mereka cabut dan ganti dengan produk lokal. Padahal kualitas produk lokal yang kita dapatkan, mohon maaf tidak bermaksud merendahkan beliau, setara Young Lex (dan timnya) yang bikin karya modal plagiat. Apa gak mencak-mencak pada akhirnya. Dari cinta mas Lay jadi cinta mas Lex bayangkan, yakin situ kuat nahan beban perasaan yang begitu amat berat.

Iya saya tahu, produk lokal kita kualitasnya tidak semuanya sama dengan Young Lex, ada yang bagus juga, yang lebih bagus jauh lebih banyak. Tapi, maksud saya apakah kita lantas “membenci” produk dari luar negeri begitu saja. Padahal kita sendiri tahu dalam ranah entertainment, music, pop culture, film, kita selalu saja berkiblat pada luar negeri loh. Dalam karya apapun, kita sedikit banyak terinspirasi dari luar negeri. Sebagus-bagusnya lagu “Lathi” itu instrument jedag-jedugnya kan ambil dari EDM luar. Sefenomenal-fenomenalnya film Gundala kan juga ambil inspirasi dari Marvel Cinematic Universe juga. Seenak-enaknya mi pedes berlevel-level pun juga ambil dari luar negeri bukan.

Maka dari itu, sekali lagi saya tekankan untuk tidak menambah beban pemerintah, hanya berniat urun pendapat saya saja mengenai ini. Kata membenci produk luar negeri ini semestinya dikaji ulang oleh Presiden (atau yang buatin teks pidato beliau). Kalo membuat pernyataan mbok ya jangan ngadi-ngadi begitu. Kasian rakyat, sudah kesulitan di masa pandemi begini, janganlah ditambah kesulitan-kesulitan lain sampai harus membenci produk luar negeri.

Lantas apa sekiranya solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pembencian produk luar negeri ini?

Tidak ada solusi yang saya tawarkan untuk benar-benar mengatasinya. Saya siapa, orang kecil tak terpandang dan tidak ingin dipandang ini begini kok nawarin solusi. Tapi, saya pernah mendengar dari beberapa orang, entah siapa saya lupa tepatnya, kalau kita bisa saja untuk berkolaborasi dalam menyikapi produk luar negeri. Alih-alih membencinya secara blak-blakan, kita ambil saja apa-apa yang baik darinya lalu kita implementasikan ke produk kita. Gampangnya sih ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Jangan seperti Young Lex (dan timnya) yang hanya memplagiasi dari karya orang lain, tanpa izin pula.

Lalu sambil kita ambil apa-apa yang baik dari mereka, kita tingkatkan kualitas produk lokal kita. Kita tidak akan pernah sampai ke kata mencintai, kalau kualitasnya masih di bawah rata-rata produk luar negeri. Jangankan mencintai, kualitasnya saja jelek begitu, mana mau memakainya. Kurang lebih begitu ucapan Pandji Pragiwaksono dalam satu judul video YouTube-nya.

Saya yakin bahwa ajakan benci produk luar negeri itu nggak bisa dan boleh dimaknai secara literal. Tapi, meski kontekstual pun, kita harus ngaca juga. Sebelum melarang sesuatu, kasih dulu alternatifnya. Gitu.

BACA JUGA Pak Jokowi Ajak Benci Produk Luar Negeri dan Rakyat Menunggu Giveaway Gucci dan tulisan Kevin Winanda Eka Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Desember 2021 oleh

Tags: benci produk luarindustri hiburan
Kevin Winanda Eka Putra

Kevin Winanda Eka Putra

Bukan siapa-siapa dan tidak ingin jadi siapa-siapa.

ArtikelTerkait

Menonton Film Adaptasi Novel yang Pernah Dibaca di Mana Menariknya? terminal mojok.co

Menonton Film Adaptasi Novel yang Pernah Dibaca di Mana Menariknya?

25 November 2020
Kartun Barat Itu Bagus, tapi Kalah Kreatif Dibanding Anime terminal mojok.co

3 Rekomendasi Anime untuk Penonton Dewasa yang Bakal Mengubah Konsepsimu

28 November 2020
5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama 'Cidro' dan 'Sewu Kutho' terminal mojok.co didi kempot campursari sunda keroncong sunda

5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama ‘Cidro’ dan ‘Sewu Kutho’

26 November 2020
Episode Upin & Ipin Tumbuh Rambut Lahir dari Kreativitas Netizen terminal mojok.co

Episode ‘Upin & Ipin Tumbuh Rambut’ Lahir dari Keinginan Netizen

3 Maret 2021
Jika JKT48 Kolaps, Itu Hal Wajar. Fans Nggak Perlu Sedih melody jkt48 graduation member jkt48 rugi bangkrut handshake event virtual terminal mojok.co

Jika JKT48 Kolaps, Itu Hal Wajar. Fans Nggak Perlu Sedih

18 November 2020
Kita Butuh Acara Semacam 'Republik Mimpi' Lagi terminal mojok.co

Kita Butuh Acara Semacam ‘Republik Mimpi’ Lagi

5 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.