Memilih Kuliah di Semarang Adalah Keputusan Terbaik yang Pernah Saya Buat dalam Hidup

Memilih Kuliah di Semarang Adalah Keputusan Terbaik yang Pernah Saya Buat dalam Hidup

Memilih Kuliah di Semarang Adalah Keputusan Terbaik yang Pernah Saya Buat dalam Hidup

Kuliah di Semarang adalah pilihan hidup terbaik yang pernah saya buat, dan tidak ada rasa sesal sedikit pun hingga kini

Dalam perjalanan hidup, setiap orang pasti dihadapkan pada keputusan besar yang tidak selalu mudah. Ada yang kelak membawa rasa syukur, tapi tak sedikit pula yang menimbulkan penyesalan. Salah satu momen penting itu bagi saya muncul saat menentukan kota dan kampus untuk melanjutkan studi. Di masa sekolah SMA, sebagian besar teman saya cenderung memilih Yogyakarta sebagai kota tujuan. Kota yang identik dengan pelajar dan suasana akademik yang kental.

Namun, saya justru mengambil jalan berbeda. Sejak awal, hati saya condong ke Semarang. Bukan karena gagal diterima di UGM atau UNY. Saya bahkan tidak mendaftar di kampus tersebut. Pilihan itu lahir dari keyakinan pribadi bahwa Semarang adalah tempat paling tepat untuk tumbuh dan belajar. Kini, setelah menuntaskan masa perkuliahan, saya semakin yakin bahwa keputusan itu adalah salah satu pilihan hidup terbaik yang pernah saya buat.

Ada beberapa alasan—atau lebih tepatnya “otak-atik gatuk”—yang membuat saya tidak menyesal memilih Semarang. Berikut ceritanya.

Jarak tempuh dengan daerah asal tentu jadi alasan pertama saya

Alasan pertama saya memilih kuliah di Semarang adalah faktor jarak dari kampung halaman. Meski saya suka touring dan menjelajah suatu daerah menggunakan motor, tetap saja jarak tempuh jadi pertimbangan penting. Dari Blora, perjalanan ke Semarang hanya sekitar tiga jam. Bandingkan dengan Yogyakarta yang bisa mencapai empat sampai lima jam, belum termasuk ongkos dan kondisi jalan.

Transportasi ke Semarang pun jauh lebih praktis. Ada jalur kereta dari Stasiun Cepu langsung ke Stasiun Poncol atau Tawang. Rute ke Jogja sekarang memang sudah tersedia, tapi harganya lebih mahal, antara Rp180.000–Rp480.000. Sementara tiket dari Cepu ke Semarang cuma Rp49.000–Rp75.000. Bayangkan kalau harus bolak-balik Cepu–Jogja rutin; tentu berat baik dari segi biaya maupun tenaga.

Jadi, memilih kuliah di Semarang selain logis dan efisien, tapi juga bisa lebih hemat waktu maupun biaya.

Semarang nggak kalah dari Jogja

Banyak orang masih beranggapan bahwa Yogyakarta adalah satu-satunya kota pelajar terbaik di Indonesia. Nggak sepenuhnya keliru, sih. Namun bagi saya, Semarang tetap memiliki daya tarik yang tak kalah potensial. Kota ini menawarkan keseimbangan antara sejarah dan modernitas—dari bangunan kolonial di Kota Lama hingga kampus-kampus besar yang menjadi pusat aktivitas mahasiswa dari berbagai daerah.

Semarang mampu menghadirkan atmosfer belajar yang dinamis dan terbuka. Kegiatan akademik berpadu dengan beragam aktivitas sosial, komunitas kreatif, serta ruang diskusi yang hidup. Di sini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk cerdas di kelas, tetapi juga peka terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Bagi saya pribadi, Semarang bukan sekadar tempat menimba ilmu, melainkan ruang untuk menempa karakter dan memperluas pandangan hidup. Kota ini mengajarkan bahwa belajar bisa datang dari mana saja—dari kampus, pergaulan, hingga pengalaman sehari-hari. Itulah sebabnya, saya tidak pernah nyesel memilih Semarang sebagai kota untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Semarang juga menawarkan banyak prospek kerja atau peluang merintis usaha setelah lulus kuliah

Hal ketiga yang membuat saya yakin nggak menyesal kuliah di Semarang adalah peluang kerja yang cukup beragam setelah mentas perkuliahan. Bahkan hanya beberapa bulan setelah wisuda, saya bisa beruntung langsung mendapatkan pekerjaan. Walau memang nggak sesuai jurusan, sih. Meski demikian justru itulah yang membuat Semarang menarik. Di sini masih banyak pilihan karier dengan gaji UMR yang jauh lebih realistis, dibanding Jogja.

Selain menawarkan prospek pekerjaan tetap, kota ini juga ramah untuk yang ingin mencoba usaha kecil atau ingin menambah pemasukan dengan menggeluti kerja sampingan. Jadi, tetap ada ruang untuk belajar, berkembang, dan mencoba hal baru tanpa terlalu terbebani soal biaya hidup.

Tentu saja, Semarang tetap tidak menjamin semuanya akan jadi lebih mudah. Persaingan kerja tetap ada, apalagi untuk posisi bergaji tinggi atau strategis. Memulai dari posisi “biasa” itu wajar, dan usaha kecil pun nggak otomatis bisa langsung sukses. Perlu kerja keras, ketekunan, dan strategi di dalamnya. Intinya, kuliah di Semarang nggak serta merta menjamin hidup mulus, tapi kota ini memberikan peluang lebih realistis untuk terus belajar, beradaptasi, dan lebih berani dalam berinovasi.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 7 Kampus di Semarang Ini Bikin Kalian Yakin bahwa Semarang Adalah Tempat Terbaik untuk Menimba Ilmu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version