Percayalah, nggak semua orang sanggup kuliah di Kota Semarang.
Calon mahasiswa perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum melanjutkan pendidikan tinggi. Biasanya mereka akan mempertimbangkan perguruan tinggi, jurusan, dan biaya kuliah. Mereka terkadang luput memperhatikan kota atau daerah yang akan dituju. Padahal, hal ini penting lho, apalagi bagi bagi calon mahasiswa yang belum pernah merantau.
Sebagai lulusan salah satu kampus di Kota Semarang, saya merasa ingin berbagi pengalaman menjadi mahasiswa di Kota Lumpia. Tulisan ini semoga bisa membuka mata para calon mahasiswa sebelum menghadapi kota yang satu ini. Sebab, ada beberapa hal yang saya rasa sulit dihadapi oleh orang baru. Biar nggak banyak fafifu was wes wos, di bawah ini 4 tipe mahasiswa yang nggak cocok kuliah di Kota Semarang:
Daftar Isi
#1 Kuliah di Semarang, tapi nggak siap bergelut dengan panas
Calon mahasiswa harus siap menghadapi Semarang yang panas. Ini jadi harga yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Sudah jadi rahasia umum kalau kota ini panasnya nggak ngotak. Sampai-sampai ada guyonan yang mengatakan bahwa Kota Lumpia ini punya dua mataharinya atau jarak kota ini ke matahari lebih dekat daripada jarak planet-planet lain.
Itu mengapa, kalau kalian nggak tahan panas, sebaiknya jangan coba-coba kuliah di Semarang. Terlebih jika tempat asal kalian adalah daerah yang adem semacam Kota Batu, Puncak Bogor, dan Dataran Tinggi Dieng. Pasti panasnya kota ini jadi tantangan tersendiri.
#2 Nggak mampu menyewa kos fasilitas AC
Masih berhubungan dengan hawa yang panas. Kalian yang nggak tahan panas dan masih bersikukuh kuliah di Semarang, saya masih punya solusinya. Namun, solusi ini nggak cocok bagi calon mahasiswa kaum mendang-mending. Sebab, solusi ini perlu kocek yang nggak sedikit.
Saya sarankan kalian rela merogoh kocek lebih dalam untuk menyewa kos yang ber-AC. “Kalau mampunya beli kipas angin aja gimana, Mas?”. Bisa, bisa basah kuyup badan kalian karena “terpanggang” dalam kost pada siang hari bolong.
Percaya sama saya, kipas merek apa pun menyerah menghadapi panasnya kota ini. Kalau kipas bisa ngomong, saya yakin mereka sudah minta resign dari tugasnya membuat adem cuaca pada sebuah ruangan di Kota Semarang. Pakai kipas angin dalam kost hanya menabur garam di lautan alias nggak ada faedahnya.
Baca halaman selanjutnya: #3 Kuliah di Semarang, tapi …
#3 Kuliah di Semarang, tapi nggak siap siaga bencana banjir
Panas bukan satu-satunya masalah. Salah satu masalah paling akut di Semarang adalah banjir. Saking parahnya banjir di sana, banjirnya pun beragam. Ada banjir rob, banjir bandang, sampai banjir akibat air hujan.
Oleh sebab itu, orang yang ingin kuliah di Semarang wajib siap siaga dengan musibah banjir. Paling tidak, mereka memiliki pengetahuan cara menghadapi banjir. Soalnya, banjir sudah menjadi peristiwa tahunan di sana.
Kalau mahasiswa asal Jakarta dan sekitarnya seharusnya nggak terlalu kaget dengan kondisi Semarang. Mengingat masalah di Jakarta dan Semarang sebenarnya serupa, sama-sama panas dan sama-sama kerap mengalami bencana banjir.
#4 Suka naik kendaraan pribadi, mending naik transportasi umum
Sebenarnya ini lebih ke saran sih, buat mahasiswa yang ingin kuliah di Semarang lebih baik memanfaatkan dan membiasakan naik transportasi umum di sana. Kalian jangan melulu naik kendaraan pribadi dan bikin macet jalanan di Semarang. Apalagi, kota ini sebenarnya sudah punya Trans Semarang. Menurut saya, secara keseluruhan, Trans Semarang itu BRT terbaik kedua di Indonesia.
“Kok terbaik kedua sih, Mas?” Ya, terbaik kedua, soalnya yang terbaik pertama itu masih Trans Jakarta. Di Indonesia, saya rasa belum ada kota yang sistem transportasi umumnya sebaik Jakarta.
Semarang bak surga bagi calon mahasiswa yang suka naik transportasi umum. Hampir setiap sudut kotanya dapat disambangi dengan naik Trans Semarang. Bahkan, bandara sekali pun. Jadi, nggak perlu-perlu amat menganggarkan beli kendaraan pribadi selama kuliah di sana.
Di atas 4 tipe mahasiswa yang sebaiknya nggak kuliah di Kota Semarang. Kalau kalian termasuk dari tipe mahasiswa yang saya sebutkan tadi, tapi mau tetap kuliah di sana, ya monggo saja. Kalian bisa kok menghadapi panas dan banjirnya Kota Lumpia dengan sedikit menyeka air mata selama di perantauan.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.