Sebagai sebuah merek sabun, nama Lifebuoy memang sudah nggak asing lagi. Wajar, sebab Lifebuoy adalah salah satu merek tertua Unilever yang mendunia. Kalau sampai ada yang nggak kenal sabun Lifebuoy ya kebangetan. Warung kecil-kecilan kalau jual sabun mandi ya mesti ada Lifebuoy, kok. Beda kalau saya menyebut sabun tawon. Belum tentu kalian ngeh sabun tawon itu yang seperti apa. Kalau kata teman saya, pakai sabun tawon ini berasa seperti sedang membangun pagar kraton. Entah apa maksud dia sebenarnya.
Kembali soal sabun Lifebuoy. Beberapa waktu lalu, sabun Lifebuoy menjadi bahan gibah di grup WhatsApp saya. Beberapa merasa bahwa sabun Lifebuoy—terutama yang warna merah—memiliki aroma menyengat dan meninggalkan bau apek setelahnya. Rupa-rupanya, pendapat tersebut diamini oleh sebagian yang lain. Bahkan ada yang bercerita bahwa adik iparnya langung illfeel ketika tahu ada sabun Lifebuoy merah di kamar mandi.
Wah, apa-apaan ini. Lifebuoy merah baunya nggak enak? Seriously? Sebagai salah seorang pengguna sabun Lifebuoy merah, saya jadi merasa terpanggil untuk mengarahkan speaker pada mereka-mereka yang telah dengan tanpa tedeng aling-aling melayangkan dua tuduhan sekaligus pada sabun ini: Bau nggak enak dan menyebabkan bau apek!
Pertama, soal tuduhan baunya nggak enak. Kalian ini, sabun itu kan hakikatnya untuk membersihkan. Masa pilih yang wanginya enak? Memangnya parfum? Tapi nggak apa. Kalian yang bilang Lifebuoy merah baunya nggak enak pasti belum coba sabun Cussons Imperial Leather. Ya Lord, demi apa pun, ini sabun punya aroma teraneh yang pernah ada di muka bumi. Agak susah dijelaskan, memang. Kalian harus coba sendiri biar tahu betapa tak terdefinisikannya aroma dari sabun ini. Gimana, ya? Aromanya lebih mirip seperti wangi parfum gagal yang dipakai emak-emak ke kondangan. Puyeng.
Lifebuoy merah ini, kalau kalian mau merenung sedikit, wanginya mencerminkan wangi yang sehat dan bikin segar setiap kali menghirupnya. Apalagi, wangi si merah ini cenderung awet. Kan ada tuh sabun yang wangi banget pas baru dipakai, eh, beberapa saat kemudian sudah nggak tahu hilang ke mana wanginya. Dan wangi sehat ala Lifebuoy merah ini, cocok buat semua gender. Kan ada tuh laki-laki yang ogah pakai Lux karena merasa Lux ini sabun khusus cewek hanya karena dia beraromakan bunga. Padahal ya sejak kapan sabun ada gendernya? Hih.
Kedua, soal tuduhan menimbulkan bau apek. Hmm, begini ya, Kisanak. Apakah ketika kalian sudah mandi, pakai sabun lalu setelahnya tercium apek, itu adalah salah salah si sabun? Nggak, Sayang. Bisa jadi itu adalah tanda bahwa tubuh kamu kekurangan magnesium. Dikutip dari Reader’s Digest, dokter ahli jantung Robert Segal menyebutkan bahwa ketika kita terlalu banyak mengkonsumsi kafein, gula, dan makanan olahan pabrik, kadar magnesium dalam tubuh kita bisa berkurang. Akibatnya, rentan bau badan meskipun sudah mandi atau pakai deodoran sekalipun!
Jadi, kalau kamu habis pakai si merah terus merasa apek ya mohon muhasabah. Jangan asal tuduh Lifeboy jadi penyebab keapekanmu. Kamu yang kafein holic, seneng ngemil makanan olahan pabrik, dan pakai handuk nggak kering dengan baik, ehhh… sabun yang disalahin!
Clear, ya? Sudahlah, jangan tuduh si merah Lifebuoy ini macam-macam lagi. Baunya sehat dan enak gini kok pada nggak suka? Kalaupun ada hal yang mengganggu dari si Lifebuoy merah ini, jelas itu bukan aromanya. Tapi kemasan botolnya yang 100ml. Mirip amat sama samponya! Jadi sering ketuker, deh!
Sumber Gambar: YouTube Iela Ielala
BACA JUGA Menguji Keampuhan Sabun Kojie San pada Kulit Anti Kemapanan yang Punk-punkan dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.