Liburan Nataru Tidak Cocok untuk Semua Orang, Banyak yang Memilih di Rumah Saja

Liburan Nataru Tidak Cocok untuk Semua Orang, Banyak yang Memilih di Rumah Saja Mojok.co

Liburan Nataru Tidak Cocok untuk Semua Orang, Banyak yang Memilih di Rumah Saja (unsplash.com)

Liburan Nataru atau Natal dan Tahun Baru sangat ditunggu-tunggu banyak orang. Hari libur yang cukup panjang banyak dimanfaatkan untuk kumpul bersama keluarga hingga berwisata. Tidak heran, destinasi wisata biasanya mengalami lonjakan pengunjung saat-saat ini. 

Akan tetapi, mometum yang banyak dinanti ini ternyata tidak cocok untuk semua orang. Ada yang memilih rebahan di rumah saja. Mereka malas berhadapan dengan keramaian, macet, dan harga-harga yang melambung.  

Liburan Nataru identik dengan ramai dan macet

Macet adalah pemandangan yang umum terjadi ketika liburan tiba. Apalagi di jalan-jalan utama menuju tempat wisata. Macet yang mengular membuat waktu tempuh berkali-kali lipat lebih lama dari biasanya. 

Bagi kalian yang kesabarannya setipis tisu, berkendara saat Nataru sangat tidak disarankan. Apalagi tempat yang kalian tuju adalah destinasi wisata ternama atau sedang viral. Lebih baik pertebal persediaan sabarnya. 

Ketika sampai di tempat wisata, kalian tidak bisa menikmatinya secara leluasa karena pengunjung terlalu ramai. Apalagi kalau lokasi yang kalian kunjungi Instagramable dijamin hanya kumpulan orang bikin konten yang ada. Berkendara lama serasa tidak terbayar. 

Kalau tidak terbiasa dengan keramaian, liburan Nataru perlu dihindari. Apalagi kalau kalian punya rasa panik di kerumunan atau di tengah banyak orang. Sepanjang liburan kalian tidak akan bisa menikmati, yang ada hanya khawatir dan was-was.

Harga melambung

Memang betul, momentum Nataru biasanya bertebar promo dan diskon. Namun, tawaran menarik itu kebanyakan untuk barang-barang atau  makanan dan minuman yang dijual di mal-mal. Di luar itu, harga berbagai produk ya melambung. 

Ambil contoh tiket ke kawasan wisata. Harga di musim liburan berbeda dengan hari-hari biasa. Bahkan, penjaja yang berada di sekitar kawasan wisata ikut menaikkan harga barang-barang yang mereka jual. Tidak hanya itu, harga tiket kendaraan umum pun ikut melambung, seperti kereta api, bus, pesawat, hingga kapal laut. 

Sebenarnya kenaikan harga itu nggak salah sih. Ingat hukum permintaan dan penawaran kan? Saat libur Nataru permintaan akan barang dan jasa meningkat sementara penawarannya terbatas. Akhirnya, mau tidak mau, harga yang ditawarkan pun turut meningkat. 

Mereka yang tidak siap menghadapi selisih harga liburan dan hari-hari biasa inilah masalahnya. Kalau merasa sayang mengeluarkan harga yang lebih tinggi daripada biasanya, lebih baik di rumah saja. Di musim liburan seperti ini, kalian pasti akan mengalami kenaikan harga sekecil apapun, tarif parkir misalnya. 

Bagi kalian yang tidak suka kemacetan, keramaian, dan harga-harga melambung lebih baik tidak berwisata saat libur Nataru. Ambilah cuti di hari-hari biasa untuk berwisata agar terhindar dari hal-hal menyebalkan tadi. Lantas, saat libur panjang Nataru apa yang bisa dilakukan? Banyak kegiatan bisa dilakukan di rumah saja seperti belajar memasak, bercocok tanam, menjahit, belajar menulis, atau sekadar rebahan sambil nonton film. 

Penulis: Fitri Handayani
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Liburan Itu Penting dan Harus Jadi Budaya Kita! 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version