Salah satu hal yang saya peroleh dari beberapa tahun hidup di pesantren adalah peningkatan skill cuci piring saya. Entah kenapa, saat hidup di pesantren, kok ndilalah saya kerap kebagian di posko kebersihan, khususnya bagian cuci piring dan berbagai macam alat masak tentunya. Makanya saya bisa dibilang akrab dengan sabun cuci piring.
Baik saat mendapat giliran piket harian maupun saat menjadi panitia pengajian, saya sering kali ditempatkan dan kadang kala secara sukarela menempatkan diri di garda terakhir dalam urusan kebersihan perkakas alat masak ini.
Akibat keseringan cuci piring ini, saya jadi tahu banyak perkara ragam sabun cuci piring. Dari mulai sabun colek, Sunlight, Mama Lemon, sabun literan, sampai sabun cuci piring produk Indomaret, semuanya sudah pernah saya gunakan. Tentu masing-masing sabun cuci piring ini punya kelebihan dan kekurangan. Mari kita bahas satu per satu.
#1 Sabun colek
Dari beragam jenis sabun cuci piring, sabun colek adalah sabun yang menurut saya paling murah dan serbaguna. Selain bisa digunakan untuk isah-isah, sabun colek dengan merk Ekonomi, Dangdut, Wings, dan sebagainya, juga bisa digunakan untuk umbah-umbah klambi dan menggosok keramik toilet. Asli serbaguna banget.
Namun, dari segi performanya, sabun colek ini bisa dibilang yang paling buruk. Kalau sekadar untuk cuci piring atau gelas yang kotor karena pemakaian wajar, sabun ini masih bisa lah digunakan. Tapi, untuk membasmi kotoran sisa masakan bersantan, berlemak, dan berminyak, sabun colek ini belum bisa diandalkan. Mending pakai sabun cuci piring yang lain saja.
Selain itu, after smell sabun colek ini terlalu kentara dan nyegrak banget. Tidak jarang piring atau gelas saat akan digunakan kembali, masih tersisa aroma sabun yang cukup menyengat. Mosok wangi teh atau kopi yang hendak kita minum bercampur sama wangi sabun. Kan ya aneh dan nggak enak banget.
#2 Sunlight
Sunlight hadir untuk mengisi kekurangan pendahulunya sabun colek, yang belum mampu menuntaskan masalah kotoran sisa makanan berminyak. Sabun cuci yang dulu menggandeng Krisna Mukti sebagai bintang iklannya ini, nyatanya memang betul-betul bisa diandalkan untuk urusan menghilangkan lemak dan minyak yang tersisa di piring, wajan, ataupun panci. Sudah begitu hilangnya sampai-sampai alat masak terasa begitu keset kembali seperti semula.
Oleh karena Sunlight memiliki kemampuan lebih dalam hal menghilangkan lemak dan minyak tadi, harga sabun ini pun menjadi lebih mahal dari sabun colek. Ana rega ana rupa, begitu kalau kata pepatah Jawa. Selain lebih mahal, untuk penggunaan cuci piring dalam jumlah banyak, Sunlight lebih boros dibanding sabun colek. Dan Sunlight ini juga nggak bisa seserbaguna sabun colek. Peruntukannya hanya sekadar untuk mencuci piring dan perkakas masak.
#3 Mama Lemon
Kompetitor abadi Sunlight dalam dunia sabun cuci piring adalah Mama Lemon. Keduanya sama-sama dapat diandalkan untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan berlemak dan berminyak di piring. Dari segi harga pun, kedua produk ini tidak terpaut jauh. Hanya berselisih sekian ratus rupiah.
Perbedaan yang mungkin bisa dirasakan dari kedua produk ini adalah after smell setelah cuci piring. Meskipun keduanya sama-sama meggunakan aroma lemon, after smell di sabun Sunlight terasa lebih mencolok, kental, dan terkesan sangat sintetis. Sedangkan, after smell sabun Mama Lemon, cenderung lebih soft, ringan, natural, dan tidak terlalu menusuk.
Tentu kalau sudah urusan selera wewangian ini, tergantung pada tiap orang. Bagi saya wangi Mama Lemon terasa lebih mashok dan tidak kentara wangi sabun banget. Jadi perasaan aneh saat minum kopi atau teh yang bercampur wangi sabun, bisa saya hindari dengan memilih menggunakan sabun Mama Lemon ini.
#4 Sabun literan
Banyaknya piring, gelas dan perkakas masak kotor saat isah-isah di pondok, terkadang membuat pengurus pondok bagian kebersihan mengalami dilema. Misalkan mau menggunakan Sunlight atau Mama Lemon, tentu biaya yang dikeluarkan untuk membeli sabun menjadi besar. Jika menggunakan sabun colek, sisa-sisa minyak dan lemak di alat masak belum tentu hilang. Padahal penggunaan piring, gelas, dan alat masak lainnya hampir tiap hari.
Nah, sabun cuci piring kemasan literan ini menjadi semacam win-win solution. Harganya tidak semahal Sunlight ataupun Mama Lemon. Pun untuk masalah menghilangkan lemak dan minyak, ya cukup bisa diandalkan lah. Walapun kurang maksimal sih hasilnya. Nggak sampai sekeset jika menggunakan Sunlight atau Mama Lemon. After smell nya pun nggak senyegrak sabun colek.
#5 Sabun cuci piring Indomaret
Perjumpaan pertama saya dengan merek Indomaret ini sebetulnya terjadi karena terpaksa. Kala itu, sabun cuci piring yang biasa distok di pondok sedang habis, lupa beli. Toko kelontong selain Indomaret belum buka. Jadi nggak ada pilihan lain selain beli di Indomaret. Eh ndilalah, kok uang yang saya pas itu bawa nggak cukup buat beli Sunlight ataupun Mama Lemon. Akhirnya, saya terpaksa membeli buatan Indomaret yang harganya lebih murah.
Dari pengalaman menggunakan pakai sabun ala Indomaret ini, saya cukup kecewa sih. Overrated sama sabun yang satu ini. Saya pikir kualitasnya nggak jauh beda seperti Sunlight ataupun Mama Lemon. Eh jebul ekspektasi saya runtuh. Sudah bentuknya lebih cair dari jenis sabun lain, busanya sedikit, nggak bisa buat menghilangkan lemak ataupun minyak, wanginya juga nggak seberapa. Ya, sorry to say Indomaret, produk sabun cuci piringnya nggak recommended.
Itulah beberapa sabun cuci piring yang pernah saya gunakan saat menjadi tim isah-isah di pondok. Bagi saya, dengan mempertimbangkan aspek harga, kemampuan menghilangkan lemak, dan after smell, klasemen sabun cuci piring terbaik dimulai dari Mama Lemon, Sunlight, sabun literan, sabun colek, dan diakhiri dengan sabun Indomaret. Tentu pembaca boleh punya klasmen yang berbeda. Menyesuaikan dengan kebutuhan, fungsional, dan kemampuan finansial.
BACA JUGA Membandingkan Tiga Merek Sabun Cuci Tangan Harga Sepuluh Ribuan, Mana yang Terbaik? dan tulisan Nauvan Lathif lainnya.