Mari Bersepakat Tahu Gejrot Adalah Pemenang dalam Pertahuan Duniawi

Mari Bersepakat Tahu Gejrot Adalah Pemenang dalam Pertahuan Duniawi terminal mojok

Sebagai pencinta tahu, saya cukup mengenal banyak mengenai berbagai olahan tahu yang ada. Apalagi kita hidup di bumi nusantara dengan segala kekayaan kulinernya. Sangat banyak olahan tahu yang bisa kita temukan di setiap daerah. Sejauh ini, setiap olahan tahu yang pernah saya makan, hampir semuanya saya suka. Olahan seperti tahu susur, tahu guling, tahu petis, tahu crispy, tahu bacem, tahu bakso, tahu gejrot dan masih banyak lagi yang bahkan saya nggak tahu.

Dalam list teratas olahan tahu yang paling saya suka dan nggak ada obat menurut saya, adalah tahu crispy. Teksturnya yang renyah apalagi jika dipadukan dengan sambal adalah kombinasi paling semlidut yang pernah tercipta. Akan tetapi baru-baru ini, ada satu yang dapat menggeser tahu crispy dari list tervaforit saya, yaitu tahu gejrot.

Sebelum mencicipi, awalnya saya skeptis dengan rasa dari tahu gejrot ini. Secara nama saja sudah aneh, “gejrot”, istilah apa ini?. Walaupun sedikit sulit menemukan penjualnya di daerah saya. Namun karena penasaran, saya akhirnya mencarinya dan Alhamdulillah menemukan penjualnya. Setelah mencicipinya ternyata rasa dari si tahu gejrot lebih nggak ada obat dari tahu crispy.

Buat yang belum paham, kurang lebih seperti ini. Tahu gejrot merupakan olahan khas dari Cirebon. Biasanya menggunakan tahu yang tengahnya kopong atau biasa disebut tahu pong yang dicampur dengan kuah manis sedikit asam. Kuahnya terbuat dari campuran kuah gula merah dan bumbu pedas dari cabai, bawang, dan garam. Istilah gejrot sendiri setelah saya selidiki ternyata berasal dari suara yang ditimbulkan ketika kuah gula merah disemprotkan dari botol yang berbunyi jrot-jrot. Memang sebuah penamaan yang identik dengan orang Indonesia, di mana benda dinamai dari suaranya.

Bagi orang yang belum pernah mencicipi, mungkin rasanya makanan ini hampir mirip dengan tahu guling. Rasa kuahnya hampir identik. Tapi secara konsep, keduanya cukup berbeda jauh. Tahu guling sendiri menggunakan tahu biasa yang dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan berbagai sayuran dan ketupat. Sementara tahu gejrot memakai tahu pong yang dipotong-potong dan tanpa campuran bahan lainnya.

Saya memang nggak terlalu paham-paham amat soal kuliner. Referensi kuliner saya palingan cuma dari YouTube-nya Nex Carlos sama Chef Arnold. Tapi menurut saya, yang membuat tahu gejrot ini istimewa adalah sensasi yang ditimbulkan ketika kita menggigit tahunya yang sudah menyerap kuahnya. Sehingga ketika masuk mulut, itu benar-benar maknyus. Kalau tahu crispy ketika dimakan sensasinya kraus gitu, jadi terkadang kurang ngena di lidah.

Nilai lebih lainnya yang menurut saya membuat tahu gejrot ini enaknya bukan main adalah sensasi pedas yang ditimbulkan nggak lebay. Seperti makanan khas Jawa Barat lainnya, salah satu hal yang ditonjolkan adalah kepedasannya. Ketika kita pesan ke penjualnya, biasanya kita bisa request jumlah cabainya mau berapa, mau sekilo juga bisa. Terkadang makan makanan yang terlalu pedas itu membuat rasa asli dari makanan itu hilang, bahkan bisa cenderung jadi pahit. Namun entah kenapa, pedasnya tahu gejrot masih bisa ditolelir dengan adanya kuah, jadi rasanya nggak terlalu hilang.

Walaupun tahu gejrot menjadi olahan tahu yang saya nobatkan terenak dalam list saya. Namun kenikmatan sebuah kuliner akan bertambah seiring situasi seperti apa ketika kita memakannya. Untuk tahu gejrot sendiri paling pas dimakan ketika lagi santai tanpa ada aktivitas lain. Makanan ini akan kurang pas ketika kita nikmati saat menulis misalnya, karena rasa pedasnya terkadang membuat konsentrasi buyar. Walaupun pada akhirnya saya menetapkan tahu gejrot sebagai olahan tahu terenak saat ini. Namun ini semua masih bisa berubah, karena masih banyak olahan tahu lainnya yang belum saya coba.

Sumber Gambar: YouTube Mama Adeeva

BACA JUGA Tahu Bulat, Tahu Balut, dan Tahu Gejrot: Mana yang Rasanya Paling Cihuy? dan tulisan Kuncoro Purnama Aji lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version