Mahasiswa Harus Coba Ikutan Program Kampus Mengajar

Mahasiswa Harus Coba Ikutan Program Kampus Mengajar

Mahasiswa Harus Coba Ikutan Program Kampus Mengajar (Unsplash.com)

Saat ini, kegiatan mahasiswa nggak melulu berorganisasi di kampus, tapi juga melakukan pembelajaran di luar kampus. Mahasiswa bisa melakukan kegiatan di luar kampus agar kemampuan minat bakatnya makn terasah dan nggak terkotak-kotakkan pada jurusan kuliahnya. Kegiatan-kegiatan itu dinaungi oleh Kampus Merdeka, salah satunya lewat program Kampus Mengajar.

Buat yang belum tahu, program Kampus Mengajar ini bertujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menjadi mitra guru di sekolah-sekolah. Intinya, sebagai mahasiswa, kita akan membantu guru-guru meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik melalui berbagai program yang kita buat.

Apakah yang boleh mengikuti program ini hanya mereka yang berasal dari jurusan Pendidikan? Nggak, Gaes. Program Kampus Mengajar ini bisa diikuti mahasiswa dari berbagai jurusan dengan syarat minimal semester 5. Program ini sudah terlaksana sebanyak lima kali dan sekarang telah dibuka pendaftaran untuk Kampus Mengajar angkatan 6.

Sebagai salah satu peserta di angkatan 5, saya pengin bilang kalau program ini layak dicoba teman-teman mahasiswa. Berdasarkan pengalaman saya, program ini berdampak bagi kehidupan saya sebagai mahasiswa.

Menambah relasi

Kedengarannya mendapatkan relasi menjadi hal klasik di setiap kegiatan yang kita kerjakan, ya. Nggak bisa dimungkiri bahwa punya relasi memang penting banget. Nah, dengan mengikuti program Kampus Mengajar ini kita bisa mendapatkan relasi seperti teman-teman mahasiswa dari universitas lain, guru, kepala sekolah, bahkan ketua yayasan, lho. Kok bisa?

Jadi begini, jika lolos dalam program ini, kita akan dikelompokkan dengan mahasiswa dari jurusan dan universitas lain berdasarkan SD/SMP yang kita ambil. Nah, saat menjalankan program ini nantinya kita dan tim harus berkomunikasi secara intens dengan para guru serta kepala sekolah. Dan apabila sekolah penempatan kita adalah sekolah swasta, berarti kita juga harus berkomunikasi dengan ketua yayasannya. Sehingga seiring berjalannya waktu, kita akan dekat dengan orang-orang tersebut.

Keakraban itu akan memberikan banyak informasi yang bisa kita ambil. Misalnya, pengetahuan dari jurusan lain, kondisi universitas lain, struktur sekolahan, alur keuangan, hingga kesempatan berkarier di dunia pendidikan.

Melihat realitas pendidikan

Manfaat kedua program Kampus Mengajar ini yang paling utama. Pasalnya, sekolah yang kita akan tempati bukan sembarang sekolah, melainkan sekolah dengan akreditasi di bawah A, prioritasnya sih C. Nah, berdasarkan pengalaman saya dan cerita teman-teman lain yang ikut program ini, sekolah dengan akreditasi rendah benar-benar memiliki permasalahan di dalamnya. Misalnya, masalah fasilitas sekolah, perputaran keuangan, kemajuan teknologi, dll.

Dari pengalaman saya, yang bikin terkejut adalah kondisi beberapa ruang kelas yang nggak layak pakai untuk kegiatan belajar mengajar, keuangan sekolah minus, hingga banyaknya siswa yang belum bisa calistung. Masalah dari luar juga ada, seperti pertentangan antara kelompok guru dengan kepala sekolah dan kondisi perekonomian orang tua siswa. Padahal saya ditempatkan di sebuah sekolah di Surabaya, kota dengan kondisi pendidikan yang sangat baik, lho. Eh, ternyata masih ada sekolah yang kayak gini, Rek.

Makanya dengan mengikuti program Kampus Mengajar, kita dapat melihat realitas pendidikan secara langsung, bahkan turut merasakannya. Saya jadi membayangkan, setiap mahasiswa dari berbagai jurusan yang mengikuti program ini nantinya akan membawa bekal realitas pendidikan yang mereka lihat dan alami langsung di dunia kerja. Sehingga setiap keputusan yang nantinya akan dibuat selalu mempertimbangkan kemajuan pendidikan kita.

Berdampak nyata

Nggak sekadar melihat fenomena pendidikan, program Kampus Mengajar ini juga nyata membawa dampak perubahan. Sebab, tugas dari Kampus Mengajar adalah menciptakan program-program yang bisa meminimalisir permasalahan di sekolah serta meningkatkan literasi dan numerasi siswa. Nggak perlu program besar, kita bisa kok melakukan program kecil asalkan konsisten setiap hari.

Contoh kecil yang dilakukan kelompok saya adalah membuat program Kelas Juara. Kelas ini dibuat untuk siswa-siswi yang belum bisa calistung, sehingga sehari-hari saya dan tim mengajari mereka membaca. Harapannya, saat tugas program ini selesai, anak-anak sudah mengenal alfabet dan mampu membaca.

Jadi, program yang kita buat nggak akan dibatasi oleh Kemendikbud. Kita bisa kok menciptakan program sesuai kebutuhan masing-masing sekolah. Satu lagi yang perlu diingat, dalam program ini bukan berarti kita mengajar menggantikan guru ya, melainkan kita hanya menjadi asisten guru. Makanya kolaborasi antara mahasiswa dan guru itu penting.

Saat ini, pendaftaran untuk program Kampus Mengajar keenam sudah dibuka. Untuk informasi selengkapnya, cek langsung ke website Kampus Mengajar, ya. Yuk, ikutan, Gaes!

Penulis: Naimatul Chariro
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kampus Merdeka Sesungguhnya Adalah Ketika Negara Bisa Memastikan Akses Kuliah yang Sama.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version