Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Lahan Makam Makin Langka dan Susah Didapat, Sudah Saatnya Kita Belajar Ilmu Meninggal Tanpa Jasad

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
14 Maret 2023
A A
Pentingnya Tabungan Kematian agar Jenazah Anda Tidak Terlunta-Lunta makam

Pentingnya Tabungan Kematian agar Jenazah Anda Tidak Terlunta-Lunta (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah saatnya kita belajar ilmu meninggal tanpa jasad, sebab (akses) makam mulai makin susah didapat

Setelah sekian tahun berusaha punya tempat tinggal sendiri, saya pun beranggapan jika itu adalah salah satu masalah terpelik umat manusia di zaman now. Namun, setelah menyadari bahwa tak hanya hidup yang harus kita pikirkan, saya kira kesulitan memiliki tempat tinggal semasa hidup tak sepelik mendapatkan tempat untuk jasad saat akhirnya kita mangkat.

Beberapa orang bingung membayar kos atau kontrakan. Yang lain sedang merasa terbebani oleh KPR. Bahkan ada juga yang punya kehidupan lebih ekstrem karena tak punya atap untuk bernaung. Masalah tanah alias lahan rupa-rupanya tak hanya berhenti sampai di situ. Karena ia juga ikut mempengaruhi kematian dan persemayamannya. Apalagi tinggal di perkotaan, dan menjadi seorang minoritas. Berat sekali, Bung.

Ya, kita sedang bicara tentang susahnya dapat (akses ke) makam.

Susahnya cari makam

Saya mungkin lebih beruntung. Ada akses ke makam umum, pun jika penuh jasad bisa ditumpuk di makam anggota keluarga yang sudah duluan disemayamkan di sana. Tak perlu keluar duit dan keluarga tak pusing cari lahan. Tapi untuk orang lain, isu ini bikin pelik. Tak jarang ada kasus keluarga sulit mencarikan makam karena kuburan yang ada sudah terlalu sesak, atau aturan-aturan yang ada membuat mereka tak bisa mengistirahatkan jenazah di liang lahat.

Beberapa agama dan kepercayaan punya metode pembakaran raga, sehingga abunya bisa disimpan. Ada juga yang berusaha dan tengah menempuh jalur agak tak biasa dan ra umum kancane. Seperti dibekukan dengan harapan akan bisa dihidupkan lagi, abu dibuang ke luar angkasa, ide menjadikan jasad sebagai pupuk, menyumbangkan tubuhnya untuk penelitian, hingga meninggal tanpa memiliki jasad. Dan untuk yang terakhir itu, saya amat sangat mendukungnya.

Ada yang menyebutnya sebagai moksa. Meski dalam agama Hindu dan Buddha, moksa sendiri bukanlah kematian semacam itu: puff, lalu hilang. Moksa di kedua agama tersebut lebih menekankan pada kematian tanpa adanya ikatan lagi dengan dunia dan hal-hal yang dianggap tak penting. Moksa tak mengenal reinkarnasi, pun berbeda dengan perjalanan ke nirwana. Pokoknya kematian yang baik dan jos gandos.

Nah, meninggal tanpa meninggalkan jasad adalah sebuah kepercayaan, bisa juga disebut mitos, dan akan menyenangkan jika saya benar-benar bisa melakukannya. Bagi kaum yang punya makam keluarga, punya akses ke pemakaman umum, dan punya uang, saya kira tak perlu memiliki ilmu ini. Tapi, saya kira banyak orang yang punya problema soal lahan pemakaman dan perlu ilmu semacam ini. Tentu akan sangat amat membantu.

Baca Juga:

Sisi Lain Juru Kunci Makam di Kuncen Wirobrajan Jogja yang Tak Diketahui Banyak Orang

Makam Wali Songo Terlalu Banyak Kotak Amal, Merusak Kesakralan Tempat Ziarah

Harus dikubur di tanah. Masalahnya, di mana?

Saya tahu, ada makam vertikal, bahkan ada yang punya ide bikin makam di luar angkasa. Namun, beberapa agama dan kepercayaan melarang hal itu. Pokoknya manusia harus dikubur dalam tanah. Kita tahu sendiri, tanah sudah tak bisa diproduksi lagi. Yang terjadi hanyalah penggunaan dan pembangunan. Padahal, banyak penggunaan tanah yang tak bertanggung jawab dan hanya merugikan bumi beserta makhluk-makhluk di dalamnya.

Kita masih harus bertahan dan berusaha hidup di tengah lingkungan yang semrawut. Penggundulan hutan, ketiadaan tempat tinggal, eksploitasi, dan masih banyak lagi. Mencari rumah saat hidup sudah susah, dan rupanya tak ada bedanya saat kita mati. Mencari kos yang cocok, mungkin lebih berat dari mencari makam yang “ada saja sudah bersyukur”.

Seandainya saja ada yang mau mengajari ilmu semacam “moksa” tersebut, tentu saya yang pertama daftar duluan. Siapa tahu di antara pembaca ada yang bisa, tolong saya dikabari. Karena akan membahagiakan jika kita tak perlu merepotkan siapa pun. Keluarga tak perlu bingung saat memakamkan. Lahan yang makin sulit dicari dan dimiliki sudah tak jadi persoalan. Tak perlu banyak biaya juga. Lagi pula, mau berharap pada siapa? Saat kita hidup saja tak diperhatikan, apalagi kalau sudah tak ada.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Balada Hidup di Jogja: Hidup Susah, Mati Lebih Susah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Maret 2023 oleh

Tags: kematiankepercayaanmakamsusah dapat akses
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Kok ya Masih Ada yang Menggoyangkan Tangki Bensin, Sekolah Cuma Sampai Gerbang, Bos?

Kok ya Masih Ada yang Menggoyangkan Tangki Bensin, Sekolah Cuma Sampai Gerbang, Bos?

22 Juni 2023
Shuukatsu_ Mempersiapkan Kematian Sendiri ala Orang Jepang terminal mojok

Shuukatsu: Mempersiapkan Kematian Sendiri ala Orang Jepang

9 Oktober 2021
Gunung Tidar: Paku Pulau Jawa sekaligus Tempat Nongkrong Nobita

Gunung Tidar: Paku Pulau Jawa sekaligus Tempat Nongkrong Nobita

8 Januari 2022
Steven Pinker Bilang Dunia Jadi Lebih Baik, Itu Indonesia Masuk Hitungan Nggak Ya?

Steven Pinker Bilang Dunia Jadi Lebih Baik, Itu Indonesia Masuk Hitungan Nggak Ya?

26 Desember 2019
Sisi Lain Juru Kunci Makam di Kuncen Wirobrajan Jogja yang Tak Diketahui Banyak Orang

Sisi Lain Juru Kunci Makam di Kuncen Wirobrajan Jogja yang Tak Diketahui Banyak Orang

12 September 2024
Makam Wali Songo Terlalu Banyak Kotak Amal, Merusak Pemandangan dan Kekhusyukan Saat Ziarah Mojok.co

Makam Wali Songo Terlalu Banyak Kotak Amal, Merusak Kesakralan Tempat Ziarah

9 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.