Bukan Kaesang Pangarep tapi Otong karena dia visioner dan out of the box
Selain berani melakukan gebrakan baru, Otong juga sosok yang visioner dan out of the box. Bayangkan saja, ketika kebanyakan musisi di era 1990-an menciptakan lagu tentang “hati yang terluka” atau “seseorang yang dilanda kesepian”, Otong Koil lebih memilih diksi “kau hunus besi tajam, aku hiu bersimbah darah”. Sebuah ide cemerlang nan segar, yang saya rasa lirik lagu itu bakal related hingga ratusan tahun ke depan.
Penggalan lirik lagu “Murka” di atas hanya contoh kecil dari “keliaran” seorang Otong dalam menulis lirik. Meski dirilis puluhan tahun silam, banyak lagu ciptaannya yang sampai sekarang terdengar masih segar dan tetap relevan.
Sebut saja “Mendekati Surga” atau “Kenyataan dalam Dunia Fantasi”, lirik dalam lagu tersebut benar-benar mampu membuka cakrawala baru di otak saya. Setiap mendengar lagu-lagu Koil, seperti membaca buku langka yang bisa mengubah pandangan saya dalam memahami suatu peristiwa ke arah yang lebih luas dan subtil.
Jadi, nggak berlebihan rasanya kalau saya menganggap Otong Koil sebagai seorang filsuf yang mendidik anak bangsa dengan lagu-lagu ciptaannya. Perpaduan antara lirik lagu yang out of the box dengan suara Otong yang terdengar “depresif”, benar-benar klop dan sempurna. Bukankah hal ini cukup related dengan warga Sleman, yang rata-rata dihuni oleh para pelajar dan mahasiswa? Mas Kaesang Pangarep ke Depok aja.
Lucu dan menghibur
Di tengah ruwetnya jalanan Sleman, tentu warga butuh hiburan yang fun dan ringan-ringan saja. Dan, sosok yang menurut saya guyonannya related sama warga Sleman adalah Otong, bukan Kaesang Pangarep.
Di atas panggung, musisi yang gemar membanting gitar itu tampak garang dan sangar. Ini berbanding terbalik dengan kehidupannya di Twitter. Dia menjelma jadi seorang komedian andal. Nggak perlu bikin materi komedi ndakik-ndakik, cukup membagikan konten lucu orang lain dan diberi sedikit komentar, warganet acap dibuatnya tertawa lepas. Makin berat buat Mas Kaesang Pangarep, kan?
Ya, Otong acap membagikan tweet random, biasanya sih video nyeleneh-nyeleneh. Padahal, kalau orang lain yang post kayak biasa saja. Tapi, entah kenapa sekali Mangots yang ngetwit, jadi berasa lucunya. Saya rasa, warga Jogja, khususnya yang tinggal di Sleman bakalan terhibur dan bangga punya pemangku wilayah seperti beliau ini.
Kita tahu, Otong dijuluki sebagai Bapak Twitter Indonesia. Pengalaman menghadapi warganet tentu sudah nggak perlu diragukan lagi. Ini tentu sangat menguntungkan bagi warga Sleman, yang mana antara masyarakat dan pemimpinnya bisa saling berkomunikasi secara langsung, bersinergi, dan saling menghibur satu sama lain. Sebuah situasi yang saat ini masih jarang dan bahkan tidak ditemukan di Sleman.
Jadi, lebih baik Kaesang Pangarep ikut Pilkada Solo saja daripada di Sleman. Kabupaten ini lebih butuh sosok berjiwa seni tinggi. Biarkan Mangots yang mengubah wajah Sleman menjadi lebih tertata dengan dobrakan-dobrakan mind blowing-nya.
Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 5 Alasan Otong Koil Lebih Layak Jadi Presiden Indonesia daripada Jokowi