Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Lionel Messi, Paripurna di Bawah Kolong Langit Sepak Bola

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
14 Desember 2022
A A
Lionel Messi, Menjadi Paripurna di Bawah Kolong Langit Sepak Bola (Unsplash)

Lionel Messi, Menjadi Paripurna di Bawah Kolong Langit Sepak Bola (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Pasti akan terdengar boring. Akan banyak orang yang mencibir, bahwa sepak bola tak lagi seksi dan mendebarkan. Iya, memang, sepak bola tak akan lagi sama, ketika Lionel Messi dan Argentina berhasil memenangi Piala Dunia 2022 di Qatar. Karena itu artinya, la Pulga, akan memenangi semua piala bergengsi di muka bumi ini.

Saya masih ingat betul, saat itu tahun 2016. Messi pernah berseloroh bahwa dia siap menukar lima piala Ballon d’Or untuk satu gelar Piala Dunia bersama Argentina. Apakah kalimat itu benar adanya berasal dari hati terdalam? Menukar Ballon d’Or berarti, salah satunya, menisbikan perjuangan rekan-rekannya di Barcelona.

Seloroh bodoh

Messi memang terpilih menjadi pemain terbaik dunia kala itu. Namun, dia tidak mungkin menjadi yang terbaik tanpa andil dari kerja keras dan kejeniusan rekan-rekannya. Oleh sebab itu, pernyataan pemain yang kini bermain untuk Paris Saint-Germain itu banyak dihujat dan dianggap setengah arogan setengah keblinger.

Maklum, saat itu, meski hampir selalu menjadi kandidat favorit juara, Argentina selalu saja gagal juara. Ada saja “kejanggalan” di momen-momen penting. Seakan-akan, kaki penyerang mereka kena tulah oleh dukun paling sakti di dunia ini. Coba tanya Gonzalo Higuain tentang final Piala Dunia 2014 yang dihelat di Brasil. Saya jamin dia akan tiba-tiba menangis dan menyesal sudah terlahir di dunia ini.

Oleh sebab itu, pernyataan Messi dianggap keblinger. Argentina tidak sekuat itu untuk menanggung beban mental menjadi yang terbaik di kolong langit. Albiceleste tidak punya modal terkuat untuk menjadi yang terbaik di Piala Dunia zaman baru, yaitu dorongan terakhir bernama mental juara. Iya, mereka pernah menjadi juara. Namun, juaranya Argentina hanya diisi oleh dua hal: keajaiban el Cebollita dan tangan besi Jorge Videla.

Sebuah perubahan

Konon katanya, orang itu bisa berubah. Dan, saya rasa perubahan itu terjadi di dalam diri Messi. Pada 2019, secara tidak langsung, dia menganulir pernyataan sembrono yang dibuat pada 2016. 

“Saya sangat ingin menjadi juara dunia. Namun, saya tidak akan menukarnya dengan semua pencapaian selama karier saya. Pencapaian itu adalah berkah untuk saya. Berkah dari Tuhan,” kata Messi kepada awak media.

Setelah itu, kita tidak pernah lagi mendengar kalimat sembrono tentang Piala Dunia dari mulut pemain yang sudah berusia 35 tahun itu. Mungkin dia memang sudah berubah, mungkin juga tidak. 

Baca Juga:

Apa pun Bencana yang Menimpa Barcelona, Real Madrid lah (yang Dituduh Jadi) Penyebabnya

Real Madrid, Klub yang Tidak Punya Zaman

Gimmick bodoh

Messi tidak pernah mengumbar janji atau membuat gimmick bodoh seperti Declan Rice, gelandang sentral Inggris. Tahukah kamu, Declan secara sengaja memancing wartawan untuk bertanya kenapa membawa tas kosong ke Qatar. Pemain West Ham itu menjawab dengan lantang bahwa tas kosong itu akan dipakai untuk membawa trofi Piala Dunia pulang ke Inggris. Pada akhirnya Inggris dijegal oleh Prancis.

Saya tidak tahu yang mana yang benar. Apakah pemain atau orang Inggris itu memang kebanyakan arogan seperti itu? Entah bagaimana, Piala Dunia selalu punya sisi “mistis” tersendiri. Mereka yang sembrono berucap atau bikin gimmick pasti pulang duluan dengan ekor tergantung di antara dua kaki. Mungkin, sekali lagi mungkin, Messi menyadari hal itu.

Dia tidak banyak omong lagi, tapi menerjemahkan passion-nya dengan tindakan. Salah satunya, ketika mempecundangi Louis van Gaal. Saya pernah melihat Messi mengamuk karena perlakuan lawan, khususnya ketika masih berlaga untuk Barcelona. Namun, saya tidak pernah melihatnya segeram itu. Pemain Belanda dan Louis van Gaal malah membangunkan potensi pembunuh paling ultimate di dalam diri Messi.

Memang, bagusnya pemain Inggris itu adu bacot saja sama pemain Belanda ketimbang ikut Piala Dunia….

Potensi pembunuh

Potensi pembunuh paling berbahaya dalam diri Messi terlihat dengan terang ketika meladeni ketenangan Josko Gvardiol. Bek Kroasia itu masih berusia 20 tahun. Namun, selama Piala Dunia 2022, Josko menunjukkan performa bek kawakan. Dia sangat tenang dan taktis mengawal gawang Kroasia. Makanya, banyak yang memprediksi kalau si wonderkid ini punya segalanya untuk membungkam Messi.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kejadiannya sebelum gol ketiga Argentina ke gawang Kroasia. Messi, bagi saya, adalah pemain terbaik di dunia ketika harus bermain di ruang sempit. Mungkin, meski dikepung empat pemain di dalam kotak telepon, Messi tetap bisa lolos.

Pemain kelahiran Rosario itu punya close control terbaik di dunia. Sekali lagi, ini preferensi pribadi, ya. Selain itu, low center of gravity Messi juga yang terbaik. Mudahnya, pemain sepak bola dengan low center of gravity menjadikannya lebih mudah menurunkan kecepatan lari, bergeser untuk mengantisipasi perubahan posisi lawan, dan menaikkan kecepatannya dalam sekejap.

Saya yakin Josko sudah mengantongi data ini. Juga pemain Kroasia lainnya, yang tidak seharusnya membiarkan Josko bekerja sendirian menjaga si monster bernomor pungung 10. Namun, yang terjadi, adalah rutinitas yang sudah biasa kita lihat di La Liga. Ketika Josko, berubah menjadi bek biasa saja, yang dikibuli Messi dengan gerakan sesimpel mungkin.

Puncak konsentrasi

Ketika berkelit dari lawan dan masuk kotak penalti, saya yakin konsentrasi Messi sudah mencapai puncaknya. Dalam situasi itu, dia sudah tidak bisa dihentikan. Prosesi gol ketiga Argentina itu yang membuat saya agak berani memperingatkan baik Prancis atau Maroko. Dua negara yang akan menjadi calon lawan Argentina di laga puncak.

Messi di konsentrasi tertinggi tidak lagi soal omongan dan kemampuan melewati banyak pemain. Messi dengan konsentrasi tertinggi adalah tentang satu-dua langkah menciptakan keajaiban. Tak peduli mau melewati satu atau lima pemain, pada akhirnya bola akan menyapa jaring gawang.

Puncak konsentrasi itu membuat Lionel Messi sudah memenangi “hampir” semua piala bergengsi di kolong langit. Puncak konsentrasi yang membuat kita begitu menghargai sisa-sisa tariannya di lapangan hijau. Pertama, kita mungkin tidak akan melihatnya lagi di Piala Dunia. Kedua, kariernya bersama klub juga mendekati sinar pelita terakhir.

Menjadi paripurna

Oleh sebab itu, apakah dia memang tidak boleh menggenapi semua gelar yang ada? Apakah memang tidak boleh ada manusia sempurna di bawah temaram langit musim dingin di Qatar?

Bagai saya pribadi, menikmati sisa-sisa karier Messi adalah usaha untuk berlutut di depan keajaiban. Sebuah momen endorphin yang mungkin tidak bisa kita nikmati lagi dalam waktu lama. Tidak ada lagi yang seperti dia. Dia, yang orisinal, dan siap menjadi paripurna di bawah langit sepak bola.

Penulis: Yamadipati Seno 

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Gara-gara Lionel Messi, Saya Jadi Berhenti Merokok

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Desember 2022 oleh

Tags: argentinabarcelonaLionel MessimessiPiala Dunia 2022psgQatar
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

nasser al khelaifi psg tenis mojok

Menilik Jabatan Nasser Al-Khelaifi, Penguasa Transfer Musim Panas Tahun Ini

22 Agustus 2021
ronald koeman barcelona mojok

5 Kandidat Pelatih Pengganti Ronald Koeman Andai (Jadi) Didepak dari Camp Nou

22 September 2021
3 Hal yang Bikin Pendukung Barcelona Optimis meski Habis Dikalahkan Real Madrid laporta

Apa pun Bencana yang Menimpa Barcelona, Real Madrid lah (yang Dituduh Jadi) Penyebabnya

9 Januari 2025
3 Hal yang Bikin Pendukung Barcelona Optimis meski Habis Dikalahkan Real Madrid laporta

Barcelona: Diam Bangkrut, Bergerak Masif Merekrut

16 Juli 2022
Tak Hanya Tsubasa Ozora, Kawan-kawannya juga Berhak Bermain di Eropa terminal mojok.co

Menghitung Penghasilan Tsubasa Ozora di Barcelona

2 Maret 2020
Gareth Bale dan Gerard Pique: Rasa Bosan yang Perlu Diatasi Real Madrid dan Barcelona

Gareth Bale dan Gerard Pique: Rasa Bosan yang Perlu Diatasi Real Madrid dan Barcelona

26 November 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.