Kemarin-kemarin, saya membaca tulisan dari Mbak Erma Kumala Dewi yang berjudul Membayangkan Kehidupan Upin Ipin setelah Opah Meninggal dan Menghilang dari Kehidupan Kak Ros. Setelah membaca artikel itu, saya jadi tergelitik untuk menulis artikel yang serupa tapi berbeda karakter. Yaitu, membayangkan Tok Dalang (teman masa kecil Opah) telah tiada. Akan seperti apakah kehidupan Upin dan Ipin selanjutnya, serta bagaimana masa depan Kampung Durian Runtuh setelah tidak dipimpin oleh beliau.
Menurut Upin Ipin Wiki, usia Tok Dalang sekitar 60 tahunan lebih, tentu usia itu sudah termasuk usia senja. Di masa tuanya, beliau menjadi Kepala Kampung yang ideal selama memimpin di Kampung Durian Runtuh. Banyak sekali kebijakan dari beliau yang membuat warga yang dipimpinnya puas. Selain itu, Tok Dalang termasuk seorang crazy rich di Kampung Durian Runtuh. Banyak sekali bisnis beliau yang sukses, seperti mempunyai kebun durian dan kebun kelapa sawit yang sangat luas. Mempunyai peternakan ayam dan bebek. Bahkan, ia pun mempunyai penginapan homestay.
Keberadaan Tok Dalang di Kampung Durian Runtuh sangat krusial, seperti menggantikan peran Ayah bagi duo kembar Upin Ipin, serta figur teladan bagi warga Kampung Durian Runtuh.
Daftar Isi
Upin dan Ipin tidak memiliki figur seorang ayah lagi
Penonton setia Upin Ipin tentunya sudah mengetahui kalau duo kembar botak diceritakan sebagai anak yatim piatu yang ditinggalkan kedua orang tuanya ketika mereka masih bayi. Upin dan Ipin yang seorang yatim piatu, figur yang menggantikan peran Ibu adalah Opah neneknya. Sementara Tok Dalang adalah figur pengganti seorang ayah bagi Upin dan Ipin, walaupun hubungan di antara mereka tidak ada ikatan darah.
Momen akrab Tok Dalang menggantikan figur Ayah bagi Upin Ipin di saat beliau mengajarkan segala kemampuan yang ia miliki, seperti mengajarkan badminton, mengajarkan wayang, mengajarkan bikin layangan dll. Tok Dalang yang merasa iba kepada Upin Ipin yang tidak memiliki sepeda, sampai ia berkorban memodifikasi sepeda yang ia miliki dan dikasihkan secara percuma kepada duo kembar botak. Bahkan, saat Opah berobat ke luar kota pun, Upin dan Ipin dititipkan sementara tinggal di rumah Tok Dalang selama berhari-hari.
Jika suatu saat nanti beliau tiada, Upin dan Ipin pastinya akan terpukul ditinggal Tok Dalang untuk selamanya. Upin dan Ipin kehilangan panutan, kehilangan tempat mengadu dan kehilangan yang menggantikan figur seorang Ayah.
Opah, Uncle Ah Tong dan Uncle Muthu sedih kehilangan teman masa kecil
Pada Upin Ipin musim 15 yang berjudul “pondok kita”, terkonfirmasi bahwa Tok Dalang, Opah, Ah Tong dan Uncle Muthu adalah teman masa kecil. Saat Tok Dalang, Ah Tong dan Uncle Muthu merenovasi pondok/saung teman bermain anak-anak Kampung Durian Runtuh. Mereka bernostalgia mengenang masa kecil dulu saat mereka main bersama. Saat usia dewasa pun, hubungan mereka masih terjaga dengan baik.
Nah, jika suatu saat beliau yang lebih dulu tiada, Opah, Ah Tong dan Uncle Muthu bakal terpukul kehilangan teman masa kecilnya. Opah bakal sedih ditinggal Tok Dalang karena tidak ada lagi yang bisa diandalkan menjaga cucunya Upin dan Ipin. Sedangkan Ah Tong dan Uncle Muthu sedih karena tidak ada teman ngobrol lagi di kedai. Tidak ada genk trio bapak-bapak lagi, dan tidak ada teman ketika kesusahan sama-sama saling membantu.
Jangan sepelekan perasaan orang tua yang ditinggal kawannya meninggal, teman-teman. Mereka terlihat tegar, tapi sebenarnya mereka jauh lebih hancur di dalam.
Rumah dan aset Tok Dalang bakal diwariskan kepada Badrol Cucunya
Tok Dalang di usia senjanya hidup sebatang kara dirumahnya tanpa ada satu keluarga yang menemani. Anaknya, mantunya dan Badrol cucunya tidak tinggal serumah karena tinggal dan bekerja di luar kota. Anak dan mantu Tok Dalang tidak pernah diperlihatkan lagi menjenguk ke Kampung Durian Runtuh. Sedangkan, cucunya Badrol menjenguk Atok setahun sekali saat hari lebaran.
Jika suatu saat Tok Dalang telah tiada, pastinya rumah, motor, kebun yang berhektar-hektar dan bisnis homestay-nya akan diwariskan kepada keturunannya. Badrol yang merupakan satu-satunya cucu kesayangan Tok Dalang yang bakal mendapatkan warisan itu. Kenapa warisan beliau tidak ke anaknya dulu? Sebab, anaknya sudah mapan. Berbeda dengan Badrol yang baru merintis bisnis dan lulus kuliah. Sehingga kalau Badrol yang mengelola seluruh warisan Tok Dalang, sekaligus meneruskan bisnisnya.
Abang Iz mungkin yang menjadi ketua Kampung Durian Runtuh menggantikan Tok Dalang
Selama Kampung Durian Runtuh berdiri, hanya Tok Dalang satu-satunya kepala Kampung yang memimpin dan tidak pernah digantikan siapa pun. Fyi, beliau tidak pernah diganti sebagai kepala kampung karena kinerjanya sangat memuaskan warga. Banyak kebijakan yang bermanfaat dari Tok Dalang dan beliau pun tidak pernah berbuat tercela.
Kalau beliau sudah tiada, otomatis harus ada pengganti sepadan yang memimpin kepala Kampung Durian Runtuh. Bagi saya yang paling pas dan cocok sebagai pengganti beliau adalah Abang Iz, iya Abang Iz. Sebab karakter yang bernama asli Izham bin Mail ini memiliki kepribadian yang cerdas, penyayang, bijaksana, sabar, telaten dan peduli. Ditambah Abang Iz ini berpendidikan, seorang pebisnis muda dan imam salat di Surau Kampung Durian Runtuh. Jadi, dari segi kapasitas karakter dan latar belakang, Abang Iz cocok menjadi kepala Kampung menggantikan beliau.
Kepedulian Abang Iz kepada sesama manusia bisa kita lihat pada Upin Ipin musim 16 yang berjudul “Rasa Sayang”, yang menceritakan Tok Dalang, Abang Iz dan warga Kampung Durian Runtuh mengadakan santunan bagi mereka yang kurang beruntung, terutama para lansia yang terlantar.
Itulah yang bakal terjadi kalau Tok Dalang sudah tiada. Sebenarnya yang bakal merasa kehilangan bukan hanya Upin, Ipin, Opah, Ah Tong dan Uncle Muthu saja. Tapi, seluruh warga Kampung durian runtuh pun mengalami perasaan yang sama. Kampung Durian Runtuh kehilangan beliau sebagai founding father yang paling berjasa dalam banyak hal.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 6 Nasihat Puasa Opah dalam Serial Upin Ipin yang Sangat Relate, Bukan Sekadar Omong Kosong
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.