Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

Makan Tahu, Tradisi Orang Korea setelah Bebas dari Penjara

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
11 Januari 2022
A A
Makan Tahu, Tradisi Orang Korea setelah Bebas dari Penjara Terminal Mojok

Makan Tahu, Tradisi Orang Korea setelah Bebas dari Penjara (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Drama Korea sering sekali menampilkan detail-detail menarik yang berasal dari kearifan sosial masyarakatnya. Nggak hanya di drama sageuk atau kolosal, kearifan lokal ini juga bisa kita temukan dalam drama dengan setting masa modern.

Dalam berbagai drama Korea, penonton kerap disuguhkan adegan penangkapan kriminal, proses hukuman yang mereka alami, hingga momen ketika mereka dibebaskan. Misalnya saja dalam drakor Jirisan, Jo Dae Jin, pemimpin jagawana Pos Haedong dituduh melakukan pembunuhan terhadap Lee Da Won. Seo Yi Gang sebelumnya mencurigai bosnya tersebut sebagai tersangka utama pascaterbunuhnya jagawana junior, Lee Da Won, dalam misinya memasang kamera pengawas di gunung.

Begitu keluar dari penjara, Jo Dae Jin langsung disambut oleh putrinya yang membawakan seplastik tahu putih. Sambil mendengarkan putrinya yang bersungut-sungut karena ayahnya dijadikan tersangka, Jo Dae Jin melahap tahu putih yang masih mentah itu.

Pemandangan yang serupa pernah saya saksikan pula dalam drakor At a Distance, Sping is Green. Dalam drakor itu, salah satu mahasiswa yang sering bikin onar, Oh Cheon Kook, baru saja bebas dari penjara setelah ditangkap polisi gara-gara kasus pelecehan yang dilakukannya pada Kim So Bin. Sobat karib Cheon Kook yang juga sama-sama nyebelin, Han Jung Ho, langsung memberikan tahu sambil mengatakan bahwa Cheon Kook wajib memakannya karena baru saja bebas.

Sebenarnya nggak cuma Jirisan dan At a Distance, Sping is Green yang memperlihatkan seorang tokoh bebas dari bui dan langsung makan tahu putih. Ada pula drakor fenomenal Doctors, Chief Kim, dan masih banyak lagi yang bakal memenuhi artikel ini kalau saya cantumkan satu per satu. Adegan dari drama-drama yang berbeda ini akhirnya memicu rasa penasaran: kenapa orang Korea harus makan tahu setelah bebas dari bui? Alih-alih ditraktir makanan yang sedap dan hangat, kayak jjajangmyeon atau sujebi, mereka justru disuruh makan tahu anyep yang belum dimasak.

Saya mencoba menelusuri alasan di balik pemberian tahu pada para mantan narapidana ini. Ada tiga penyebab lumrahnya tradisi menyuguhkan tahu pada seseorang yang baru bebas dari penjara, antara lain:

#1 Tahu mencegah infeksi saluran pernapasan

Bui digunakan sebagai tempat mengurung para kriminal. Dalam rangka mencegah narapidana kabur saat sedang membayar perbuatannya dengan dipenjara, sel tahanan dibuat rapat, minim jendela dan ventilasi, serta pintunya pun tak bisa dibuka semau hati. Maka nggak mengherankan kalau sel tahanan punya peredaran udara yang nggak baik, berdebu, dan pengap.

Seseorang yang cukup lama tinggal di dalam sel akan menghirup udara yang kotor sehingga menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Menurut artikel dalam rubrik Cool Stuff yang diunggah di laman Culture Guru, orang Korea percaya bahwa mengonsumsi tahu dapat mencegah infeksi saluran pernapasan. Makin banyak makan tahu, makin lega pernapasan!

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

#2 Tahu menyimbolkan kemurnian

Tahu yang berwarna putih bersih ini memiliki makna yang mendalam bagi orang Korea. Kalau kata Iran Tavera, seorang honorary reporters yang menerbitkan tulisannya di Talk Talk Korea, warna putih pada tahu merepresentasikan kemurnian, keadaan tidak berdosa, awal yang baru, dan janji untuk tak lagi berbuat jahat. Dengan mengonsumsi tahu setelah selesai menjalani masa tahanan, mantan narapidana secara simbolis membuka lembaran baru dalam hidup. Mereka sekaligus juga berjanji untuk hidup lebih baik sehingga nggak perlu kembali lagi ke penjara.

Tahu juga nggak bisa kembali lagi menjadi kedelai jika sudah selesai diolah. Maka, makna lain dari tahu ini adalah seseorang yang telah bebas dari penjara seharusnya bertobat dan tidak lagi kembali ke masa lalu ketika masih menjadi seorang kriminal.

#3 Tahu adalah makanan yang bergizi

Pada masa pendudukan Jepang di Korea, mustahil bagi seorang narapidana untuk bisa mendapatkan makanan yang bergizi. Kolonial Jepang yang nggak mau mengalokasikan banyak uang untuk memberi makan para narapidana kemudian hanya menyediakan nasi dan kacang-kacangan. Praktik ini berlangsung sangat lama, bahkan hingga 1986 ketika Korea Selatan sudah merdeka sekali pun.

Oleh karena itu, para keluarga tahanan yang mau menengok akan membawakan tahu. Tahu dianggap sebagai makanan yang bergizi sekaligus murah. Tahu juga lebih mudah ditemukan daripada daging di masa itu. Jadi, memberikan tahu setelah seseorang bebas dari penjara bertujuan agar yang bersangkutan bisa mendapatkan gizi setelah hanya makan seadanya selama di penjara.

Meski tahu memiliki makna simbolis sebagai makanan yang diberikan kepada seseorang yang baru saja keluar dari penjara, saling menyajikan tahu nggak dianggap sebagai hal yang nggak sopan, kok. Banyak juga restoran di Korea Selatan yang menyajikan menu tahu.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Artikel ini telah disunting ulang pada Selasa, 9 Agustus 2022 pukul 14:45.

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2022 oleh

Tags: orang koreapilihan redaksitahutradisi
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Desa Panggungharjo Bantul, Desa Terbaik di Indonesia (Unsplash)

Mengenal Desa Panggungharjo di Bantul, Desa Terbaik di Indonesia yang Dipuji Mahfud MD Saat Debat Cawapres

22 Januari 2024
Arema, Persik, dan Kota Malang yang Tak Pernah Belajar Apa-apa dari Tragedi Kanjuruhan

Arema, Persik, dan Kota Malang yang Tak Pernah Belajar Apa-apa dari Tragedi Kanjuruhan

12 Mei 2025
Kuliah S2 Beda dengan S1, Mahasiswa Jangan Kebanyakan Caper, Sudah Bukan Umur dan Tempatnya

Kuliah S2 Beda dengan S1, Mahasiswa Jangan Kebanyakan Caper, Sudah Bukan Umur dan Tempatnya

8 September 2025
Jangan Malu Jadi Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Hidup Kalian Nggak Akan Sesuram itu, kok

Jadi Mahasiswa Jurusan Sosiologi Nggak Sesuram Itu, kok. Masih Ada Jurusan Filsafat yang Prospek Kerjanya Lebih Dipertanyakan

5 Desember 2023
Bagi Saya, Budaya Yok-Ayok di Madura Saat Melayat Orang Meninggal Sangat Meresahkan, Mending Dihilangkan karena Sudah Kebablasan

Bagi Saya, Budaya “Yok-Ayok” di Madura Saat Melayat Orang Meninggal Sangat Meresahkan. Mending Dihilangkan karena Sudah Kebablasan

11 Juli 2024
Toko Kelontong Bukan Tempat Penukaran Uang, Tolong Kesadarannya, Hyung warung kelontong mitra tokopedia grosir online terminal mojok.co

Grosir Online Naikkan Omzet Warung Kelontong Selama Pandemi

7 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.