Beberapa tahun yang lalu, sebagian besar anak muda berprivilege yang tinggal di kota besar di Indonesia, pada umumnya sedang mengalami sebuah wabah tontonan yang berjudul Game of Thrones yang diproduksi oleh HBO. Tidak sedikit banyak anak muda norak yang pamer jika sudah menonton episode terbaru Game of Thrones, apalagi saat premiere series tersebut. Baik ditonton via HBO di TV kabel, maupun versi bajakannya yang muncul beberapa jam setelah tayang pertama di HBO. Seketika, seluruh media sosial di tanah air, bahkan dunia membicarakan episode terbaru dari Game of Thrones.
Tidak munafik, Game of Thrones tidak hanya digandrungi karena banyak menampilkan adegan dewasa, tetapi karena alur yang tidak bisa ditebak dan membuat banyak orang sakit hati karena karakter kesukaannya mati (setidaknya pada season-season awal).
Di tahun 2020 ini, pada saat pandemi semakin banyak anak muda yang menggemari film karena banyak berdiam diri di rumah. Kebanyakan dari mereka tentu saja menghabiskan waktunya dengan menonton series maupun film dengan berbagai genre di Netflix, Disney Plus, maupun menonton film pak tani (baca: bajakan) di internet, maupun platform lainnya. Saya hanya bisa berkata, tolonglah tonton Breaking Bad!
Setelah para anak muda berisik dengan hype Game of Thrones atau Money Heist, saya hanya bisa berkata bahwa kita semua harus sepakat bahwa Breaking Bad adalah series terbaik yang pernah dibuat oleh umat manusia. Inilah alasannya:
Cerita yang luar biasa
Breaking Bad bercerita tentang seorang guru kimia di salah satu SMA yang bernama Walter White. Di hari ulang tahunnya yang ke-50 dia divonis kanker paru-paru oleh dokter, sedangkan dia tidak memiliki asuransi yang menanggung biaya pengobatannya tersebut. Hal ini diperparah dengan istrinya yang mengandung anak kedua, yang sama sekali tidak direncanakan, sedangkan anak pertamanya adalah anak difabel yang harus memakai tongkat kemana-mana sehingga Walter White frustasi memikirkan bagaimana caranya mencari uang.
Setelah pesta ulang tahunnya yang ke-50, dia ikut adik iparnya, yakni Hank Schrader yang kebetulan adalah anggota DEA (semacam BNN jika di Indonesia) yang dalam sebuah operasi untuk menangkap sindikat pembuat meth (lebih dikenal sebagai sabu-sabu di Indonesia). Kebetulan, saat itu dia bertemu dengan mantan muridnya, Jesse Pinkman yang merupakan produsen meth amatiran sekaligus pecandu meth selama bertahun-tahun.
Berbekal pengalamannya di dunia kimia selama puluhan tahun, Walter White akhirnya bekerjasama dengan Jesse Pinkman untuk membuat meth. Tidak disangka, produk yang mereka buat adalah meth yang memiliki tingkat kemurnian lebih dari 90% sehingga nilai jualnya sangat tinggi.
Awalnya, Walter White hanya ingin penghasilan yang ia hasilkan dari uang haramnya tersebut untuk biaya pengobatannya saja, namun karena Ia menilai bahwa harapan hidupnya tinggal sedikit karena kanker yang dideritanya, dia bertekad untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dari bisnis haram tersebut untuk meninggalkan warisan kepada keluarganya.
Saya pikir, dibandingkan Game of Thrones atau Money Heist, cerita di Breaking Bad sangatlah kompleks dan indah. Bahkan, ketinggalan satu episode saja, maka kalian akan kehilangan benang merah yang sangat banyak, berbeda jauh dengan series lainnya seperti Arrow, The Flash, atau The Walking Dead yang ketika kalian tidak menonton satu episode, kalian cenderung lebih mudah untuk mengikuti alur ceritanya karena series tersebut lebih banyak filler atau cerita tambahan dibandingkan benang merahnya.
Character development terbaik
Kembali saya katakan, dibandingkan Game of Thrones, The Walking Dead, maupun series lainnya, character development dalam Breaking Bad sangatlah kuat, terutama character development dari tokoh utama, Walter White. Bagaimana guru kimia SMA yang membosankan, bahkan bisa dikatakan seorang pengecut yang tidak berani untuk sekadar membentak orang lain bisa menjadi produsen meth terbesar di Southwest sekaligus ditakuti oleh seluruh kartel narkoba lainnya adalah sesuatu hal yang membuat kita semua merinding ketika menontonnya.
Selain itu, ternyata tokoh lain di luar Walter White dibentuk dengan latar belakang yang penting, yang merupakan benang merah dalam cerita yang dibangun dengan rumit dan mendalam sehingga tidak ada tokoh yang benar-benar baik maupun benar-benar jahat. Semua tokoh dalam series ini memiliki motif dan alasan yang melatarbelakangi segala tingkah lakunya. Ini diperkuat dengan akting dari seluruh tokoh yang terlibat di series ini yang sangat kuat. Bumbu-bumbu yang ada dalam setiap episodenya kadang membuat kita sedih karena ulah dan perilaku satu tokoh, dan sebaliknya kadang membuat kita marah dan kesal dengan ulah dan perilaku tokoh lainnya.
Cerita yang sangat realistis
Kesuksesan Breaking Bad juga saya pikir terletak penggambaran dunia narkoba yang sangat realistis. Berlatar belakang di Albuquerque, New Mexico yang berbatasan langsung dengan Meksiko yang tandus dan gersang, banyak adegan yang melibatkan peperangan dengan kartel Meksiko dan DEA Amerika Serikat yang sangat realistis. Memang adegan peperangan tembak-tembakan ala Hollywood tersebut tidak banyak, namun itulah yang membuatnya realistis. Tidak heran, di akhir series dijelaskan bahwa film ini bekerjasama dengan DEA yang memberi banyak masukan dalam pembuatan film tersebut.
Lalu, hal ini diperkuat dengan penjelasan akan ilmu kimia yang sangat detail dalam film ini. Bagaimana proses kimiawi mengapa meth buatan Walter White dan Jesse Pinkman adalah meth paling murni yang pernah dibuat dijelaskan di sini. Dijelaskan pula bahwa Walter White adalah seorang doktor ilmu kimia yang turut mendirikan Gray Matter Technologies, perusahaan multi nasional bernilai miliaran dolar, yang sayangnya Ia tinggalkan ketika berselisih paham dengan temannya yang turut mendirikan perusahaan ini demi uang ribuan dollar yang tidak seberapa karena seharusnya Walter White memiliki aset ratusan juta Dollar seandainya tidak meninggalkan perusahaan tersebut.
Alur yang menantang otak
Seperti yang saya katakan dalam poin sebelumnya, bahwa setiap episode dari Breaking Bad adalah benang merah cerita, namun disajikan dengan alur maju mundur yang sangat rumit dan membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi untuk memahaminya. Ketika ada sebuah kejadian besar yang mengagetkan penonton, jawaban dari kejadian tersebut tidak diketahui di akhir episode, tapi di episode-episode selanjutnya, bahkan di akhir musim.
Selain itu, yang menjadikan Breaking Bad adalah sebaik-baiknya series televisi adalah jumlah musim yang tidak terlalu banyak, yakni hanya lima musim saja. Terlampau sedikit jika dibandingkan series lainnya yang terus memanjangkan cerita demi meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan menurunkan kualitas cerita. Inilah poin utama mengapa Breaking Bad adalah sebaik-baiknya series televisi.
BACA JUGA Dunia Didominasi Golongan Darah O, dan Ini Menyebalkan dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.