Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mati Listrik Tanpa Kompensasi Adalah Budaya Kita

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
2 Maret 2023
A A
Mati Listrik Tanpa Kompensasi Adalah Budaya Kita Pita hitam

Ilustrasi gelap (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kita selalu ditagih kalau bayar listrik (agak) telat, tapi kalau mati listrik, PLN cuci tangan

Para bijak pernah berpesan, lakukanlah kegiatan yang bermanfaat meskipun pada waktu luang. Oleh karena petuah bijak itulah saya menulis unek-unek ini di waktu yang agak luang. Kebetulan saat artikel ini ditulis, saya sedang berdiam diri sembari menikmati cahaya yang temaram dari sebuah lentera elektrik berdaya 5 Volt. Mungkin istilah “waktu luang” kurang tepat saya terapkan. Terpaksa punya waktu luang saya kira jauh lebih masuk akal.

Laptop mati, dan daya handphone sudah tinggal di penghujung hidupnya, pun tetap saya paksakan untuk menulis. Ada pekerjaan yang terpaksa berhenti begitu saja, dan oleh karena itulah saya terpaksa punya waktu luang. Kejadian ini juga sudah berulang lebih dari tiga kali dalam seminggu, dan itu yang bikin agak nyesek.

Kerugian saya mungkin tak terlalu besar, meski rugi tetaplah rugi. Tapi, saya membayangkan kerugian toko dan warung-warung di sekitaran saya. Apalagi kantor-kantor dan tempat usaha yang selalu butuh listrik untuk terus berjalan.

Lalu, apakah PLN mau bertanggung jawab?

Mati listrik itu urusan konsumen, bukan PLN

Biasanya sih, tidak. Itu adalah keniscayaan, mengingat negara ini menjunjung tinggi adat ketimuran. Dalih yang sering saya dengar adalah, pelanggan hanya ditagih pembayaran sesuai pemakaian daya listrik. Ini logika yang tidak salah, meski menunjukkan sebuah sikap nan mbejujak. Mati listrik artinya tak ada pelanggan yang menggunakan alat elektronik, tak perlu membayar apa pun, dan hal itu dianggap sebagai hal yang adil. Keduanya dianggap tak kehilangan apa-apa.

Waktu adalah uang merupakan hal yang nyata, terutama bagi pekerja dan tempat usaha. Misalnya pabrik dan produksinya yang tak selesai tepat waktu, sering kali memberikan kerugian. Begitu juga tempat makan, toko, kantor, studio musik, hingga orang-orang yang perlu alat elektronik untuk mencari nafkah. Target yang tak terpenuhi, pekerjaan ngaret, hingga banyak yang akhirnya tak bisa melanjutkan pekerjaan dan terpaksa minta perpanjangan deadline sekaligus dipotong bayarannya. Bukankah itu semua juga pantas dianggap sebagai kerugian?

Ini bukan soal tak menggunakan listrik, tak perlu membayar, jadi tak perlu protes. Ini soal pelayanan dan pertanggung jawaban. Banyak yang bergantung pada listrik dan berharap listrik selalu tersedia. Pelayanan publik adalah hal yang utama. Frasa “siapa yang butuh” sudah tak pantas lagi untuk digunakan Mental orde baru macam itu sudah sepantasnya punah dan dimatikan. BUMN bukan raja, pelanggan juga tak minta dijadikan raja, cukup kiranya diberi layanan sebagaimana mestinya.

Baca Juga:

Kondom hingga Frozen Food, Ini Daftar Barang yang Tidak Pernah Saya Sangka Diproduksi oleh BUMN

Provider Internet Seenaknya Pasang Tiang di Tanah Orang, Emangnya Tanah Punya Mbahmu?

Kompensasi (seharusnya) adalah kunci

Pelanggan yang mengajukan protes atau kritik juga berhak didengarkan. Perubahan yang nyata ke arah yang lebih baik memang harus dilakukan, dan bisa dimulai dengan mulai mendengarkan. Tentu kita tak mau di masa depan nanti masih saja kita temui pelayanan buruk dan hubungan dengan pelanggan yang tak pernah akur.

Ganti rugi atau kompensasi karena mati listrik, saya kira adalah salah satu perubahan yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Semoga mati listriknya juga tak sering-sering, apalagi bisa menambah pembangkit listrik nonfosil, dan kalau mau memindah tiang listrik biayanya gratis. Tentu akan sangat indah jika semua itu bisa terlaksana.

Sayangnya budaya “siapa yang butuh” macam itu sudah dianggap sebagai keseharian dan rajin dimaklumi. Kalau boleh usul, biar lebih keren dan awet, ada baiknya kelakuan BUMN macam ini dimasukkan dalam peninggalan kebudayaan nonbenda yang wajib dilestarikan. Nah, dengan begitu dijamin tak akan ada yang protes, takut dianggap menistakan warisan leluhur.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tersengat Listrik PLN

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Maret 2023 oleh

Tags: BUMNganti rugikompensasimati listrikPLN
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

mati lampu

Di Medan, Mati Lampu di Bulan Puasa Adalah Keniscayaan

17 Mei 2019
WFH Itu Menyenangkan, tapi Tidak untuk Warga Kabupaten

WFH Itu Menyenangkan, tapi Tidak untuk Warga Kabupaten

24 September 2022
Nestapa Hidup di Kecamatan Besuki, Dekat PLTU tapi Sering Mati Lampu

Nestapa Hidup di Kecamatan Besuki, Dekat PLTU tapi Sering Mati Lampu

16 Mei 2023
Menjadi Teroris di Jogja (Unsplash)

Menjadi Teroris di Jogja

17 Agustus 2023
Rekomendasi Relawan dan Influencer yang Pantas Dapat Jatah Jabatan terminal mojok.co

Rekomendasi Relawan dan Influencer yang Pantas Dapat Jatah Jabatan

6 November 2020
LOA mati listrik negara bekas jajahan inggris brexit kerajaan inggris london jerman mojok

Perkara Mati Listrik, Bekasi dan Inggris Nggak Ada Bedanya

21 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.