Saya sebel banget kalau nonton Upin Ipin, terus di Mei Mei nongol dengan sifat sok tahunya.
Sejak beberapa waktu lalu, TV di rumah saya rusak. Praktis, tak ada acara menonton TV di rumah. Sebenarnya, kehilangan TV nggak terlalu mengganggu, sih. Sebab, sudah cukup lama orang-orang di rumah saya lebih senang mencari tontonan lewat gawai masing-masing. Terlebih setelah kuliah dan ngekos di luar kota, saya sudah hampir nggak pernah menonton tayangan TV lagi.
Sebagai gantinya, saya beralih menonton YouTube. Awalnya, saya cukup intens menonton konten vlog para YouTuber yang kuliah atau tinggal di luar negeri. Tapi, lama-kelamaan bosan juga karena alih-alih termotivasi, saya justru lebih sering merasa iri. Akhirnya sekarang saya lebih sering memanfaatkan YouTube untuk menonton konten yang friendly untuk tiap kalangan, yakni kartun.
Bukan hal yang asing lagi kalau banyak serial kartun tayang di YouTube, baik secara legal maupun nggak. Sebenarnya itu persoalan lain yang nggak cukup penting dibahas di sini. Sebab, tujuan utama saya nonton cuma satu: cari hiburan. Nah, salah satu judul kartun yang konsisten saya tonton sampai sekarang adalah Upin Ipin. Tentu saja saya nggak malu untuk mengakuinya. Siapa sih yang nggak suka kisah dua bocah kembar ini? Bahkan ibu saya saja suka menontonnya.
Dalam serial kartun Upin Ipin ada banyak karakter yang ikonik. Mereka memiliki sifat yang berbeda-beda, beberapa sifatnya bahkan bisa kita jumpai di kehidupan nyata. Namanya juga kehidupan, tak jarang saya juga menemukan beberapa sifat orang yang bikin saya kesal. Saat menonton serial Upin Ipin pun rupanya saya merasa sebal dengan sifat salah satu karakternya, yakni Mei Mei. Di mata saya, sifat sok tahu dan suuzannya bikin saya sebal setengah mati.
Sok tahu dan suka asal tuduh
Sejujurnya, saya nggak pernah terlalu menaruh perhatian pada gerak-gerik Mei Mei selama ini. Semua tingkah dan sifatnya adalah hal yang wajar bagi anak-anak seusianya. Akan tetapi di beberapa episode serial Upin Ipin, dia tampak sangat menyebalkan dengan sifatnya yang sok tahu dan main asal tuduh.
Contohnya di episode yang cukup anyar pada bulan Ramadan kemarin. Saat surau kampung mereka terbakar dan semua orang sedang berduka, Mei Mei justru menuduh teman-temannya nggak beribadah dengan benar dan kebanyakan main. Akibatnya, Tuhan marah dan surau pun habis dilalap api.
Baca halaman selanjutnya
Saat menonton adegan ini, saya cukup kaget…
Saat menonton adegan ini saya cukup kaget. Hah? Kok bisa dia ngomong seperti itu? Untungnya ada Mail yang sigap menanggapi argumen Mei Mei dengan tenang. Mail bilang bahwa dia dan teman-teman selalu bermain selepas salat tarawih. Setelah diberi tahu begitu, Mei Mei langsung malu dan minta maaf. Yah, walaupun sok tahu, setidaknya kemauannya untuk mengakui kesalahan patut diapresiasi, ya.
Selain di episode surau terbakar, ada pula saat pohon-pohon di kampung penuh dengan tanda “X” dari kapur. Waktu itu, Upin dan Ipin sedang berada di dekat pohon bertanda tersebut dengan tujuan untuk mencari pelakunya. Maklum, duo bocil kembar ini termakan cerita Jarjit soal teman-temannya yang diduga menghilang diculik alien setelah menghapus tandanya. Nah, di tengah situasi tersebut, datanglah Mei Mei dan Susanti.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Mei Mei justru langsung menuduh Upin dan Ipin yang menggambar tanda di pohon. Sembari menghapus tandanya, dia marah-marah karena menganggap tindakan tersebut sebagai vandalisme yang mencemari lingkungan. Iya, apa yang dikatakan Mei Mei memang sudah benar, kok. Tapi saya gemes sama sikapnya. Mbok jangan sok tahu, selow sedikit kenapa sih, wong Upin dan Ipin juga bukan pelakunya.
Di akhir episode tersebut ketahuan bahwa yang menggambar tandanya adalah Tok Dalang. Tujuannya agar pohon-pohon tersebut bisa dirapikan sehingga nggak membahayakan orang lain.
Seharusnya Mei Mei melihat situasi dan bertanya dulu sebelum langsung menyimpulkan sesuatu
Ada satu lagi sikap sok tahu Mei Mei dalam Upin Ipin episode Ramadan yang lain. Waktu itu Upin, Ipin, dan teman-temannya tengah bermain harimau makan di lapangan. Ehsan yang mendapat giliran jadi harimau bertindak seolah-olah memakan mangsanya dengan cara menangkap mereka. Tiba-tiba Mei Mei datang bersama Susanti. Mendengar kata “makan” dan tanpa bertanya dulu, Mei Mei langsung marah-marah dan melarah Ehsan untuk makan karena puasa.
Melihat itu semua teman di sana hanya bisa tertawa. Mereka kemudian menjelaskan bahwa puasa baru akan dimulai keesokan harinya. Nah, si Mei Mei jadi malu sendiri, deh. Niat hati ingin mengingatkan teman-teman, eh malah salah.
Maka tak heran kalau saya merasa sebal setengah mati tiap kali menonton karakter Mei Mei yang terkesan tahu segalanya padahal nggak gitu. Mending dia bertanya atau mengamati situasi sekitar dulu nggak, sih? Mbok jangan jadi orang yang apa-apa langsung menyimpulkan dan main hakim sendiri. Udah kayak netizen Indonesia aja. Eh.
Terlepas dari sifatnya yang kadang menyebalkan, Mei Mei tetap menjadi salah satu karakter yang cukup dicintai banyak penggemar Upin Ipin. Ada kok sifatnya yang saya sukai, misalnya kritis, percaya diri, dan tentu saja suka baca buku. Lagi pula nggak ada manusia yang sempurna, begitu juga para karakter dalam Upin Ipin.
Penulis: Titah Gusti Prasasti
Editor: Intan Ekapratiwi