Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa UKT Wajib Kerja Part Time di ITB Adalah Bukti kalau Kampus ini Problematik

Dito Yudhistira Iksandy oleh Dito Yudhistira Iksandy
26 September 2024
A A
Mahasiswa Penerima Beasiswa UKT Wajib Kerja Part Time di ITB Adalah Bukti kalau Kampus ini Problematik

Mahasiswa Penerima Beasiswa UKT Wajib Kerja Part Time di ITB Adalah Bukti kalau Kampus ini Problematik

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah naik daun karena merekomendasikan mahasiswanya membayar UKT dengan pinjol, ITB lagi-lagi mendapat sorotan karena mewajibkan mahasiswa penerima beasiswa UKT (keringanan UKT) untuk “mengabdi” di kampus. Bentuk pengabdian ini berupa kerja paruh waktu sebagai asisten mata kuliah, petugas administrasi, membantu bimbingan akademik, dan sejenisnya.

Intinya, mereka ingin mahasiswa yang mendapat keringanan UKT dari ITB untuk berkontribusi pada kampus. Alasannya, sih, biar mahasiswa bisa ikut andil pada pengembangan kampus dan mendapat pengalaman kerja yang nyata dan relevan. Tapi, saya ragu. Mosok ini demi kebaikan mahasiswa? Ah, yang bener?

Jebakan untuk mencari pekerja gratisan

Saya bukan suudzon, tapi mengetahui kebijakan ini membuat saya merasa kalau ITB sedang ingin menjadikan mahasiswanya “pekerja” gratisan. Memang benar kalau mereka adalah penerima beasiswa, tapi menjadikan beasiswa sebagai alasan mahasiswa agar wajib bekerja itu sungguh licik.

Lebih buruk lagi, beasiswa yang dimaksud di sini bentuknya adalah pengurangan biaya UKT, alias mahasiswa nggak dapat uang atau benefit lain. Lagi pula, keringanan UKT kayak gini kan sifatnya bantuan pendidikan. Namanya bantuan itu, ya, harus ikhlas, jangan minta timbal balik. Memangnya situ caleg?

Padahal, menjadi mahasiswa ITB itu beban akademiknya nggak main-main. Itulah sebabnya banyak yang bilang kuliah di sini lebih mudah masuk daripada lulusnya. Lalu coba bayangkan, dengan beban akademik seberat itu, mahasiswa masih harus diwajibkan bekerja. Apa nggak pontang-panting hidup mereka?

Bisa jadi tuntutan bekerja paruh waktu—tanpa bayaran—ini malah membuat mereka kehilangan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk belajar, istirahat, atau mencari kegiatan yang sesuai dengan passion mereka.

Kontribusi mahasiswa ITB seharusnya bukan tenaga, tapi pemikiran

Kalau pun ITB berharap agar mahasiswa penerima beasiswa ini bisa berkontribusi pada kampus, harusnya pihak kampus mendorong kontribusi mahasiswa dalam bentuk intelektual. Misalnya, menciptakan karya ilmiah, penelitian yang inovatif, atau berpartisipasi dalam berbagai upaya pengembangan keilmuan.

Menurut saya, hal macam itu lebih masuk akal ketimbang meminta mahasiswa untuk bekerja paruh waktu. Sebab, kekuatan terbesar mahasiswa itu letaknya di pemikiran. Partisipasi mahasiswa di hal-hal yang saya sebutkan tadi jelas lebih progresif, alih-alih menjadi “tenaga kerja” gratisan di kampus sendiri.

Baca Juga:

Trotoar Jatinangor Bukan Tempat Jalan Kaki, tapi Tempat Uji Kekebalan Tubuh dan Memperpendek Usia

Pengin Tahu Cara Orang Problematik Bekerja? Lihat Saja Kasus PPDS dan Jet Pribadi

Menekan mahasiswa yang sudah tertekan

Nggak bisa dimungkiri, munculnya kebijakan macam ini dari ITB semakin membuktikan kalau kampus ternama ini tingkat problematiknya di luar nalar. Mahasiswa yang mengajukan keringanan UKT seharusnya adalah mereka yang tersengal-sengal perkara finansial. Dari sini saja masalah utamanya sudah ketemu, yakni UKT ITB bisa jadi kelewat mahal.

Logikanya, solusi dari masalah ini adalah kampus harus memikirkan cara agar biaya pendidikan bisa lebih murah, sehingga nggak terus-terusan memberatkan mahasiswa. Lha, ini malah aneh, sudahlah mahasiswanya kesulitan ekonomi, mau dipekerjakan pula.

Coba pikirkan nasib mahasiswa yang juga kerja part time demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Saya yakin, gaji mereka sebenarnya nggak cukup-cukup amat, tapi mereka memilih jalan terjal ini demi nggak menyusahkan orang tua. Gitu, lho, tega-teganya kampus masih mau menambah beban hidup mereka.

Mahasiswa seakan-akan ditekan dari berbagai arah. Di satu sisi, mereka harus berusaha mempertahankan prestasi akademik dan menyelesaikan pendidikan. Sementara di sisi yang lain, mereka wajib memenuhi tuntutan kampus dengan dalih kontribusi. Kasihan sekali.

Menutup tulisan ini, saya hanya bisa berdoa agar mereka—pimpinan ITB—bisa kembali menggunakan hati nuraninya dan muhasabah diri. Sebab, kalau kampus sekelas ITB berani melakukan praktik licik macam ini, bukan tidak mungkin kampus lain akan melakukan hal serupa. Dan, kalau itu terjadi, maka ITB akan menjadi yang paling berdosa.

Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Hal Penting yang Perlu Kamu Ketahui Soal Kuliah di ITB

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 September 2024 oleh

Tags: Beasiswa UKTITBmahasiswa ITBpekerja gratisanproblematik
Dito Yudhistira Iksandy

Dito Yudhistira Iksandy

Saya punya motor namanya Arnol.

ArtikelTerkait

5 Hal Penting yang Perlu Kamu Ketahui Soal Kuliah di ITB

5 Hal Penting yang Perlu Kamu Ketahui Soal Kuliah di ITB

19 Oktober 2023
Meninggalkan Jatinangor, Meninggalkan Masalah-masalah yang Menghantui Kecamatan Luar Biasa Ini

Meninggalkan Jatinangor, Meninggalkan Masalah-masalah yang Menghantui Kecamatan Luar Biasa Ini

17 Agustus 2023
Kenapa, sih, HRD yang Menyebalkan Semakin Banyak?

Kenapa, sih, HRD yang Menyebalkan Semakin Banyak?

14 November 2023
7 Drama Korea Terkenal yang Sebenarnya Adaptasi Dorama dan Manga Jepang

5 Drama Korea yang Problematik di Paruh Pertama 2022

19 Mei 2022
Selain Mamak Racing, Pengendara Sepeda Listrik Wajib untuk Diwaspadai

Selain Mamak Racing, Pengendara Sepeda Listrik Wajib untuk Diwaspadai

17 November 2023
5 Tempat Ibadah Terdekat dari Gedung Sate yang Keren dan Bersejarah

5 Masjid Terdekat dari Gedung Sate yang Keren dan Bersejarah

4 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.