Bu Ratna Sarumpaet akhirnya sah divonis dua tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bu Ratna terbukti bersalah karena telah menyebarkan berita bohong atau hoaks yang mengakibatkan keonaran seperti diatur dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana. Dia divonis 2 tahun penjara dalam kasus yang melibatkan dirinya tersebut.
Kasus ini sebenarnya bermula ketika Bu Ratna mengaku dianiaya oleh beberapa orang di sekitaran Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Oktober lalu. Unggahan foto-foto Bu Ratna Sarumpaet di media sosial dengan menampilkan wajah lebam dan dengan caption yang “ciamik” akhirnya viral. Foto tersebut akhirnya menjadi pro-kontra di kalangan politisi, dan petinggi negeri. Suhu di kalangan politisi khususnya kubu oposisi sempat memanas.
Sampai akhirnya belakangan diketahui bahwa Bu Ratna Sarumpaet nggak dianiaya, gaes. Beliau mengaku bahwa sebenarnya dirinya blass nggak dianiaya. Wajahnya yang lebam itu diakibatkan oleh operasi wajah yang beliau lakukan.
Meskipun banyak orang yang menilai bahwa kasus ini hanyalah fenomena gunung es. Yang terlihat di permukaan, namun sangat kompleks di pedalaman, ada invisible hand yang bermain dibelakangnya. Ya Bu Ratna bermain dengan tangan-tangan yang tersembunyi. Horor ga tuh, apaansi?
Lalu setelah mengetahui betapa mengerikan dan memilukannya sebuah hoaks, apa yang dapat kita pelajari atau hikmah apa yang dapat kita ambil dari peristiwa ini?
Setidaknya kita bisa memetik buah hikmah yang dapat kita ambil untuk menyongsong masa depan kita yang lebih cerah (tim roket). Baik berikut adalah 5 hikmah yang bisa dipetik dari kasus hoax Bu Ratna.
1. Netizen Indonesia jadi semakin pintar dan kritis
Hikmah yang pertama tentu saja para netizen (maaf belum terbiasa menyebut warganet, ikut Mas Agus) Indonesia makin pintar dan kritis dalam mengahadapi segala sesuatu, khususnya di bidang hoax.
Ini menjadi berkah dan hikmah tersendiri karena dengan adanya kejadian hoax Bu Ratna ini, netizen Indonesia diharapkan semakin pintar dan kritis dalam mengahadapi/mengkonsumsi sebuah informasi atau isu yang sedang merebak di masyarakat. Sehingga netizen jadi semakin bijak dalam menanggapi sebuah informasi yang menyebar di dalam masyarakat.
2. Netizen Indonesia menjadi skeptis
Tentu saja dengan kasus Bu Ratna ini netizen Indonesia selain kritis juga akan semakin tidak mudah percaya terhadap informasi yang kurang valid dan tidak terverifikasi. Sehingga netizen dengan kemudahan akses informasi dan komunikasi, diharapkan akan mencari dan menambah wawasan membaca dan pembacanya terlebih dahulu, sebelum berkomentar.
Sehingga data yang di dapat dan dikemukakan menjadi semakin kuat dan terpercaya. Maka tentu saja masyarakat Indonesia menjadi pembaca yang cerdas. Dan berpikir dua kali sebelum menyebarkan informasi yang akan disampaikan.
3. Netizen Indonesia semakin lucu
Hikmah selanjutnya adalah kreativitas netizen Indonesia semakin berkembang, tak terkecuali di dunia melucu, meme atau humor. Hal ini terbukti dari meme- meme yang tersebar di media sosial terkait kasus Bu Ratna yang ‘nggigit’ dan ngakak abis. Sehingga seni kelucuan yang ditampilkan tidak monoton dan selalu segar dan relevan sepanjang zaman.
Tentu saja ini menaikkan kualitas humor netizen Indonesia yang akhir-akhir makin dipersempit ruang geraknya. Sudah menghadapi dunia yang makin hari makin berat, di tambah ruang melucu yang dikebiri. Panjang umur anak meme berkualitas.
4. Netizen jadi maha tahu
Sudah menjadi rahasia umun bahwa netizen Indonesia selalu benar dan maha tahu (untuk tidak mengatakan sok tahu). Maka dari sang penyebar hoax sendiri harus lebih berhati-hati menghadapi netizen dan harus sabar, jika suatu saat informasi hoaxnya ketahuan. Harus siap dihujat habis-habisan, maka tidak salah jika ada anggapan bahwa dunia maya itu kejam, Bung. Bahkan bisa mempengaruhi kehidupan nyata sehari-hari seseorang. Tapi pro kontra terkait kesongongan netizen di dunia Maya masih bisa kita diskusikan kok. Mari~
5. Netizen tidak mudah tertipu
Pelajaran yang bisa dipetik dari kasus bu Ratna ini adalah netizen Indonesia jadi tidak mudah ditipu dan dipatahkan. Siapa si orang yang mau ditipu. Akutu gabisa diginiin. Kita tentu saja berharap bahwa netizen Indonesia akan semakin cerdas bijak dan beradab dalam bermedia sosial dan beretika dalam kehidupan sosial.
Maka tidak heran jika kasus Bu Ratna ini menjadikan para netizen Indonesia mawas diri dalam menyebarkan informasi dan selalu melindungi diri dari terkaman hoax yang merugikan. Yang menipu seluruh elemen masyarakat, sehingga mimpi netizen Indonesia menjadi netizen yang madani akan lekas terwujud. Semoga.
Oh iya satu lagi, “Mas Pablo gimana, Mas. Nggak mau ketawa lagi?”