Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

Memahami Mere-exposure Effect dalam Ungkapan ‘Witing Tresno Jalaran Soko Kulino’

Muhammad Harits Hikmawan oleh Muhammad Harits Hikmawan
16 Juli 2021
A A
witing tresno jalaran soko kulino atlet bucin pengalaman selingkuh pacaran dari sudut pandang laki-laki mojok.co

atlet bucin pengalaman selingkuh pacaran dari sudut pandang laki-laki mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Meskipun saya bukan orang Jawa, saya sudah sering mendengar dan membaca kalimat “witing tresno jalaran soko kulino”. Pertama kali membaca ungkapan ini saya tidak tahu artinya. Saya sempat salah mengartikan ungkapan ini dengan salah satu pepatah Jawa lainnya yang cukup terkenal yakni “alon-alon asal kelakon”. Saya kira “witing tresno jalaran soko kulino” ini artinya biar pelan asal selamat. Setelah mencari di google, barulah saya paham bahwa ungkapan ini berarti cinta tumbuh karena terbiasa.

Setelah membaca arti dari ungkapan tersebut, saya yang saat itu masih remaja tanggung langsung mengamininya. Menurut saya memang valid dan cukup masuk akal kalau cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Semakin sering kita berinteraksi dengan seorang lawan jenis, semakin banyak hal yang kita ketahui tentang orang tersebut. Lama-lama ya kita bisa jatuh cinta dengan orang tersebut. Saya cukup meyakini hal ini meskipun hanya berdasarkan pertimbangan logika saja.

Sampai kemudian suatu hari dalam salah satu topik perkuliahan yang membahas tentang hubungan interpersonal dan cinta. Saat itulah saya pertama kali mengetahui istilah mere-exposure effect atau bisa diartikan dengan efek eksposur berulang. Teori efek eksposur berulang ini pertama kali dijelaskan oleh psikolog asal Polandia, Robert Zajonc, di sebuah jurnal penelitian yang terbit pada 1968. Baru setelah saya mengetahui hal ini, saya kemudian sadar bahwa selama ini ungkapan legendaris witing tresno jalaran soko kulino ini memiliki keterkaitan dengan salah satu topik penelitian yang sudah cukup lama dibahas oleh para psikolog sosial.

Lalu sebenarnya, apa sih mere-exposure effect ini? Dalam jurnal penelitian tadi, Zajonc pertama kalinya mencetuskan hipotesis bahwa ketika seseorang terus mendapat eksposur yang berulang-ulang terhadap suatu stimulus maka perlahan-lahan sikap seseorang tersebut terhadap stimulus ini akan menjadi positif. Jika disederhanakan, bisa dibilang mere-exposure effect ini berarti ketika seseorang semakin sering bertemu dan berinteraksi dengan orang lain maka semakin besar kemungkinan kita akan memberi penilaian positif terhadap orang tersebut. Efek paparan berulang ini juga tidak hanya berlaku dalam hubungan interpersonal saja, tapi juga biasa digunakan dalam mempromosikan iklan ataupun lagu.

Dari hipotesis awal Zajonc ini kemudian banyak penelitian dan eksperimen yang mencoba membuktikan hipotesis ini. Penjelasan dan penelitian yang cukup lengkap dari mere-exposure effect ini datang dari ilmuwan psikologi bernama R. F. Bornstein yang menuliskan penelitiannya di jurnal yang terbit pada 1989. Di jurnal inilah kemudian Bornstein menjelaskan mere-exposure effect dengan lengkap. Bornstein menyimpulkan konsep efek eksposur berulang ini dengan gagasan sederhana: keakraban atau kedekatan kita dengan seseorang mengarahkan kita pada kesukaan terhadap orang tersebut.

Penjelasan Bornstein ini tentu saja memvalidasi bahwa suka atau rasa cinta bisa bertumbuh karena biasa sebagaimana ungkapan witing tresno jalaran soko kulino itu tadi. Bahwa cinta bisa bertumbuh karena semakin seringnya kita berinteraksi dan semakin akrabnya kita dengan orang lain. Menurut Zajonc, awalnya kita mungkin merasa cukup awkward ketika pertama kali berkenalan dengan seseorang. Lama-kelamaan rasa awkward ini akan menghilang dan stimulus yang kita kembangkan, penilaian dan evaluasi kita terhadap seseorang ini lama-lama akan jadi positif seiring dengan semakin seringnya kita bertemu.

Rasa-rasanya menurut saya mere-exposure effect ini juga menjelaskan bagaimana seseorang bisa terjebak cinta lokasi, ataupun jatuh cinta dengan sahabat sendiri. Sesuatu yang mungkin sangat sering kita jumpai. Dari yang awalnya canggung satu sama lain, jadi sering bercengkerama atau berinteraksi karena ketemu setiap hari. Perlahan-lahan tentu saja kamu akan mulai mengenali hobi dia, kebiasaan baik dan buruk dia, juga kamu semakin bisa mengenali perangai dan kepribadian orang tersebut.

Semakin lama tentu kamu mulai semakin dekat dengannya, dari yang awalnya cuma bercengkerama, sekarang mulai saling bercanda. Ketertarikan yang terbangun ini menurut para psikolog sosial yang meneliti tentang mere-exposure effect memang seringnya tidak kita sadari. Di kejadian nyatanya juga banyak yang seperti ini, tahu-tahu kita justru sudah jatuh cinta begitu saja dengan sahabat sendiri. Tentu saja tidak semua kedekatan ini berakhir dengan cinta, ada yang sekadar berakhir dengan rasa suka atau sekadar perasaan senang semata.

Baca Juga:

Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Kabupaten Semarang, Kamu Nggak Akan Kuat!

Agnez Mo Salah, Jatuh Cinta Itu Ada Logikanya, lho

Menariknya, masih ada satu penelitian terkait efek eksposur berulang ini yang juga sangat berpengaruh. Berdasarkan penelitian R. F. Bornstein bersama dua rekannya Amy R. Kale dan Karen R. Cornell di tahun 1990, menemukan bahwa kebosanan bisa menghentikan terjadinya efek eksposur berulang ini. Dari penelitian ini, bisa kita tarik kesimpulan bagaimana mau witing tresno jalaran soko kulino kalau kesan pertamamu saja sudah ngebosenin, dan obrolanmu juga itu-itu aja, halahh.

BACA JUGA Return Trip Effect : Alasan Waktu Berangkat Lebih Lama dari Waktu Pulang atau tulisan Muhammad Harits Hikmawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Hubungan TerminalJatuh Cintamere-exposure effectwiting tresno jalaran soko kulino
Muhammad Harits Hikmawan

Muhammad Harits Hikmawan

ArtikelTerkait

Jenis-jenis Orang Tua Saat Menghadapi Kenakalan Anaknya terminal mojok

Jenis Orang Tua Saat Menghadapi Kenakalan Anaknya

26 Mei 2021
Tuhan, Bukankah Akan Lebih Simpel Kalau Kami Hanya Jatuh Cinta pada Jodoh Kami Saja?

Tuhan, Bukankah Akan Lebih Simpel Kalau Kami Hanya Jatuh Cinta pada Jodoh Kami Saja?

18 November 2019
Kenapa Orang Nggak Pakai Cincin Kawin kok Rumah Tangganya Dicap Bermasalah_ terminal mojok

Kenapa sih Orang Nggak Pakai Cincin Kawin, kok Rumah Tangganya Dicap Bermasalah?

13 Juni 2021
10 Lagu Bahasa Inggris tentang Jatuh Cinta pada Sahabat Sendiri Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris tentang Jatuh Cinta pada Sahabat Sendiri

11 Mei 2022

Seandainya Tahapan Berpacaran sama Seperti Proses Seleksi Karyawan

5 Juni 2021
Karakter anime (Unsplash.com)

3 Alasan Mencintai Karakter Anime dan Fiksi Lebih Sehat untuk Hati

20 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.