‘Makan Besar’: Acara Masak Gede-gedean yang Menghibur dan Nggak Lebay

‘Makan Besar’ Trans7_ Acara Masak Gede-gedean yang Menghibur dan Nggak Lebay terminal mojok

Entah kenapa saya merasa acara masak atau makan gede-gedean (mukbang) sekarang tuh nggak semenarik dulu. Jika sedang menonton acara-acara tersebut, saya merasa kontennya terlalu lebay dan cringe. Baik itu acara di TV maupun di YouTube. Bahkan, Trans7 yang saya kenal sering memproduksi acara-acara makan seperti ini sudah nggak semenarik dulu lagi.

Sejak dulu sampai sekarang, Trans7 dikenal sering menayangkan acara masak maupun acara yang bertema kuliner. Saking banyaknya, saya sampai lupa judul-judul acara kuliner di Trans7. Namun dari sekian banyak acara tersebut, terdapat satu acara yang cukup memorable bagi saya. Acara tersebut saya rasa adalah acara kuliner terbaik yang pernah saya tonton, yaitu Makan Besar.

Acara Makan Besar ini mulai tayang pada tahun 2013 hingga sekitar 2016. Dipandu oleh seorang chef profesional dan cukup terkenal, yaitu Chef Ragil. Walaupun namanya Makan Besar, acara ini nggak semata-mata mempertontonkan orang yang makan dengan porsi besar, atau Istilahnya saat ini adalah mukbang.

Dalam acara ini, biasanya Chef Ragil dan kru akan mendatangi sebuah tempat. Entah itu perkantoran, sekolah, instansi pemerintahan, atau komplek perumahan. Nantinya Chef Ragil akan mengajak orang-orang tersebut untuk bersama-sama memasak menu yang sudah ditentukan.

Menu yang diolah pun nggak neko-neko. Lebih kepada menu khas kuliner Indonesia seperti kupat tahu, soto, es campur, dan lain sebagainya. Yang menarik dari acara ini, kita nggak hanya dibuat fokus dengan seberapa besar porsi makanan yang akan dibuat. Kita juga diberi tahu takaran bumbu, jumlah bahan, serta teknik memasaknya supaya bisa matang sempurna.

Hal tersebut tentu nggak hanya menghibur, melainkan juga bermanfaat bagi penontonnya. Dengan menonton acara ini, kita dapat belajar cara memasak dengan porsi banyak, tapi tetap enak. Hal ini akan bermanfaat ketika kita akan mengadakan hajatan atau jamuan makan besar-besaran.

Adanya acara Makan Besar juga meningkatkan level ibu-ibu rewangan dalam menentukan menu saat lagi hajatan manten. Biasanya menu-menu saat ada hajatan seperti ini cukup template. Bakso glinding, kentang balado, ayam goreng, bakmi, dan lemper. Saya nggak tahu menu-menu tersebut memang adatnya atau bukan. Tapi jika bisa menambah variasi menu yang nggak umum, kenapa nggak?

Yang terpenting adalah acara ini nggak dibawakan dengan berlebihan. Walaupun konsep acaranya adalah makan besar, di mana tujuannya adalah membuat penonton terkagum-kagum, nada pembawaan Chef Ragil cukup sederhana. Nggak heboh atau ditambah efek-efek suara aneh semacamnya. Berbeda dengan konten-konten saat ini yang terlalu lebay dan berlebihan.

Jika saya menonton acara masak atau makan besar saat ini. Saya merasa nggak ada yang semenarik acara Makan Besar. Saya ambil contoh sebuah channel YouTube yang sering membuat makanan dalam porsi besar, yaitu The Santoso. Sebuah channel yang ber-subscribers cukup besar. Dalam channel tersebut sering sekali mengeluarkan konten masak besar yang bisa dibilang sangat nyeleneh dan terlalu lebay bagi saya.

Gimana nggak aneh coba jika menu yang dimasak seperrti kuda geprek, sapi utuh, bakso belut? Nggak masalah, sih, bagi saya agak cringe saja. Belum lagi konten-konten mukbang yang juga terlalu berlebihan. Lebih tepatnya bukan konten mukbang, sih, melainkan konten menyiksa diri.

Dari pencarian YouTube yang saya temukan. Konten mukbang sekarang banyak yang aneh-aneh. Seperti mukbang cabai rawit, mukbang seblak level 1000, mukbang makanan mentah. Buat apa gitu? Walaupun sah-sah saja untuk membuat konten seperti itu, sebagai penonton, saya lebih memilih tontonan yang bisa menghibur sekaligus bermanfaat lah.

Sumber Gambar: YouTube Sandy Suryadinata

BACA JUGA Susahnya Punya Dosen yang Pro Presiden, tapi Selalu Merasa Netral dan tulisan Kuncoro Purnama Aji lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version