Saya nggak suka nonton sinetron sama sekali. Tapi, Preman Pensiun adalah pengecualian. Pipit dan Murad adalah alasan saya nonton sinetron tersebut. Nggak berlebihan bahkan kalau saya bilang saya mengidolakan mereka. Episode yang ada mereka berdua, bikin saya selalu bahagia. Otomatis, yang berhubungan dengan duo tersebut pun ikutan saya idolai, tak terkecuali Taslim dan Mawar.
Taslim dan Mawar adalah saudara dari Murad dan Pipit, yang otomatis bikin mereka berdua jadi the next sepaket setelah Kang Pipit tiada. Meski screen timenya nggak banyak, tapi saya punya respect yang amat besar pada Mawardi, nama asli Mawar.
Kenapa? Karena dia tukang parkir penuh dedikasi dan maksimal dalam bekerja.
Mawar Preman Pensiun, tiap bekerja, selalu totalitas. Selalu serius, karena tidak ingin pelanggan kecewa dan tentu saja biar tidak disemprot oleh Kang Pipit. Di beberapa kesempatan, memang terlihat Kang Pipit begitu “galak” dan semena-mena pada Mawar, seperti harus beliin makan tiap hari dan mengantar ke rumahnya. Tapi saya tahu Mawar nggak masalah, soalnya memang sesayang itu dia pada Kang Pipit.
Sebenarnya, kerja Mawar Preman Pensiun seperti apa sih kok dia saya beri respek besar?
Mawar adalah tukang parkir dengan SOP yang jelas
Mawar bekerja selayaknya tukang parkir seharusnya: menata kendaraan, membantu pengunjung pasar sebelum dan sesudah parkir, serta memberi pesan “utamakan keselamatan” sebelum pengunjung cabut dari pasar. Coba, dalam hidup kalian, berapa kali dapet perlakuan mirip kek gitu?
Nggak pernah? Wajar, kebanyakan tukang parkir lebih peduli dengan uang kalian. Kalau Mawar mah, begini kerjanya.
Dari itu saja, terlihat bahwa Mawar Preman Pensiun adalah tukang parkir terbaik, bahkan bisa dibilang teramah di Bandung. Nggak cuman Bandung sih, se-Indonesia malah.
Meski tukang parkir biasa, bukan resmi (eh resmi nggak ya?), Mawar punya SOP dalam bertugas. Tukang parkir lain, ah, mana maen dibandingin Mawar. Modal prit prit doang, ambil 2 ribu, bodo amat sama pengunjung parkiran.
Mawar, harusnya kita beri gelar tukang parkir terbaik se-Indonesia. Atau jadi percontohan bagaimana seharusnya orang bekerja. Kalau cuman ngatung minta duit, bukan kerja itu namanya.
Ponakan terbaik
Mawar Preman Pensiun juga masih bisa membantu merawat Kang Pipit seperti memastikan beliau bisa ngopi, gorengan, dan makan nasi padang di sela-sela pekerjaannya. Nah kan, selain tukang parkir teramah, dia juga wajib dinobatkan sebagai keponakan terbaik se-Bandung.
Rasa sayangnya pada Kang Pipit, meski kadang diperlakukan semena-mena, bikin dia jadi karakter yang lovable di Preman Pensiun. Kepergian Kang Firmansyah Fitra bikin dia terpukul dalam waktu lama, hingga dia merasa iri pada Taslim yang masih diperhatikan oleh Mang Murad, yang isinya cuman ngamuk ke Taslim.
***
Kang Pipit sudah lama pergi, Murad juga fokus pada bisnis yang dia tekuni. Kini, Duo Sepaket berganti. Tongkat estafet sudah beralih ke Mawar dan Taslim. Taslim menjalankan peran Mang Murad dengan begitu hebat. Dia prajurit yang kuat, petarung yang andal.
Tapi, Mawar berbeda. Dia tidak jago berantem, bahkan punya rute pelarian tersendiri di pasar. Tapi, mungkin itulah yang terbaik. Mungkin dia memang diciptakan untuk jadi karakter yang lovable, lucu, serta jadi percontohan bagi para tukang parkir di luar sana, bahwa kamu bisa kerja sebagaimana mestinya.
Lagi-lagi, bagi saya, Mawar Preman Pensiun adalah tukang parkir teramah dan terbaik di Indonesia.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA ‘Preman Pensiun’ Mencerminkan Garut sebagai Kota Preman
