Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Surabaya memang Cocok Jadi Kota Tujuan Belajar, tapi Pikir-pikir Dulu kalau Mau Kuliah di Sini!

Adhitiya Prasta Pratama oleh Adhitiya Prasta Pratama
1 Agustus 2024
A A
Surabaya memang Cocok Jadi Kota Tujuan Belajar, tapi Pikir-piki Dulu kalau Mau Kuliah di Surabaya! biaya hidup di surabaya

Surabaya memang Cocok Jadi Kota Tujuan Belajar, tapi Pikir-piki Dulu kalau Mau Kuliah di Sini!

Share on FacebookShare on Twitter

 Sebentar lagi, waktu saya kuliah di Surabaya berakhir. Waktu berlalu begitu cepat, meninggalkan yang seharusnya. Tapi, di ujung waktu, saya justru berpikir, apakah Surabaya memang tempat yang tepat untuk mengenyam pendidikan?

Saya memilih Kota Pahlawan sebagai kota tujuan belajar bukan tanpa alasan. Untuk memilihnya, saya perlu satu tahun sendiri untuk berpikir dan merenung, apakah Kota Surabaya adalah kota yang tepat untuk saya belajar. Hidup di kota besar dan jauh dari keluarga membuat saya harus berpikir seserius itu. Bagaimana nanti saya beradaptasi dengan lingkungannya, orang-orangnya, atau bahkan dengan cuacanya.

Yang saya pahami, untuk kuliah di Surabaya, entah di kampus mana pun, calon mahasiswa perlu berpikir matang-matang. Sebab, kota besar seperti Surabaya belum tentu seperti apa yang dibayangkan. Pertama, bagi mahasiswa perantauan harus siap-siap LDR dengan keluarga. Bakal sering nanti kalian akan menangis karena rindu rumah. Kedua, kalian mungkin mulai menyesal tinggal di sini. Sebab hiruk-pikuk Surabaya memang kelewat kacau, dan pastinya akan menyerang jiwa dan raga kalian juga.

Mahasiswa introvert nggak cocok hidup di sini

Surabaya mungkin bisa disebut daerah melting pot di Indonesia. Di sini, kita bisa melihat banyak sekali pendatang yang wira-wiri, dari belajar hingga bekerja. Keberagaman orang-orangnya mungkin sangat terasa, apalagi Surabaya terkenal dengan Budaya Arek-nya.

Saya beberapa kali membaca tentang kajian Budaya Arek di Surabaya. Saya menyimpulkan kalau Budaya Arek ini berisi nilai-nilai keberagaman, kebersamaan, dan gotong-royong. Singkatnya, siapa pun yang ada di Surabaya, mau nggak mau harus melebur. Dengan kata lain, Budaya Arek ini ekstrovert banget, lah.

Nahasnya, nggak semua mahasiswa perantauan memiliki karakter ekstrovert. Lantaran banyak mahasiswa di Surabaya yang berasal dari desa untuk melanjutkan pendidikan. Karakter mahasiswa dari desa di awal-awal biasanya memilih untuk main aman dan tak banyak bertingkah. Tak heran jika banyak yang pendiam dan sungkan.

Masalahnya, bila karakter itu harus ditabrakkan dengan Budaya Arek di Surabaya, agak susah untuk menerima. Tapi ini hanya butuh adaptasi.

Untungnya, saya bisa berhasil beradaptasi dengan Budaya Arek itu. Sehingga saya bisa survive di sini dengan sedikit air mata. Lantaran awal-awal saya datang ke sini, saya culture shock banget. Bagaimana tidak, ketika saya ada di desa yang kental akan budaya sungkan, harus mengikuti lingkungan Surabaya yang serba ceplas-ceplos. Pertama kali, jujur saya merasa tersinggung dan sakit hati dengan karakter orang Surabaya yang seperti itu. Sehingga akhirnya saya jadi takut untuk bersinggungan dengan orang lain di sana.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Kuliah di Surabaya kudu siap mental. Kudu, banget

Ternyata, culture shock ini juga dirasakan oleh beberapa rekan saya yang dari desa juga. Mereka bahkan merasa nggak betah tinggal di Surabaya yang kelewat ekstrovert itu. Padahal, waktu itu kami masih semester dua. Mereka kaget karena di desanya, intonasi yang digunakan untuk berbicara sangat pelan. Apalagi ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, harus lirih plus memakai bahasa kromo (Jawa halus).

Namun, di Surabaya, batasan usia seperti nggak dihiraukan keberadaannya. Anak-anak yang masih belia bahkan dengan mudahnya berbicara dengan bahasa ngoko (Jawa kasar) dengan orang tua. Tentunya, lengkap dengan intonasi yang tinggi dan keras, ditambah dengan imbuhan cak-cuk-cak-cuknya itu.

Bahkan, dari situasi itu, juga ada sedikit fakta. Adik tingkat saya, yang berasal dari desa, sampai mengalami sakit berhari-hari. Hal itu disebabkan karena dia seperti merasa dibentak oleh gaya bahasa orang Surabaya ketika sedang berbicara. Bagi sebagian orang Surabaya, ini mungkin terkesan biasa saja. Tapi, bagi mahasiswa yang berasal dari daerah yang budayanya berbeda jauh, ya pasti merasa sakit hari.

Jadi, untuk kuliah di Surabaya, setidaknya persiapkan mental yang kuat dulu, ya, Gaes. Ingat, apa yang kalian yakini, bisa jadi tak berlaku di tempat baru.

Mahasiswa dengan uang bulanan pas-pasan lebih baik kuliah dekat rumah

Selain mempersiapkan mental yang tangguh, saya menyarankan kalian jika ingin tinggal di Surabaya untuk belajar, pastikan kalian sudah mempersiapkan kecukupan ekonomi dengan bijak. Sebab, di Surabaya nyatanya nggak seperti video yang seliweran di beranda media sosial kalian. Misalnya, makanannya terjangkau, kost-kostannya murah, dan semuanya serba hemat, saya sarankan jangan langsung percaya.

Saya yang masih dibantu dengan beasiswa Pemkab saja harus pontang-panting demi hidup di sini. Saya yang di rumah bisa makan tiga kali sehari dan jajan, di sini saya makan dua kali saja sudah untung. Itu pun saya nggak jajan kalau misalnya ada acara gathering dengan mahasiswa lain.

Begitu pula dengan harga kost-kostannya. Begitu sulit menemukan kost yang sesuai dengan kemampuan ekonomi kita. Lantaran kost di Surabaya, terutama dekat kampus, selalu memiliki format yang sama. Misal ingin murah, kalian harus rekasa. Karena biasanya jarak dari kampus sangat jauh. Dan, kelewat kumuh.

Kalau mau sedikit mahal, itu pun hanya dihitung berdasarkan alat elektroniknya. Misalnya, jika di sana ada AC akan lebih mahal, ada Wi-Fi juga semakin mahal. Bayangkan saja, mahasiswa dari keluarga gaji UMR yang nggak dibantu beasiswa. Bayangin aja dulu.

Belum lagi ketika kalian harus keluar untuk membeli makanan bulanan di minimarket. Kalian pasti akan mengeluarkan biaya tambahan. Pengeluaran itu berasal dari sesuatu yang sama sekali nggak kalian duga, yakni datang dari tukang parkir liar. Yap, di Surabaya fenomena seperti itu nggak bisa kalian hindarkan. Mau nggak mau, kalian harus menyiapkan setidaknya paling sedikit Rp2 ribu sampai Rp5 ribu untuk membayarnya.

Meski semua itu hal yang biasa dan memang harga yang harus dibayar saat merantau, tapi saran saya pikirkan dua kali dulu kalau kalian ingin kuliah di Surabaya. Ini serius.

Kuliah di Surabaya itu memang bagus, tapi…

Terlepas dari semua itu, saya akui Kota Surabaya memang tempat yang sangat cocok sebagai kota tujuan belajar. Nuansa indah perkotaan membuat siapa pun merasa menjadi mahasiswa yang utuh di sini. Sebab, infrastruktur yang dibutuhkan semuanya ada. Mulai dari transportasi publik, perpustakaan, hingga taman kota juga tersedia.

Namun, kelengkapan yang ada di Surabaya itu tentu nggak langsung bisa dinikmati sembarangan. Kalian harus mempersiapkan setidaknya hal-hal di atas tadi, seperti keuangan dan tenaga ekstra. Plus, utamanya adalah mental. Jika mental kalian masih merasa inferior dan nggak berani beradaptasi dengan lingkungan Surabaya, selalu ada potensi kalian akan merasa sendiri dan kesepian.

Sebab hal ini kemungkinan membuat kalian terlihat sangat kaku. Jika kalian terlihat kaku, kalian akan sering nggak diajak dalam hal-hal apa pun. Kalau sering nggak diajak, itulah biangnya kesepian. Kalau kesepian, maka itu yang bikin kalian stress dan sakit hingga nggak betah lagi melanjutkan hidup di sini.

Saya, sih, menyarankan kalau kalian mau kuliah di Surabaya, coba pikirkan dua kali. Semua citra yang ditampilkan oleh media sosial tentang Surabaya kadang-kadang kelewat ngawur dan hiperbola. Banyak yang menampilkan Kota Surabaya sebagai kiblat pendidikan, tapi hal-hal paling menyiksa sering kali nggak diceritakan. Maksud saya, mending kalian menangis 4 hari karena nggak jadi kuliah di Surabaya ketimbang harus menangis 4 tahun saat tinggal di Surabaya, deh.

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kuliah di Surabaya Memberikan Hal-hal yang Tak Bisa Jogja Tawarkan, Ironi Pudarnya Predikat Kota Pelajar

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2024 oleh

Tags: budaya arekharga kos di surabayakuliah di surabayamentalSurabaya
Adhitiya Prasta Pratama

Adhitiya Prasta Pratama

Seorang mahasiswa yang hobi baca apa aja di depannya.

ArtikelTerkait

Jembatan Suramadu: Penghubung Antarpulau Sekaligus Portal Mesin Waktu Surabaya dan Madura

Jembatan Suramadu: Penghubung Antarpulau Sekaligus Portal Mesin Waktu

17 Maret 2023
Ketintang, Neraka bagi Perantau Saat Ramadan Tiba

Ketintang, Neraka bagi Perantau Saat Ramadan Tiba

26 Maret 2023
Membayangkan Nasib Warga Surabaya Tanpa Royal Plaza Surabaya

Membayangkan Nasib Warga Surabaya Tanpa Royal Plaza Surabaya

7 Maret 2025
Surabaya memang Cocok Jadi Kota Tujuan Belajar, tapi Pikir-piki Dulu kalau Mau Kuliah di Surabaya! biaya hidup di surabaya

Biaya Hidup di Surabaya Benar-benar Tinggi, Uang 100 Ribu Seakan Nggak Ada Harganya

12 Agustus 2024
Surat Cinta untuk CakJi Surabaya: Kami Bukan Nyaman dengan Kendaraan Pribadi, tapi Nggak Punya Pilihan Lain!

Surat Cinta untuk CakJi Surabaya: Kami Bukan Nyaman dengan Kendaraan Pribadi, tapi Nggak Punya Pilihan Lain!

5 Juni 2022
Samsat Surabaya Harusnya Belajar dari Indomaret Soal Pelayanan dan Fasilitas yang Baik

Samsat Surabaya Harusnya Belajar dari Indomaret Soal Pelayanan dan Fasilitas yang Baik

6 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.