Lebih Mudah bagi Man City Juara UCL daripada Mewujudkan Oasis Reuni

Lebih Mudah bagi Man City Juara UCL daripada Mewujudkan Oasis Reuni

Lebih Mudah bagi Man City Juara UCL daripada Mewujudkan Oasis Reuni (Instagram Oasis)

Manchester City juara UCL memang cuman perkara waktu. Tapi Oasis reuni, nanti dulu.

Saya tidak menyangka Manchester City—tim yang dulu disebut sebagai si Tetangga Berisik oleh rival sekotanya itu—bakal menjadi juara Liga Champions. Lebih tidak masuk akal, City bukan hanya juara, tapi juga menyamai capaian satu-satunya treble major tim Britania milik Manchester United. Dunia sudah gila.

Ya saya dulu punya keyakinan besar, sekalipun Man City telah membangun dinasti di Liga Inggris mereka bakal sulit meraih gelar Eropa. Setidaknya keyakinan itu masih kuat jelang final kontra Inter, Minggu (11/6). Inter kurang apa coba untuk menjadi juara UCL.

Inter punya Simone Inzaghi, pelatih spesialis turnamen yang sebelumnya memenangi 7 final beruntun dari 8 kesempatan. Selain itu, juga punya pemain Kroasia, dan yang pasti Il Biscione juga punya pegangan berupa prediksi telur. Sangat aneh.

Realitas memang berkata lain. Man City juara UCL bukan lagi tahayul, bukan lagi mimpi di siang bolong. Melampaui kemustahilan, bahkan kini lebih mustahil menyaksikan Oasis reuni ketimbang City angka trofi si Kuping Besar.

Tak sedikit yang berkeyakinan kalau City juara UCL, Oasis juga bakal reuni. Wohoho, tidak semudah itu, Ferguso.

Some might say, the sunshine follows thunder

Oasis reuni bagi saya masih angan besar, sekalipun rumor itu terus bergulir sepanjang waktu. Vokalis Oasis, Liam Gallagher memang pernah menyebutkan jika dirinya siap reuni andai City juara. “I’m ready to go (saya siap),” kata si Bengal membalas salah satu cuitan followernya di Twitter 10 Mei lalu. Tapi apa selanjutnya?

Baru-baru ini, sang gitaris sekaligus kakak Liam juga rival Liam di band Oasis, Noel Gallagher merespons. Noel menyebut, meski harapan reuni itu telah muncul bertahun-tahun, tetapi sejauh ini belum ada tindak lanjut dari obrolan itu. Bahkan, Noel menantang Liam untuk menghubunginya.

“Saya tahu dia tidak menginginkannya, dan saya sangat nyaman dengan apa yang saya lakukan,” kata Noel merespon dilansir dari Loudwire, 7 Juni lalu.

Uniknya, Liam bukannya gerak cepat, dia malah lebih memilih merespons di Twitter dan berharap kakaknya itu membaca cuitannya. Liam justru merasa aneh melihat gelagat Noel, yang menyebutnya enggan menghubungi si kakak.

Semua tergantung Gallagher bersaudara

Ya, wacana Oasis reuni sejauh yang saya lihat, masih terbentur hal besar, yakni ego serta gengsi Liam dan Noel itu sendiri. Liam masih sama, ia lebih sering berkoar-koar di medsos alih-alih bergerak nyata. Sebaliknya, gengsi Noel sebagai kakak juga masih terjaga.

Permasalahan sepele sepertinya, padahal memang sejatinya sungguh kompleks. Bahkan sebelum Oasis mengeluarkan “Wonderwall”, band ini sudah sempat mau bubar.

Tahun 1994, di acara Whiskey A Go Go dalam tour Oasis di Los Angeles, AS, Noel pernah mengeluarkan talak cerai kepada Oasis, sesaat setelah dalam gigs tersebut Liam melempar tamborin ke Noel. Sang kakak bahkan sempat kabur ke San Fransisco kala itu.

Di situlah keyakinan Noel untuk keluar dari band sudah kuat lantaran tak sanggup melihat keonaran sang adik. Ya, Oasis bakal hancur saat itu juga, andai Noel dalam pelariannya tak bertemu seorang stranger yang sampai ia buatkan lagu berjudul “Talk Tonight”.

Seperti dikisahkan di film dokumenter, Supersonic. Singkat cerita, Noel yang mentalnya sudah tergerus, dikuatkan sang stranger itu dan akhirnya memutuskan kembali ke band.

Tapi cerita awal itu juga bukan titik terang. Bertahun-tahun kemudian hal serupa terjadi. Liam kelewatan, Noel tak terima. Hingga terakhir 2009 lalu dan sampai saat ini, tidak ada perdamaian dari keduanya.

Perlu diingat juga, bahwa Liam dan Noel hampir tak pernah bertemu langsung sejak saat itu. Kala terakhir keduanya berjumpa di lapangan bola. Jadi, nampaknya masih mustahil Oasis reuni. Lha sekadar ketemu saja belum, bahkan ngobrol di telepon untuk ngomongin reuni aja enggak ada. Gimana mau reuni?

Isu Oasis, isu City

Ada garis waktu yang cukup menarik sebenarnya. City punya mimpi merengkuh gelar Eropa sejak tim itu dibeli Sheikh Mansour 2008 silam. Sedangkan Oasis bubar 2009. City tak ujug-ujug berambisi meraih gelar. Setidaknya, mereka (terlihat) benar-benar berambisi sejak menunjuk Guardiola jadi pelatih 2016 silam. Pun Oasis, yang lebih kencang diisukan rujuk 5-10 tahun belakangan.

Saya juga sering salah menebak. Seperti saat saya mengatakan jika tidak mungkin City bakal menjuarai UCL walau punya dana melimpah. Pun mungkin saja, keyakinan saya Oasis tidak mungkin reuni walau City sudah juara UCL, bisa saja salah. Dan saya berharap, keyakinan saya salah untuk kedua kalinya.

Meski perlu ditekankan lagi, bahwa Liam tetaplah seorang rockstar bengal walau usianya kini sudah menginjak 50 tahun. Sebaliknya, Noel tetaplah sang kakak yang masih punya gengsi besar di usianya yang sudah memasuki 56 tahun.

Entahlah, mungkin drama Oasis reuni masih akan berlanjut hingga Man City menyamai 14 gelar UCL milik Real Madrid. Semoga tidak.

Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Oasis Lebih Baik dari Blur Adalah Opini dari Mereka yang Jarang Dengerin Blur

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version