Pengalaman Kuliah di Madura Selama 3 Tahun: Nyatanya, Madura Tak Sejelek yang Ada di Pikiran Kalian

Membaca Peluang Suara Ganjar-Mahfud di Madura: Apakah Putra Madura Bisa Berjaya di Tanah Sendiri? universitas trunojoyo madura

Membaca Peluang Suara Ganjar-Mahfud di Madura: Apakah Putra Madura Bisa Berjaya di Tanah Sendiri? (Zahirul Aliwan via Shutterstock)

Banyak yang bilang, Madura begini, Madura begitu. Tapi, mungkin penilaian mereka tentang Pulau Garam akan berbeda jika sudah kuliah di sana. Kebetulan, saya kuliah di Universitas Trunojoyo Madura. Hidup saya berbeda sejak menjejak kaki di sana.

Universitas Trunojoyo Madura (UTM), merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di Madura. Universitas ini terletak di Kabupaten Bangkalan dan merupakan satu-satunya universitas negeri di Pulau Madura. Btw, saya merupakan mahasiswa aktif UTM sejak tahun 2021. Selama 3 taun tinggal di Madura, saya merasa Pulau Garam tidak seburuk yang diasumsikan kebanyakan orang selama ini.

Sedikit flashback saat pertama kali temen tau saya kuliah di Universitas Trunojoyo Madura, saya cukup sering mendapat pertanyaan dan respons dari mereka mengenai Pulau Garam. Pertanyaan mereka sih biasanya seragam. Banyak yang bilang, emang di Madura ada universitas?

Atau, “Wah, kok ke Madura? Kan disana orangnya temperamen,nggak ada mall, dan jauh dari kota!” Tapi saya memaklumi pemikiran seperti itu, karena saya juga pernah berpikir semacam itu sebelum kuliah di UTM. Setelah tinggal 3 tahun di sini, ternyata, Madura nggak semenyedihkan itu kok!

Kehangatan Orang Madura yang ramah dan suka ngelucu meskipun kadang “garing”

Jadi, cerita awalnya gini nih. Pertama kali saya nyampe Madura, beneran deh, kaget banget denger orang sini ngomong. Nadanya kayak orang lagi marah-marah terus kalo ngomong cepet banget. Bukan cuma itu, mereka juga sering pake nada tinggi kalo ngomong. Awalnya, saya mikir, “Wah, ini kok kayaknya orang sini serius banget ya?”

Tapi lama-lama saya nyadar, itu cuma masalah gaya ngomongnya aja. Mereka itu sebenernya ramah dan care banget. Orang-orang lokal di sini juga banyak yang suka ngelucu, meskipun kadang-kadang humornya agak “garing”.

Tapi mungkin ya, karena bahasa dan gaya bicaranya yang khas, jadi keliatan temperamen. Saya rasa itu cuma stereotip aja, karena setelah 3 tahun kuliah di sini sekarang saya udah banyak temenan sama warga lokal. Beneran deh, baik-baik banget. Kadang-kadang mereka malah suka ngegombal, loh! Jadi, jangan langsung dijudge dari cara ngomongnya ya. Mereka itu asik kok!

Makanan Madura murah meriah, nggak bikin dompet meriang!

Nah, yang paling seru, harga makanan! Duh, teman-teman, harga makanan di sini beneran murah banget. Di Madura, harga makanan beneran ramah di kantong. Bahkan makan nasi ayam cuma dengan 5 ribu rupiah, dan rasanya tetap enak dan bikin kenyang! Nggak heran banyak mahasiswa di sini yang selalu senyum lebar karena dapet menu makanan yang enak tanpa harus boros.

Meskipun Madura nggak punya mall, tapi justru itu yang bikin kita jadi lebih bijak dalam pengeluaran. Nggak kebayang deh, teman-teman, betapa hematnya kita tanpa tergiur belanja di mall. Lebih banyak pilihan tempat makan kaki lima yang enak-enak dengan harga yang terjangkau. Jadi, buat teman-teman yang suka jajan, Madura bisa jadi surga kuliner dan nggak bikin dompet meriang tentunya!

Baca halaman selanjutnya

Tinggal jastip makanan Surabaya, selesai

Pengen makanan tanpa ribet: jastip makanan Surabaya ala mahasiswa solusinya

Meskipun tidak ada mall besar seperti di Surabaya, namun selama kuliah masih bisa menikmati makanan Surabaya. Kalo lagi mager, pengen makanan enak tanpa repot, ada banyak mahasiswa yang buka jastip makanan Surabaya. Jadi kalo lagi kangen makanan favorit dari Surabaya, no worries! Banyak mahasiswa di sini yang membuka jasa jastip, jadi tinggal kasih tau aja, mau makan apa, pasti bakal dicariin dengan senang hati.

Tinggal duduk manis di rumah, sambil nungguin makanan favorit dari Surabaya datang ke depan pintu. Jadi, tinggal pesan aja makanan yang diinginkan, dan biarkan si kakak jastip ini yang urusin semuanya. Pas lagi mager dan pengen banget makanan yang di Surabaya, tinggal pake jastip makanan ala mahasiswa aja deh. Nggak perlu repot-repot tuh nyebrang Jembatan Suramadu!

Surabaya: pelarian menyenangkan untuk healing dan refreshing

Selama menjalani tiga tahun kuliah, Surabaya tetap menjadi pelarian terbaik ketika saya merasa suntuk mikirin tugas-tugas kampus. Buat saya, saat lagi butuh healing dan ingin menyegarkan pikiran, langsung deh meluncur ke Surabaya. Dekat ini sama Madura.

Keistimewaan Surabaya ini terletak pada jaraknya yang cukup dekat dari universitas, hanya sekitar satu jam perjalanan. Tinggal nyebrang Jembatan Suramadu, dan tadaa, sudah sampai di Surabaya. Meskipun kuliah di Madura, tapi akses ke Surabaya juga nggak jauh. Jadi, jika merasa butuh waktu untuk diri sendiri atau sekadar melepas penat, Surabaya masih jadi pilihan yang oke banget untuk menyegarkan pikiran yang udah seperti benang kusut.

“Kenapa nggak kuliah di Surabaya aja kalau begitu?”

Lha, itu seninya. Justru dengan tidak kuliah di Surabaya, saya jadi menikmati Surabaya dengan khidmat. Coba saya nggak kuliah di Madura, tapi Surabaya, Kota Pahlawan ini jadi terlihat biasa aja.

Mungkin orang bilang ini-itu tentang Madura, tapi pengalaman saya sendiri nunjukkin kalo Madura itu jauh dari kesan yang dikira orang. Seru banget, deh! Pokoknya, jangan ngira Madura itu cuma dari sisi negatif yang dibilang orang. Saya sendiri malah merasa beruntung bisa merasakan pengalaman kuliah dengan kehangatan orang-orang di Madura.

Penulis: Anggi Auliansyah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Inilah Alasan Mahasiswa UTM Layak Disebut sebagai Mahasiswa Tahan Banting

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version