Melampirkan Foto di CV Itu Penting, Ini Alasannya

dunia kerja lowongan kerja perusahaan info lowongan pekerjaan IPK Plus Minus Posting CV di Media Sosial bagi Pelamar Kerja terminal mojok.co bikin cv lamaran kerja desain kreatif

Bukan Lagi Blangko dan Desain Canva, Goyang TikTok pun Bisa Jadi CV Kreatif buat Lamar Kerja terminal mojok.co cv lamaran kerja desain kreatif

“Sebenarnya, saat melamar pekerjaan, foto kita perlu dilampirkan di CV nggak, sih?”
Pertanyaan itu selalu ditanyakan oleh bebeberapa rekan yang ingin melamar kerja sekaligus mengikuti proses wawancara kerja, maupun memperbaiki CV-nya menjadi lebih baik. Opini saya selalu sama tiap kali mendapat pertanyaan tersebut.

“Tergantung, melamar untuk posisi apa dan perusahaannya bergerak dalam bidang apa.”

Sebab, pada dasarnya, memang tidak semua HRD mematok, menjadikan, atau melihat CV kandidat sebagai tolok ukur, apakah kandidat dinilai baik atau tidak—lebih jauh lagi, diterima atau tidak di suatu perusahaan. Termasuk foto yang dilampirkan pada CV dari setiap kandidat.

Agar lebih valid dan mendapatkan beberapa sudut pandang, hal ini sudah coba saya diskusikan dengan beberapa rekan yang bekerja sebagai HRD, juga memiliki User dengan karakteristik beragam saat melakukan review CV kandidat.

Pasalnya, sebagian HRD tidak menghiraukan foto yang dilampirkan oleh para pelamar kerja. Dan biasanya akan lebih fokus untuk melihat atau membaca semua keterangan yang ada pada CV. Khususnya, kemampuan apa saja yang dimiliki oleh kandidat tersebut, berapa lama sudah bekerja, dan/atau punya pengalaman kerja apa saja. Apakah relate atau tidak dengan posisi yang dilamar saat ini.

Selain itu, teman-teman HRD lain juga menjelaskan, mereka tidak begitu menghiraukan foto kandidat, agar tidak terjadi bias dan larut dalam prasangka. Karena tidak bisa dimungkiri, ketika kita melihat wajah seseorang, ada kalanya kita melakukan penilaian di awal. Penilaian di awal yang dimaksud itu seperti bagaimana gaya bicaranya, sifatnya seperti apa, dan seterusnya, dan seterusnya.

Jika sudah larut dalam prasangka, lalu malah ada rasa suka atau tidak suka hanya karena melihat foto, kan malah bahaya.

Pada kesempatan lain, saya pernah bekerja sama dengan beberapa user yang asalnya dari luar negeri, ia malah keheranan ketika melihat CV dari para kandidat yang mengikuti proses wawancara, selalu dilampirkan foto. Saat itu ia berkata,

“Saya tidak mengerti, kenapa banyak sekali pelamar kerja yang melampirkan foto di CV mereka. Untuk apa? Kenapa tidak fokus kepada kompetensi saja?”

Ada benarnya juga, tapi tidak sepenuhnya salah juga, sih.

Begini. Di sisi lain, foto yang dilampirkan pada CV juga tidak bisa disepelekan untuk memberikan informasi terkini mengenai kandidat. Apalagi, saat ini pembuatan CV terbilang luwes dan kreatif. Jadi, bisa dipadu-padankan juga dengan melampirkan foto yang casual, tapi tetap sopan dan merepresentasikan diri. Misalnya saja, foto kalian yang sedang menjalani hobi.

Ingat, tetap dengan tampilan dan outfit yang sopan, ya. Kalian mau melamar kerja, bukan ingin posting foto yang terlihat estetik di akun Instagram. Jadi, jangan terlalu banyak edit, apalagi dikasih filter ala-ala Instagram Story. Saran saya, sih, jangan. Pokoknya jangan.

Sebagai contoh, untuk kalian yang suka hiking, foto kalian saat mendaki atau ketika tiba di puncak bisa digunakan sebagai representasi mengenai hobi kalian. Dan ini bisa diaplikasikan, kok.

Tidak hanya itu, beberapa posisi di suatu perusahaan juga masih membutuhkan lampiran foto di setiap CV pelamar kerja. Tentunya untuk mengimbangi beberapa kebutuhan juga permintaan dari klien atau ketentuan lain di perusahaan. Biasanya untuk beberapa posisi seperti frontliner, sekretaris, atau PA (Personal Assistant).

Bagi sebagian HRD yang beranggapan bahwa lampiran foto itu penting, biasanya hal ini juga dilakukan untuk efisiensi waktu dalam proses wawancara kerja. Tidak bisa dimungkiri, ada posisi tertentu yang mengharuskan HRD untuk melihat foto yang dilampirkan pada CV terlebih dahulu, karena permintaan maupun kebutuhan.

Itulah kenapa jika kalian lebih memilih melampirkan foto pada CV saat melamar kerja, pastikan menggunakan foto terbaik dan yang paling baru. Jangan foto jadul, foto saat masih anak-anak, apalagi pinjam foto milik teman untuk dilampirkan pada CV. Aduh, jangan. Pokoknya, jangan.

Perhatikan pula posisi yang kalian lamar. Jika untuk front office, operasional, atau yang berkaitan dengan pelanggan, akan lebih baik jika melampirkan foto. Sebab, biasanya ada beberapa syarat dan kebijakan yang harus dipenuhi.

Dari sisi perusahaan, foto yang terlampir pada CV bisa dijadikan juga sebagai kelengkapan administrasi dan/atau kebutuhan audit. Jadi, mohon saling memahami ya, teman-teman pelamar kerja di mana pun berada. Semoga bisa menjawab tentang apakah sebaiknya melampirkan foto atau tidak pada CV. Dah ya, nggak perlu bingung lagi jadinya, Mylov.

BACA JUGA Tutorial Putus yang Baik dan Benar Sesuai dengan Kaidah yang Telah Disempurnakan dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version