Inilah Serba-serbi Cerita Kuliah di Unsoed: Jadi Cucu Jenderal dan Nggak Boleh Foto Depan Patung Kuda

Inilah Serba-serbi Cerita Kuliah di Unsoed Purwokerto: Jadi Cucu Jenderal dan Nggak Boleh Foto Depan Patung Kuda, dan Bisa Healing ke Baturraden

Inilah Serba-serbi Cerita Kuliah di Unsoed: Jadi Cucu Jenderal dan Nggak Boleh Foto Depan Patung Kuda (Akun Instagram Unsoed)

Kuliah di Unsoed itu enak. Udah kampusnya bagus, Purwokerto juga indah, kalau mau healing, tinggal ke Baturraden. Mantul!

Universitas Jenderal Soedirman atau yang lebih dikenal sebagai Unsoed merupakan salah satu kampus negeri yang ada di wilayah Jawa Tengah, tepatnya Purwokerto. Kampus yang berdiri pada tahun 1963 ini menjadi salah satu kampus pilihan untuk melanjutkan studi ke pendidikan tinggi bagi para calon mahasiswa baru. Menempati posisi ke-13 dengan jumlah pendaftar SNBT di tahun 2023 adalah sebuah bukti kalau Unsoed layak untuk dipilih.

Sebagai alumni yang baru lulus September kemarin, ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan agar Unsoed ini bisa masuk list sebagai tempat untuk melanjutkan kuliah bagi para calon mahasiswa.

Masuk Unsoed auto jadi “cucu jenderal”

Seneng nggak sih disebut sebagai cucu besar jenderal? Pastinya bangga ya berasal dari keturunan jenderal besar, apalagi jenderalnya jadi pahlawan nasional. Tapi tenang, sekarang jadi cucu jenderal bisa diperoleh lewat jalur masuk kuliah. Iya bener, nggak salah ngomong kok. Meski sebenernya bukan jadi cucu jenderal sungguhan, tapi kalau berhasil jadi maba-nya Unsoed auto jadi cucu jenderal.

Yes betul, sesuai dengan namanya, Unsoed yang almetnya kuning keemasan ini memang mengambil nama Panglima Jenderal Soedirman sebagai nama kampusnya. Jadi, nggak salah kan kalau menjadi mahasiswa di Unsoed dianggap sebagai cucunya Jenderal Soedirman. Cuma, masa berlakunya trial alias pas masih kuliah aja. Jadi, kalau wisuda berarti udah selesai tuh predikat sebagai cucu jenderal. Meski cuma trial pas masa kuliah doang, kepribadian dan semangat perjuangan Panglima Besar Soedirman harus tetap ada dalam jiwa para alumninya. Alumni yang tangguh dan bisa ngasih perubahan bagi bangsa pastinya!

Mata Kuliah Jati Diri Unsoed, belajar meneladani nilai perjuangan Panglima Besar Soedirman

Dianggap sebagai cucu jenderal sudah, saatnya mencontoh nilai perjuangannya. Nggak lucu kalau udah jadi cucu jenderal tapi kelakuannya minus, kan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan Jati Diri Unsoed pada setiap diri mahasiswanya. Jadi, Jati Diri Unsoed alias JDU merupakan salah satu matkul yang wajib diambil oleh mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman. Matkul JDU ini disebut juga sebagai mata kuliah dasar seperti matkul agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia yang biasanya dijumpai di awal-awal semester. Isi dan tujuan dari matkul ini untuk membekali mahasiswa tentang kepribadian, sejarah, visi dan misi Unsoed serta meneladani sikap perjuangan Panglima Besar Soedirman.

Layaknya pelaksanaan sholat bagi setiap Muslim, mendapat nilai A dalam matkul JDU hukumnya “wajib”. Perlu dipertanyakan nih jika nilai JDU dapat C atau bahkan harus mengulang, tandanya kredibilitas sebagai cucu jenderal wajib dipertanyakan. Salah satu pengalaman yang pernah saya ingat ketika mengikuti mata kuliah ini adalah ketika kuliah diisi dengan menonton bersama film perjuangan Jenderal Soedirman dalam melawan penjajah. Tak cuma ditonton, bahkan isi dari film masuk sebagai salah satu soal yang diujikan dalam ujian semester. Coba kalau nontonnya nggak serius, yowes planga-plongo ujiannya.

Jangan foto di depan Patung Kuda kalau mau lulus cepet

Setiap kampus pastinya memiliki cerita mitos, mistis, atau cerita turun-temurun yang sampai saat ini masih dipercaya oleh mahasiswanya. UGM misalnya, mahasiswanya dilarang berfoto di gerbang utama jika nggak mau jadi mahasiswa abadi di sana. Atau di ITB, jika melihat fenomena seperti pelangi di kolam Indonesia Tenggelam (Intel), harapan baik akan terkabul.

Unsoed pun punya cerita semacam itu, yaitu jangan foto di depan patung kuda kalau mau lulus cepet. Entah sejak kapan cerita ini bermula, sampai sekarang masih banyak yang percaya dan sepertinya para mahasiswa cari aman agar nggak jadi mahasiswa abadi di sana. Padahal, kalau emang bawaannya males buat kuliah ya sama aja.

Unsoed Punya Tank!

Ini bukan sedang menunjukkan kalau Unsoed mau perang, ya. Tapi keberadaan tank di wilayah Unsoed memang benar adanya. Tank sebagai kendaraan tempur ini adalah bentuk hibah dari pihak Mabes TNI AD dan sekarang dijadikan sebagai Monumen Tank. Keberadaan tank ini menunjukkan sebagai representasi identitas Unsoed dari sosok Panglima Soedirman dan pasukannya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan bentuk perjuangan melawan penjajah.

Untuk lokasinya sendiri, monumen tank berada di kawasan taman Agro Wisata Unsoed atau bunderan menuju GOR Soesilo Soedarman, Kampus Unsoed Karangwakal (kampus belakang). Selain menambah daya tarik masyarakat, monumen tank juga dapat digunakan sebagai wisata edukasi sejarah bagi yang mengunjunginya. Siapapun yang datang juga boleh untuk mengambil foto di depan monumen tank milik Unsoed tersebut. Tenang, gratis kok!

Kuliah pusing, Baturraden solusi tepat buat healing

Meski kadang masuk sehari cuma sekali, tapi bombardir tugas nggak ada hentinya, setiap saat pasti ada. Entah itu makalah, bikin slide power point, merangkum, atau tugas menyusun esai yang harus diambil dari jurnal sebagai sumber rujukannya. Pusingnya bukan main. Untuk itu, solusi agar kepala nggak pening tujuh keliling adalah dengan healing.

Berbicara masalah healing, mahasiswa Unsoed nggak usah khawatir. Baturraden bisa jadi bahan pelarian buat ngilangin stres waktu kuliah. Kalo diibaratkan sebagai orang, Baturraden mungkin udah jadi salah satu bestie dan tempat curhat mahasiswa Unsoed. Suasananya yang adem dan berada di dekat kaki Gunung Slamet serta dipenuhi wisata alam dan non alamnya membuat Baturraden jadi pilihan utama mahasiswa untuk menenangkan diri sejenak. Nggak cuman mahasiswa sih, Baturraden memang jadi top of mind tempat healing orang Purwokerto dan sekitarnya.

Jarak tempuh dari Unsoed ke Baturraden tidaklah terlalu jauh, kurang lebih 20 menit. Untuk jalurnya juga sudah aman, sudah beraspal tapi agak naik dikit buat sampai ke sana. Jika nggak ada motor pun sekarang ada Trans Banyumas yang bisa dinaiki sampai Terminal Baturraden.

Beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi di wilayah Baturraden seperti lokawisata Baturraden, Small Word, Pancuran Pitu, Telaga Sunyi, Kebun Raya, Curug Telu, Curug Jenggala, Taman Langit, dan masih banyak lagi. Pokoknya selama kuliah di Unsoed, asupan healing akan tercukupi dan tugas-tugas kuliah jadi cepat teratasi.

Biaya hidupnya murah

Menyoal alasan mau melanjutkan kuliah, biasanya yang dilakukan pertama kali oleh calon mahasiswa adalah melihat tingkat akreditasi kampus dan jurusan, kemudian aspek lainnya mengikuti. Hal ini tentunya sudah pasti, siapa sih yang nggak mau kuliah di kampus dengan akreditasi bagus dan mampu menghasilkan orang-orang sukses. Siapa tau bisa ikutan sukses juga, kan. Aamiin!

Tapi, aspek lainnya juga tak kalah penting, salah satunya adalah biaya hidup. Nggak salah emang, kuliah kan juga harus bisa menyesuaikan dengan kondisi keuangan orang tua. Jadi harus pinter ngatur pengeluaran buat biaya hidup sehari-hari. Bahkan aspek “biaya hidup yang murah” sering ditemui dalam sub-judul artikel yang membahas alasan harus memilih kuliah di kampus X misalnya. Sepenting itu memang kalau urusan yang kaitannya sama biaya.

Berbicara mengenai biaya hidup, Purwokerto yang merupakan ibu kotanya Banyumas ini memang dikenal ramah dengan konsep biaya hidup murah, terkhusus bagi mahasiswa rantau. Purwokerto masih bisa lah dibandingin dikit sama Solo dan Jogja untuk urusan kos dan makan. Untuk biaya kos di sekitar Unsoed sendiri umumnya antara 300-650 per bulan, itu pun tergantung fasilitas yang diberikan. Jika beruntung, bisa mendapat harga miring dan full akses. Dulu saya beruntung mendapat kos harga sekitar harga 300-an dan sudah termasuk wifi, listrik, dan air. Meski kamar mandi di luar, untungnya bersih dan jarang banget antre. Jadi, nyari kos harus pinter survei kesana kemari buat dapetin harga yang pas.

Makan masih murah, kok

Selain kos, harga makan untuk sehari-hari pun terhitung murah. Purwokerto, meski makin gemerlap, tak lantas jadi tak manusiawi perkara makananan. Harga makan dengan isian sayur plus lauk ayam berkisar 10-15 ribu, tergantung jenis olahan ayamnya. Sedangkan untuk nasi sayur ditambah telur biasanya 8 ribu rupiah saja. Kalau ingin lebih irit lagi, masak nasi sendiri adalah solusi terbaik yang bisa dilakukan. Warmindo dan nasi padang versi 10 ribu juga gampang ditemui. Pokoknya nggak bikin dompet kering. Oh iya, rekomendasi warmindo terbaik menurut saya adalah Warmindo Mang Kumis, nasi orak-orik plus nutrisari rasa nanasnya bikin nagih.

Nah, itulah beberapa serba-serbi cerita kuliah sebagai anak Unsoed, Purwokerto. Cerita suka maupun duka waktu kuliah pasti ada. Tapi, cerita yang berkesan dan membekas belum tentu terulang kembali di masa yang akan datang. Kalau cerita versimu sebagai cucu jenderal kayak gimana?

Sumber gambar: Akun Instagram Official Unsoed

Penulis: Andrian Juli Ratmono
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Salah Kaprah tentang Unsoed yang Paling Sering Saya Dengar

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version