Mendengarkan musik merupakan salah satu hobi saya yang terbilang mainstream. Saya cukup pede berkata demikian karena sudah tentu banyak orang memiliki hobi yang sama. Bagi saya, musik itu menenangkan. Kadang juga bisa jadi pelarian ketika perasaan lagi nggak karuan. Ya, semacam pelampiasan emosilah. Apalagi jika antara lagu dan suasana hati berbanding lurus. Rasanya syahdu betul.
Sewaktu mendengarkan lagu, kadang ya bisa jadi sedih, kadang termotivasi karena liriknya yang penuh makna, nggak jarang jadi sesuatu yang bisa dikenang dan bahan untuk bernostalgia bersama.
Saya mendengar lagu tanpa mengenal waktu. Di sela-sela bekerja, ketika dalam perjalanan, sedang mandi, juga sebelum tidur. Sering kali saya mendengar lagu sampai ketiduran dan ketika terbangun, baterai hape betul-betul drop karena sepanjang malam terus memutar lagu di list aplikasi musik. Hal seperti itu sudah biasa saya alami berkali-kali, bahkan menjadi kebiasaan, rutinitas sebelum tidur. Oleh karena itu, jika tidak mendengar musik satu hari saja rasanya ada yang kurang.
Namun, dibalik itu semua, ada yang lebih penting dan masih ada hubungannya terkait hobi saya dalam mendengarkan musik, yaitu ketersediaan earphone. Mau bagaimanapun, lagu beserta alunan musik akan lebih menyenangkan jika didengar menggunakan earphone. Bunyi bass serta detil yang terdapat dalam musik bisa terdengar lebih jelas. Sebab itu, membawa earphone ke mana pun saya pergi adalah suatu kewajiban, khususnya ketika menggunakan transportasi umum.
Bagi saya, tingkat kepanikan ketika lupa membawa earphone sama dengan ketika saya lupa membawa dompet atau hape sewaktu bepergian. Sama-sama membuat mati kutu dan bikin bingung diperjalanan enaknya ngapain, apalagi ketika seorang diri dalam perjalanan.
Sebetulnya, bisa diakali dengan bermain game, media sosial, atau liat video di YouTube, sih. Tapi, tetap saja rasanya ada yang kurang jika tidak menggunakan earphone. Terlebih di media sosial maupun YouTube biasanya ada video menarik yang akan lebih seru jika didengar suaranya. Dan pada tempat tertentu atau di transportasi umum, jika melihat video dengan volume suara yang tinggi, pasti akan mengganggu kenyamanan orang lain, kan?
Pernah suatu ketika saya lupa membawa earphone sewaktu bepergian, saat itu menggunakan KRL. Nggak jauh sih, hanya dari stasiun Bogor hingga Jakarta Kota. Alhasil, saya uring-uringan sendiri, nggak tahu di KRL apa yang mau didengar. Sebetulnya kini di beberapa KRL juga sering kali diputar musik, sih. Tapi kan ya nggak semua musiknya sesuai selera.
Lain halnya ketika dalam suatu perjalanan saya ditemani oleh seorang kawan. Tentu earphone tidak akan terpasang di telinga, bahkan tidak membawa pun bukan masalah. Karena sudah ada teman berbagi cerita dan untuk menghargai momen kebersamaan. Meski ada juga sih beberapa teman yang masih memakai earphone-nya ketika sedang mengobrol. Alasannya sih sambil mendengarkan lagu yang disukai. Padahal, kan, kalau mendengar via aplikasi, lagunya masih bisa didengar kapan pun. Hadeeeh.
Meskipun begitu, pemakaian earphone juga harus dibatasi. Menurut pakar kesehatan di beberapa artikel yang saya baca, penggunaan earphone disarankan 90-120 menit per-harinya. Itu pun harus dilepas beberapa menit sekali agar telinga mendapat jeda untuk istirahat. Selain itu, dilansir oleh badan kesehatan dunia WHO, menyebutkan setidaknya ada 1,1 juta orang di seluruh dunia dengan rentang usia 12-35 tahun yang memiliki resiko kehilangan fungsi pendengaran karena terlalu lama menggunakan earphone.
Setelah mengetahui informasi tersebut, saya menjadi lebih bijak dalam menggunakan earphone. Yang biasa bisa 2-3 jam, kali ini saya hanya menggunakan earphone maksimal 1,5 jam dan mencopotnya beberapa kali agar telinga bisa beristirahat sementara waktu. Di samping itu, volume pun diatur sesuai kegunaan atau tingkat kebisingan di sekitar.
Sampai dengan saat ini, saya selalu membawa earphone kapan pun dan ke mana pun saya pergi. Karena betul-betul berguna dalam berbagai situasi. Selain menemani di setiap perjalanan, earphone juga bisa sangat berguna ketika sedang menunggu sesuatu. Apalagi menunggu dalam waktu yang cukup lama dan sendirian. Kalau nggak sambil dengerin musik lalu menutup telinga menggunakan earphone, ya terus ngapain lagi, dong. Yekan?
BACA JUGA Penyusun Daftar Lagu di Mobil, Antara Dibenci dan Dipuji atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.