McD x BTS Adalah Tamparan bagi Kampanye Pemerintah yang Hobi Nampang di Baliho dan UMKM

Jika saya boleh memilih, saya tetap ingin nyinyir ke para Army BTS. Apalah itu army atau yang lain. Lha piye, hanya karena kemasan makanan siap saji saja terjadi gelombang manusia yang super embuh. Benar-benar karena McDonald aka McD kolaborasi dengan boy band yang digadang jadi “tuhan” ini, bahkan beberapa gerai McD harus berhenti operasi karena overload.

Tentu tak habis gemas saya pada mental konsumerisme yang cukup sopan disebut goblok ini. Dan gatal juga merujak peristiwa yang membuat prokes jadi sesepele jam belajar masyarakat. Namun, tenang saja, Anda para Army bukan target ulekan rujak saya. Lha wong tanpa saya Anda sudah dipandang anomali dan kurang waras.

Hal yang ingin saya cecar adalah bapak ibu yang duduk sambil diskusi, yang biasa bersafari. Alias mereka yang duduk dalam lingkup pemerintahan. Terutama pemerintahan daerah.

Sadarlah wahai wakil rakyat. McD dan BTS telah menampar Anda. Terutama dalam urusan kampanye. Hanya dengan sehari, kampanye Anda yang meriah di pelbagai baliho dipermalukan. Dana berdigit-digit dari APBD dipermalukan oleh bungkusan fast food yang murah itu.

McD x BTS membuktikan, kampanye untuk menggerakkan masyarakat bukanlah hal sulit. Sekali tiup, jutaan manusia tergerak untuk merogoh kocek demi makanan reguler bertema boy band. Sedangkan kampanye via baliho untuk menggerakkan UMKM melempem seperti kerupuk yang tersiram kuah seblak.

Dan ini membuktikan bahwa viral bisa diciptakan. Jadi sorry ya Mas Seto Wicaksono dan artikel odading Anda, viral memang bisa diciptakan.

Mari kita lupakan brand power dari McD. Sehebat apa pun McD, toh kemarin terseok-seok melawan pandemi. McD juga bukan konglomerasi yang benar-benar dominan di Indonesia. Di jajarannya masih ada KFC, AW, dan Olive yang membayangi rumah makan cap Paman Sam ini. Namun, campaign mereka kali ini berhasil menekuk lutut pesaingnya.

Ketika inovasi produk setiap brand gencar dilakukan, McD memenangkan ini hanya melalui secarik kertas pembungkus makanan. Tidak perlu ada saus keju, saus coklat, atau apalah itu. Hal yang McD butuhkan hanyalah endorsement dari BTS. Dan dalam sehari, Anda melihat kepadatan luar biasa di setiap gerai McD.

Memang BTS punya fanbase besar di Indonesia. Partai Idaman besutan Bang Rhoma pasti minder di depan Army. Bagaimana tidak, kans suara yang mereka miliki cukup untuk mencalonkan BTS sebagai capres 2024, lho. Ketika ini dikombinasi dengan McD, terlahirlah marketing level wahid.

Lalu bagaimana fenomena ini menampar pemerintah? Tentu saja pemerintah harus bercermin. Kampanye yang sejatinya ingin memajukan rakyat benar-benar ampas di hadapan McD. Terbukti kan, tidak ada produk UMKM yang dipromosikan pemerintah bisa ludes terjual layaknya BTS Meal? Ngaku saja pak dan bu, meskipun sudah Anda import.

Bahkan kalung corona yang di-endorse dengan sejuta mimpi juga melempem. Padahal rakyat sedang panik-paniknya melawan pandemi. Tidak ada marketing campaign pemerintah yang sesukses McD x BTS.

McD lihai melihat pasar Indonesia. Namanya juga perusahaan multinasional. Buat urusan cuan dan cuan pasti akan memeras otak. Menampilkan BTS sebagai brand ambassador berhasil memperkuat McD dalam hitungan jam. Sedangkan pemerintah masih sibuk membuat spanduk yang seperti dibuat pakai microsoft word. Sudah norak, cropping-nya kasar, dan tidak menjual.

Kelihaian McD ini berbuah manis. Makanan biasa yang sebenarnya reguler ini menjadi laris manis. Benar lho, tidak ada inovasi istimewa kecuali kemasan dan mungkin saus. Inovasi sederhana, tapi diperhitungkan matang, berhasil memenangkan percaturan rumah makan Indonesia.

Maka pemerintah jangan berdalih, “Ah, itu kan memang istimewa”. Nyatanya tidak ada yang benar-benar istimewa dari produk BTS Meal ini. Yang ada hanyalah promosi yang tepat guna.

Produk UMKM kita hanya diiklankan lewat bazaar. Syukur-syukur ada artis nampang di poster mereka. Namun, biasanya mentok di wajah kepala dinas atau paling mantap gubernur. Lha menjual dari mana? Mempromosikan nilai home industry dan kreativitas anak bangsa yang jadi template selama ini selalu gagal.

Pak dan bu, viral bisa diciptakan, kok. Asalkan bapak dan ibu meluangkan waktu sejenak untuk membuka cakrawala Anda. Lihatlah mental konsumtif rakyat. Lihatlah ketertarikan mereka. Lalu, carilah celah promosi. Buat sesuatu yang viral agar menarik perhatian. Tentu viral yang positif, bukan viral soal TWK KPK yang nggatheli.

McD melakukan campaign ini dengan sungguh-sungguh. Memperhitungkan berapa banyak orang yang terbujuk membeli barang biasa karena penambahan nilai yang luar biasa. Lha UMKM kita mana ada perhatian serupa? Promosinya hanya wajah tua yang tampak PNS banget sambil memberi jempol. Paling ditambah kalimat imbauan yang tidak akan tertangkap mata, apalagi terbaca.

Bayangkan jika UMKM kita dipromosikan dengan pola marketing serupa. Bayangkan jadah tempe Mbah Carik x NCT. Bayangkan Roti Bakar Bandung x Twice. Atau pisau tajam Pak Ruli sedang dipakai personel Blackpink mengiris loncang. Betapa UMKM kita bertumbuh. Pasalnya realita berkata, yang dibeli rakyat Indonesia kalau bukan fungsi ya nilai endorsement.

Panjang umur untuk korporasi multinasional. Panjang umur artis yang jadi ujung tombak marketing. Panjang umur domba-domba yang ngikut beli ini itu karena ngefans. Untuk UMKM? Ya, kalau masih diendorse tanpa strategi jelas ya tdak panjang umur!

Sumber Gambar: YouTube Rainbow Carrott

BACA JUGA Melihat Kesuksesan dan Kecerdikan ARMY dalam Comeback Terbaru BTS ‘Butter’ dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version