Lionel Messi dan Argentina: Hubungan yang Dipaksakan

lionel messi dan argentina

lionel messi dan argentina

Argentina lagi-lagi gagal berbicara banyak untuk kesekian kalinya di kompetisi Copa America. Mereka harus terhenti di semifinal setelah dikalahkan oleh sang tuan rumah, Brazil. Kekalahan dengan skor 2-0 dari Coutinho cs membuat mereka harus mengubur impian untuk mengangkat trofi Copa America tahun ini.

Perjalanan timnas Argentina memang tidak mudah. Mereka susah payah lolos dari fase grup setelah hanya mampu mengumpulkan empat poin dari tiga pertandingan. Sebenarnya harapan tinggi para fans melambung setelah Lionel Messi cs berhasil melajuh ke semifinal sebagai satu-satunya tim yang tidak menyelesaikan pertandingan dengan adu penalti. Mereka menang atas Venezuela dengan skor meyakinkan, 2-0. Tapi apa mau dikata, hal tersebut tidak menjadi jaminan.

Lionel Messi lagi-lagi menjadi sorotan. Tentu saja karena label pemain terbaik yang disematkan padanya. Dia dianggap tidak mampu mengangkat performa dari timnas Argentina. Lagi-lagi, dia menjadi kambing hitam atas kegagalan Argentina melaju ke partai final. Hal ini tentu saja pencapaian yang menurun bagi Messi setelah sebelumnya dia selalu mampu membawa Argentina sampai ke partai final. Yha walaupun akhirnya juga selalu sama, tidak mampu keluar sebagai juara.

Kekalahan ini membuat Lionel Messi terluka untuk kesekian kalinya. Dia kembali terluka bahkan saat belum sempat sembuh dari luka yang sebelumnya. Yang lebih menyakitkan, dia disakiti oleh temannya sendiri di klub FC Barcelona. Pasti sakit banget. Itu kayak gebetanmu ditikung sama sahabatmu sendiri—bajingan.

Di pertandingan ini Messi memang harus berhadapan dengan beberapa rekan setimnya di Barcelona, Coutinho dan juga Arthur Melo. Mereka beberapa kali terlihat berjibaku memperebutkan bola. Dan jangan lupakan Allison Becker—kiper timnas Brazil—yang sepertinya memang menjadi jimat penangkal bagi kehebatan Lionel Messi.

Allison sudah beberapa kali membuat Lionel Messi tidak berkutik. Kalau fans bola, pasti tau dengan kegagalan Barcelona di Liga Champions dua musim lalu. Ketika itu, Barcelona harus kalah di kandang Roma. Kalian mungkin tidak tau kalau penjaga gawang yang membuat Messi frustasi kala itu adalah Allison Becker. Pun musim lalu, lagi-lagi Barcelona kalah. Kali ini oleh Liverpool yang ternyata penjaga gawangnya adalah Allison. Di Copa America, lagi-lagi Messi dibuat frustasi oleh Allison dengan menepis tembakan-tembakan darinya.

Sepertinya Messi memang harus melupakan untuk meraih penghargaan Ballon d’Or tahun ini. Dia bisa dikatakan gagal setelah hanya mampu memengkan trofi Liga Spanyol. Messi memang tidak bisa menjadi satu-satunya orang yang disalahkan atas kegagalan Barcelona dan juga timnas Argentina. Namun tetap saja, butuh lebih dari trofi Liga Spanyol untuk memenangkan Ballon d’Or. Tapi siapa yang tau. Kita lihat saja nanti.

Yang juga kecewa dengan gagalnya Argentina melaju ke babak final tentu saja adalah para fans Barcelona. Kecewa karena kalah itu juga wajar-wajar saja. Apalagi Argentina bersama Lionel Messi belum pernah mengangkat trofi piala internasional. Yang tidak wajar itu kalau kalah terus tidak terima. Nggak usah ikut kompetisilah kalau nggak mau kalah.

Beberapa fans pasti kecewa karena kegagalan Argentina. Ada juga fans seperti saya yang kecewa bukan karena Argentina gagal, tapi karena mereka tidak punya amunisi untuk adu bacot dengan fans Christiano Ronaldo Brazil. Dan itu lebih memalukan lagi. Saya kasi tau nih, kalah adu bacot itu rasanya sakit. Lebih sakit lagi karena tidak perduli seberapa bagus dan beralasannya kita berargumen, pasti akan kalah. Karena kita memang kalah. Mereka tinggal ngeluarin kata-kata pamungkas.

“Kalo sudah ngampas, mending diam aja”. Argumen kayak gitu undebatable. Nyatanya memang Argentina ngampas.

Dengar-dengar, Lionel Messi bakal pensiun karena kekalahan ini. Para fans juga katanya sudah tidak mendukung Messi bermain untuk timnas. Semoga saja kali ini betul-betul pensiun. Nggak ada lagi drama kembali ke mantan timnas dengan alasan masih sayang.

Mending Messi fokus saja ke klub Barcelona. Lebih menjanjikan. Lebih cocok juga kelihatannya. Dia juga terlihat lebih bahagia ketika berseragam Barcelona. Lebih klop.

Lionel Messi memang sepertinya tidak punya daya magis bersama timnas Argentina. Ibarat sepasang kekasih, hubungan antara Messi dan Argentina adalah hubungan yang dipaksakan. Tidak ada ikatan yang kuat. Cinta mereka hanyalah sandiwara—kepura-puraan. Mereka bersama hanya karena tuntutan dari para fans. Hubungan mereka layaknya sebuah perjalanan yang kita tau tidak akan pernah berhasil. Setidaknya itu terbukti sampai saat ini.

Exit mobile version