Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Meluruskan Salah Kaprah Arti Nama Pulau Lombok

Lalu Akhirudin oleh Lalu Akhirudin
1 Maret 2022
A A
Meluruskan Salah Kaprah Arti Nama Pulau Lombok

Meluruskan Salah Kaprah Arti Nama Pulau Lombok (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Apakah kalian menganggap Pulau Lombok adalah pulau pedas? Kalau iya, kalian keliru.

Tulisan ini saya buat untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut. Banyak yang mengira nama pulau ini berarti pedas, karena mirip dengan cabe, atau lombok dalam bahasa Jawa. Tak hanya orang luar pulau ini, tapi orang asli pulau ini pun kadang berpikir tentang hal yang sama.

Jika boleh curhat sedikit, seringkali saya agak kesal pada orang-orang yang memaknai nama Pulau Lombok dengan bahasa Jawa. Iya memang, dalam terminologi Jawa, “lombok” itu maksudnya cabai. Dan, seperti namanya, cabai tentu saja pedas. Sehingga, banyak orang yang menjuluki Pulau Lombok sebagai pulau pedas. Itu yang saya tidak sreg. Tidak terima jika pulau yang sudah dijuluki Pulau Seribu Masjid ini mendapat julukan lagi sebagai pulau pedas.

Kehidupan di Lombok (Pixabay.com)

Perlu diketahui dan digarisbawahi, kami orang-orang Lombok memiliki bahasa tersendiri. Kami menyebutnya bahasa Sasak, yang terambil dari nama suku kami sendiri. Kalian juga sepertinya sudah tahu. Sebab itu, saya tidak perlu untuk menulis panjang lebar terkait nama dan bahasa suku kami.

Yang perlu kalian tahu adalah: kami punya makna tersendiri berdasarkan bahasa kami sendiri soal arti kata Lombok. Terserah jika kalian menganggap makna yang akan saya terangkan ini bagian dari cocoklogi. Tapi yang jelas, tidak selamanya kita harus memaknakan nama suatu daerah dengan bahasa dari daerah lain. Ada kalanya, kita juga mesti mencari tahu arti daerah tersebut berdasarkan bahasa daerahnya sendiri. Dan hal semacam itu, sudah sewajarnya ditempuh setiap orang.

Pernah suatu saat, waktu masih berstatus sebagai mahasiswa, saya ikut study banding ke salah satu kampus di Semarang, Jawa Tengah. Kala itu, seseorang yang sepertinya mahasiswa kampus tersebut berbasa-basi menanyakan asal saya. Tentu saja dengan bangga saya menjawab: “Lombok.”

“Lombok?” timpalnya menekan, memastikan jawaban saya.

“Iya, Lombok.” Kembali saya jawab.

Baca Juga:

Pulau Lombok Itu Indah, tapi SDM-nya Bikin Susah!

Jalan Udayana Mataram, Pernah Jadi Tempat Nongkrong Favorit Sebelum Tergeser Coffee Shop

“Lombok ijo to, Mas?” balasnya lagi. Kali ini dengan logat daerahnya.

Pertanyaan itu, meskipun terkesan bercanda, cukup menyinggung perasaan saya. Saya memang agak sensitif kalau soal begini. Bukan apa-apa. Tapi, saya rasa ini penting. Membiarkan kesalahkaprahan terus tumbuh, itu sama halnya dengan merawat kebodohan.

Pulau Seribu Masjid (pixabay.com)

Kesempatan itu kemudian tak saya sia-siakan. Saya lalu menjelaskan arti Lombok dari bahasa Sasak.

“Begini, Mas,” ucap saya mulai menerangkan. “Betul memang, dalam bahasa Mas, Lombok itu artinya cabai. Tapi, perlu Mas maklumi, arti Lombok yang sebenarnya tidak seperti yang Mas katakan tadi. Maknanya jauh lebih sakral dari itu.”

Lalu, saya beri tahu bahwa kata Lombok berasal dari bahasa Sasak sendiri, yakni “lomboq”. Jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, kata lomboq tadi berarti “lurus”.

Penamaan Lomboq dengan arti kata lurus ini bukan hampa makna. Nama tersebut merupakan simbol, simbol dari keadaban bangsa Sasak yang lurus. Lurus dalam bersikap. Juga lurus dalam bertutur kata.

Bangsa Sasak adalah bangsa yang penurut. Bukan kaum penentang. Taat pada pimpinan. Solid dalam hubungan sosial komunal dengan jargon: “ite pade besemeton” (kita semua bersaudara).

Kemajuan peradaban bangsa Sasak bahkan diakui oleh Mpu Prapanca. Bersama Maha Patih Gajah Mada, mereka diutus Raja Majapahit untuk study banding ke Kerajaan Selaparang. Belajar mengenai sistem ketatanegaraan di kerajaan itu.

Dalam Kitab Nagarakretagama, Mpu Prapanca memberi sanjungan kepada Raja Selaparang dengan menyebut wilayah kekuasaannya ini sebagai “Lomboq Mirah Sasak Adi”. Lomboq berarti lurus atau jujur, mirah berarti permata, sasak berarti kenyataan, dan adi berarti baik atau utama. Maka, secara keseluruhan kalimat ini bermakna: “kejujuran adalah permata kenyataan yang baik dan utama”.

Falsafah Lomboq Mirah Sasak Adi merupakan cita-cita para leluhur bangsa Sasak dan diharapkan terus dilestarikan oleh generasi penerus. Falsafah ini juga menjadi pandangan hidup masyarakat suku Sasak sampai saat ini. Walaupun falsafah tersebut tercantum dalam kitab Nagarakretagama yang notabene adalah milik Kerajaan Majapahit, tapi falsafah tersebut masih tetap dipegang teguh. Bahkan ketika agama Islam masuk dan menggantikan kepercayaan Hindu yang dianut oleh orang Sasak sebelumnya.

Dalam perspektif Islam, makna dari Lomboq Mirah Sasak Adi diartikan sebagai jalan lurus (sirathal mustaqim), yang berarti jalan kebenaran yang akan membawa pada keselamatan dunia dan akhirat. Makna dari falsafah tersebut juga diartikan sebagai pengimanan masyarakat Sasak terhadap keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad Saw. Hal ini juga menjadi prinsip yang dipegang teguh dalam kehidupan spiritual masyarakat Suku Sasak.

Itulah penjelasan dari arti nama Pulau Lombok. Lain kali, jangan menyebut pulau ini pulau pedas ya, nggak pas. Nama Lombok begitu sakral dan penuh arti, kalau dipelesetin. Nggak elok, Gaes.

Penulis: Lalu Akhirudin

Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2022 oleh

Tags: Pulau Lomboksasak
Lalu Akhirudin

Lalu Akhirudin

Mantan mahasiswa Ilmu Falak yang bergelar Sarjana Hukum.

ArtikelTerkait

Jalan Udayana Mataram, Pernah Jadi Tempat Nongkrong Favorit Sebelum Tergeser Coffee Shop Mojok.co

Jalan Udayana Mataram, Pernah Jadi Tempat Nongkrong Favorit Sebelum Tergeser Coffee Shop

10 November 2023
Pulau Lombok Itu Indah, tapi SDM-nya Bikin Susah!

Pulau Lombok Itu Indah, tapi SDM-nya Bikin Susah!

2 Agustus 2024
fonetik fonologi fonemik makassar sunda sasak bima tolaki lombok cara ngomong bunyi kata linguistik mojok

Fonetik Orang Makassar, Sasak, Bima, dan Tolaki Bisa Biking, Eh, Bikin Salah Paham

15 April 2020
5 Kuliner Legendaris di Kota Mataram selain Ayam Bakar Taliwang

5 Kuliner Legendaris di Kota Mataram selain Ayam Bakar Taliwang

6 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.