Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Lalamove Mengajarkan Saya bahwa Harga Khusus Teman Memang Mahal, dan Lalamove Memang Worth It

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
10 Oktober 2025
A A
3 Kekurangan Lalamove yang Perlu Diperbaiki agar Pelanggan Nggak Kabur

3 Kekurangan Lalamove yang Perlu Diperbaiki agar Pelanggan Nggak Kabur (Lalamove Marketing via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Minggu lalu saya melakukan boyongan. Bukan pindahan rumah, tapi pindahan tempat usaha baru yang moga-moga bisa lebih maju karena lokasinya strategis. Tapi pelajarannya nggak di sana. Saya justru disodorkan fakta dari Lalamove selaku penyedia jasa angkut di mana harganya lebih bersahabat ketimbang harga jasa angkut teman sendiri.

Iya, kala itu saya kadung menghubungi langganan yang bagi saya sudah akrab bagai teman dekat karena sudah beberapa kali menyewa jasanya. Tapi ternyata harga Lalamove bisa lebih murah.

Awalnya saya pikir, karena sudah kenal, barangkali harga bisa lebih bisa “diatur”. Saya juga nggak neko-neko soal permintaan. Pindahan biasa, nggak ada barang yang terlalu berat atau ribet. Tapi begitu harga disebut, saya sempat diam beberapa detik. “Segitu?” batin saya. Ya, bukan mau menawar apalagi mengurangi nilai kerja keras orang, tapi ekspektasi saya runtuh saat bandingkan dengan aplikasi Lalamove.

Lalamove memberikan transparansi harga bahkan sejak pelanggan belum memesan

Salah satu hal yang jadi keunggulan pertama Lalamove adalah punya transparansi soal harga. Bahkan sebelum saya benar-benar menggunakan jasanya. Saat itu, karena penasaran, saya coba buka aplikasinya dan memasukkan alamat pengambilan dan tujuan, plus jenis kendaraan yang dibutuhkan. Dalam hitungan detik, harga langsung muncul. Tanpa perlu tanya siapa pun, tanpa drama basa-basi.

Dari sana saya langsung bisa membandingkan dengan harga teman saya yang sebelumnya sudah saya hubungi. Dan hasilnya, jujur saja, Lalamove jauh lebih terjangkau bahkan beda harganya 2 kali lipat. Nggak hanya di sana, sebelum memesan jasa angkut milik teman saya harus buka obrolan dulu, basa-basi, lalu secara halus menanyakan harga.

Tapi jawabannya malah bikin bingung: “nanti aja dihitung setelah tahu barangnya,” atau “liat kondisi pas hari H.” Padahal saya cuma mau tahu estimasi, supaya bisa ngatur anggaran.

Dari situ saya sadar, bahkan sebelum jadi pelanggan, Lalamove sudah bikin saya merasa lebih tenang. Sebab, saya bisa memperkirakan biaya sejak awal tanpa rasa sungkan atau takut dianggap “nggak tahu diri” soal harga. Transparansi ini jelas sangat berpengaruh dalam membuat keputusan, bahkan sebelum deal terjadi.

Harga teman memang semestinya mahal

Meski demikian, saya nggak menyalahkan teman saya yang mematok harga lebih mahal. Justru, setelah saya pikir-pikir, harga khusus teman memang semestinya mahal. Sebab, mereka tahu kita akan tetap bayar tanpa banyak tanya, tanpa perlu berdebat atau penjelasan panjang. Ada kepercayaan di situ, bahwa kita bakal menghargai usaha mereka. Mungkin itulah “harga” sebenarnya dari relasi: ada rasa saling pengertian yang membuat transaksi jadi lebih personal, tapi juga kadang jatuhnya lebih mahal.

Baca Juga:

3 Kekurangan Lalamove yang Perlu Diperbaiki agar Pelanggan Nggak Kabur

Cerita Sopir Jasa Angkut Barang yang Pernah Ngangkut Satu Orang doang

Namun sebagai pelanggan, saya jadi belajar untuk lebih realistis. Ternyata rasa sungkan dan kedekatan bisa membuat kita kehilangan objektivitas. Saya tidak mutung, tapi mulai paham bahwa relasi dan transaksi memang sebaiknya dipisahkan, apalagi kalau bicara soal harga suatu produk atau jasa. Justru dengan membandingkan harga di aplikasi seperti Lalamove, saya bisa punya referensi yang adil. Bukan buat menyudutkan teman, tapi agar saya bisa membuat keputusan berdasarkan data, bukan sekadar rasa tidak enak.

Pelajaran hidup dari Lalamove

Dari pengalaman sepele ini, saya juga menyadari bahwa pelajaran hidup tidak selalu datang dari hal besar atau rumit. Kadang, hal-hal kecil yang tampak biasa seperti mencari jasa angkut pun bisa membuka mata kita tentang pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam setiap transaksi. Lalamove berani memberikan keterbukaan sejak awal—dalam hal ini soal harga—yang akhirnya bisa menghindarkan kita dari kebingungan dan rasa tidak nyaman yang muncul ketika berurusan dengan teman dekat.

Harga khusus teman memang membawa nilai tersendiri. Bukan hanya soal angka, tapi juga tentang kepercayaan dan rasa saling menghargai. Tapi, tanpa kejelasan, perasaan sungkan bisa membuat kita kehilangan objektivitas dan bisa berujung pada biaya yang lebih besar dari yang seharusnya dibayarkan.

Sebagai tambahan, tampaknya ke depan kalau saya butuh jasa angkut lagi, saya akan coba cek dulu harga di Lalamove, bandingkan, dan mengirimkan hasil screenshot harganya ke teman teman saya biar nggak “ngentel” harga tinggi. Hehehe, bercanda sih, tapi ide ini cukup menarik juga, kan?

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Kekurangan Lalamove yang Perlu Diperbaiki agar Pelanggan Nggak Kabur

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2025 oleh

Tags: harga jasa angkut jogjajasa angkutLalamovetarif lalamove
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

sopir jasa angkut Seumur hidup, saya belum pernah merasakan ngompreng truk di lampu merah. Dan kali ini, momen itu datang dan saya tidak mau melewatkannya.

Cerita Sopir Jasa Angkut Barang yang Pernah Ngangkut Satu Orang doang

3 Maret 2021
3 Kekurangan Lalamove yang Perlu Diperbaiki agar Pelanggan Nggak Kabur

3 Kekurangan Lalamove yang Perlu Diperbaiki agar Pelanggan Nggak Kabur

10 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.