Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Masjid Desaku, Masjid Tanpa Pengeras Suara

Nina Fauziah oleh Nina Fauziah
27 Juni 2023
A A
Masjid Desaku, Masjid Tanpa Pengeras Suara

Masjid Desaku, Masjid Tanpa Pengeras Suara (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa pun akan setuju jika setiap desa atau daerah, pasti memiliki adat dan kebiasaan unik masing-masing. Cerita yang mau saya bagikan sekarang adalah tentang kebiasaan unik di desaku, yaitu Desa Ancaran, Kuningan, Jawa Barat yang melarang penggunaan toa atau pengeras suara di masjid. Lho, memang ada yang kayak gitu? Terus kalo lagi nunggu azan maghrib pas puasa, gimana tuh?

Pertanyaan itu kerap kali muncul tiap kali saya menceritakan sekilas kepada teman-teman kampus saya yang berasal dari berbagai daerah, mengenai pengalaman saya yang tidak pernah mendengar kumandang adzan menggema dari masjid di desaku. Kecuali dari aplikasi di smartphone atau mendengar samar dari masjid di desa sebelah.

Nama masjidnya adalah masjid Jami’ Ancaran. Masjid yang dari segi struktur bangunan dan fasilitasnya saja bahkan sudah terbilang cukup maju dan modern. Beragam kegiatan islami seperti pengajian, salawatan bersama, dan beragam perayaan hari besar Islam juga selalu dilakukan di masjid tersebut. Hanya saja, tidak ada pengeras suara yang digunakan.

Mempertahankan adat dan budaya memang baik, tapi…

Kita tahu, adanya pengeras suara itu memudahkan para muazin untuk mengumandangkan azan yang merupakan jam pengingat umat Islam dalam menunaikan ibadah salat. Atau sarana yang digunakan untuk melantunkan shalawat dan membaca Al-Quran sebelum azan. Di zaman sekarang, itu adalah hal lumrah. Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memudahkan urusan ibadah adalah salah satu sikap bijak dalam menyikapi arus globalisasi yang semakin berkembang.

Hanya saja, sepertinya persepsi “kita harus hidup mengikuti hukum dan aturan sesuai dengan zaman yang terus berkembang” tidak berlaku di desaku. Ada beberapa aspek yang seharusnya diperbaharui, namun tetap dibiarkan mengakar hingga sulit lepas. Stagnan. Salah satunya adalah pemakaian toa yang tidak dianjurkan di masjid.

Beberapa masyarakat beranggapan, ini adalah budaya dari sesepuh (tetua) zaman dulu, memang adatnya sudah seperti ini, sehingga susah jika ada sedikit saja perubahan. Masyarakat terbiasa sabar menunggu waktu berbuka dengan cara memasang telinga tajam guna mendengar kumandang adzan dari desa lain.

Namun, satu hal yang membuat saya merasa heran hingga hati saya tergelitik untuk mengutarakan satu keluhan lewat tulisan ini. Desa saya melarang keras penggunaan speaker untuk azan di masjid, tapi membolehkan hajatan dengan sound system yang keras. Mau heran, tapi kok desa sendiri…

Segala sesuatunya memang pasti memiliki sisi negatif dan positif. Termasuk fenomena yang terjadi di desa saya ini. Hal yang disayangkan adalah terkadang beberapa warga kerap kali tidak menyadari kapan saat waktu shalat tiba, terlebih bagi warga yang sedang sibuk dengan pekerjaan. Hal tersebut kadang membuat mereka lupa akan waktu dan terus larut dalam pekerjaan.

Baca Juga:

Saya Muslim, tapi Saya Enggan Tinggal Dekat Masjid dan Musala

4 Perbedaan Ibadah di Masjid Indonesia dan Turki, Salah Satunya Pakai Sepatu ke Tempat Wudu

Biarkan bedug dan kentungan yang bersuara lantang

Untuk mengetahui waktu salat, masyarakat biasanya mengandalkan suara bedug dan kentungan. Memang suaranya cukup terdengar, hanya saja bagi yang rumahnya jauh, mereka kesusahan. Akhirnya sebagian orang mengandalkan aplikasi azan di hape. Kadang mereka nunggu azan dari desa sebelah.

Azan tetap diserukan, walau tanpa pengeras suara

Meskipun tanpa speaker atau pengeras suara, jangan kira suara muazin nggak bakal kedengeran. Suara para muazin di desaku lantangnya bisa melebihi bunyi ketukan sendok pada mangkuk milik abang tukang bakso. Meski ya yang rumahnya jauh tetep kesusahan, tapi tetap saja suaranya lantang.

Itulah keunikan desa saya, desa yang memilih untuk tak memakai pengeras suara untuk azan. Tiap desa punya adat sendiri, dan suka tidak suka, mau tidak mau, kita harus berusaha untuk mengerti.

Penulis: Nina Fauziah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jika TOA Masuk Surga, Maka Surganya Adalah Madura

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Juni 2023 oleh

Tags: azanMasjidpengeras suara
Nina Fauziah

Nina Fauziah

Asli dari Kuningan, Jawa Barat. Penulis cerbung di Wattpad.

ArtikelTerkait

Mengubah Redaksi Azan dengan Seruan Jihad Itu Randomnya Minta Ampun terminal mojok.co

Mengulik Alasan Hanya Azan Magrib dan Subuh yang Disiarkan Televisi

9 Juni 2020
Menyoal Larangan Tidur di Atas Karpet Masjid, tarawih

Menyoal Larangan Tidur di Atas Karpet Masjid

7 Januari 2020
Anak Kos Nggak Usah Khawatir, Ini 5 Masjid di Malang yang Nyediain Makanan Gratis terminal mojok

5 Masjid di Malang yang Nyediain Makanan Gratis, Anak Kos Nggak Usah Khawatir!

5 November 2021
Masjid terdekat saat perjalanan darat Banyuwangi Bali

6 Rekomendasi Masjid Terdekat jika Motoran ke Denpasar Bali Lewat Gilimanuk

9 April 2022
9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis Terminal Mojok.co

9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis

5 April 2022
muazin kenapa orang meninggal harus diazani mojok.co

Kenapa Orang Meninggal Harus Diazani?

9 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.